Terlahir sebagai perempuan, kebanyakan dari kami kayaknya mengalami masa kecil yang delusional. Berasa jadi putri karena ini-itu dibantu orang, berasa bahagia karena apa-apa maunya selalu dikabulkan, berasa hidup itu membahagiakan karena nggak melihat pertengkaran orang dewasa. Walaupun nggak semuanya begini sih, ya. Kalau saya, dulu begitu. Papa saya nggak menjabarkan realita hidup sehingga saya selalu mendapat masa kecil yang menyenangkan. Ketika Papa wafat dan nyokap orangnya realistis, saya tahu, bahwa kedepannya, hidup saya tidak akan berakhir seperti dongeng or any fairy tale who has happy ending.
Mau tahu dongeng Papa saya berupa apa? Baca di sini, ya. :')
Nah, seiring berjalannya waktu, ketika mengenal lawan jenis, hidup kami nih sebagai perempuan, kok, rasanya rumit banget ya di mata kalian? Remponglah, katanya penuh misteri, katanya terlalu menuntut inilah-itulah, pokoknya lelaki selalu memandang bahwa perempuan penuh rahasia dan ribet.
Bahkan saya sempat menyaksikan beberapa kawan yang sedang menjalin hubungan, itu mereka pernah di titik tertentu, bisa berantem karena hal sepele. Padahal yah, jatuh cinta itu kan urusan sederhana, yang membuatnya rumit adalah pikiran perempuan. #EhGimana
Perempuan adalah mahkluk istimewa. Kami nih, punya 12 fase dalam hidup terlepas dari agama, suku, dan jumlah usia hidupnya, fase ini selalu dialami semua perempuan. Apa saja?
Gempi lucu banget aduuuuuuuuh >.< FYI, ini anaknya Giselle dan Gading Marten
1. Fase Bawaannya Pengin Dicubit-cubit.
Ihik! Ini kejadian puluhan tahun yang lalu kalau saya, hahaha. Masa di mana kita nggak paham apa pun yang penting senyum dan nangis. Senyum pas mau mandi, senyum dikasih makan, senyum sebelum tidur, senyum kalau lihat om ganteng, nangis kalau lapar, nangis kalau tiba-tiba merasa sepi. Kejadian ini tentunya cuma sekitaran usia 0-36 bulan sih, ya. Saya nggak ingat kapan nangis kapan senyum, tapi melihat foto-foto lama, di sana seakan menjelaskannya.
Kakak Amora, anaknya Mami KD *.*
2. Fase Diuyel-uyel Karena Kelakukan Polosnya.
Sampai di usia sebelum tujuh tahun, anak perempuan akan selalu diuyel-uyel. Apa ya maksudnya, pokoknya tuh kelakuan di usia segitu lagi lucu-lucunya. Lagi rajin-rajinnya niru sikap orang dewasa. Entah nyapu, belajar, bantu mama masak... Belum lagi niru-niru kartun putri-putrian macam Anna Elsa di Frozen, atau Tangled, atau Barbie, Cinderella, pokoknya kisah putri kerajaan yang imut-imut biasanya kita tiru tuh ya sambil babibu nggak jelas. Pokoknya masa-masa ini, konon, adalah masa yang nggak akan pernah dilupakan orangtua. :')
3. Fase Diiming-iming Akan Kehidupan yang Lebih Baik di Masa Depan.
Kami belajar banyak hal melalui LKS pelajaran, tontonan, buku bacaan, musik, sejarah, dan kisah-kisah yang diceritakan dari mulut ke mulut. Sudah mulai realistis untuk nggak berandai-andai bisa bikin seluruh dunia jadi negara es cuma lewat sentuhan. Kadang, apa yang kami pelajari nggak cukup memuaskan rasa penasaran. Makin banyak nanya, banyak searching, eh setelah banyak tahu malah jadi ruwet sendiri sama informasi yang kami punya. Mungkin inilah bagi beberapa orang, perempuan itu rumit. Rese. Banyak nanya. Banyak ngatur karena ngerasa paling tahu. Nyebelin. Tapi ngangenin.
Kami banyak belajar di masa ini. Termasuk belajar pakai BB Cream.
4. Fase Di-brengsek-brengsek-in Sama Sahabat.
Cara perempuan menjalin persahabatan, dengan cara lelaki, itu beda. Perempuan itu sangat, sangat mengistimewakan siapa saja yang sudah dilabeli sebagai sahabat. Perempuan akan mudah menjadi loyal, kasih semua kepercayaannya, setia, dan selalu ada buat kamu. Makanya kami selektif banget milih sahabat. Apalagi sejak ada kasus Bunda Maia Estianty yang dulunya sohib ikrib sama Tante Mulan Jameela, tuh. Nyokap saya aware banget sambil terus ngasih wejangan agar hati-hati memilih sahabat. "Supaya dalam hidup kamu, nggak ada kasus sahabat nikam dari belakang," she said.
Tapi kalau kamu sahabatan sama perempuan, kami nggak segan nge-bangsat-bangsat-in kamu langsung di depan muka. Karena kami sayang dan nggak mau kesayangan kami terjembab ke hal yang buruk. Cuma, kadang caranya nggak bisa halus. Percayalah, itu lebih baik daripada diomongin di belakang.
5. Fase Bwaannya Pengin Dimanja Sama Kesayangan.
Setelah banyak tahu info dan pikirannya jadi rumit, dari sana juga alasan kenapa perempuan jadi lebih cepat dewasa. Kemudian, jatuh cinta. Ahyey! Banyak yang ngaku belum pernah pacaran, belum menikah, belum menemukan yang pas, dan segerobak alasan lainnya. Ah, tetapi semua perempuan pasti pernah jatuh cinta, cepat atau lambat. Pada fase ini, semua perempuan sama. Nggak mandang apakah dia perempuan ambisius, mandiri, keren, tomboy, childish, galak, jutek, dkk-dll, kami pasti suka diperhatiin. Suka dimanja. Suka dibahagiakan dengan kenyataan, bukan sekadar kata-kata. Sayangnya, lelaki berpikir kami banyak maunya. Padahal nggak, kok. Cukup diperhatiin dan sesekali dijajanin sepatu atau make-up aja, udah. X) Oh, atau diajak ke Jung Coffee di Rawamangun. Semua perempuan kayaknya suka dibawa ke sini :)
~ Disclaimer : Tulisan ini subjektif, tidak disponsori, tidak diobservasi, tidak untuk provoke suatu pihak, tidak dikonsultasikan terlebih dahulu ke psikolog, DAN tidak perlu dianggap serius. It's just my own thought, and thanks for reading!
Untuk baca kelanjutannya, click here to the next fase!
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)