Apa Itu Program SATU Indonesia Awards?
Kisah Inspiratif Penerima SATU Indonesia Awards 2025: Pemuda Penggerak Negeri
Dalam membaca laporan terbaru tentang 16th SATU Indonesia Awards 2025, saya merasa terinspirasi sekaligus optimis bahwa generasi muda di Indonesia benar-benar bisa menjadi ujung tombak perubahan sosial berkelanjutan. Astra menghargai lima sosok muda luar biasa, masing-masing berkontribusi nyata di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. Lima penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2025 adalah:
-
Alvin Henri — dari Sumatera Utara
-
Imelda Riris Damayanti — dari DKI Jakarta
-
Hanzalah Rangkuti — dari Sumatera Utara
-
Tatag Adi Sasono — dari Jawa Timur
-
Oka Bayu Pratama — juga dari Jawa Timur
Kabar baiknya, masing-masing dari mereka menerima dukungan berupa dana kegiatan senilai Rp 65 juta, serta pembinaan dan kesempatan kolaborasi bersama program sosial Astra seperti Desa Sejahtera Astra dan Kampung Berseri Astra.
Bidang Penghargaan SATU Indonesia Awards
Imelda adalah pendiri Never Okay Project (NOP), sebuah gerakan pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja dan lingkungan pendidikan. Sejak didirikan pada 2017 bersama rekannya, NOP telah melatih ribuan orang: tercatat 3.582 peserta pelatihan dari 12 kota, bekerja sama dengan 53 institusi.
Lebih dari itu, NOP sudah mendampingi puluhan penyintas (sekitar 117 orang) dengan pendampingan hukum, psikologis, serta pemulihan mental. Apa yang dilakukan Imelda bukan sekadar kampanye melainkan upaya mengubah sistem: mendorong penerapan kebijakan anti-kekerasan, sistem pelaporan yang aman, dan budaya kerja dan belajar yang lebih menghormati martabat semua orang.
Melalui sistem "tabungan sampah", plastik tak lagi dilihat sebagai limbah semata, tetapi diolah menjadi barang bernilai — seperti ecobrick, kerajinan upcycle, bahkan balok HDPE yang bisa digunakan lagi. Konsep ini sangat inspiratif: memperbaiki lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi komunitas lokal.
Saat ini, Mitra Ternak Farm sudah memiliki lebih dari 300 mitra aktif dan melayani ratusan ekor domba untuk kebutuhan seperti aqiqah dan qurban. Bahkan pasar mereka sudah meluas ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. Menurutnya, peternakan desa bukan hanya soal bisnis, tapi cara memberdayakan komunitas desa agar lebih mandiri dan berkelanjutan.
Tingkat akurasi aplikasi ini sangat tinggi, yaitu 95%, membuatnya sangat berguna untuk riset dan konservasi laut. SeeShark sudah digunakan oleh enumerator di beberapa wilayah seperti Banyuwangi, Lamongan, dan Lombok Barat untuk memantau tangkapan hiu. Inovasi Oka membuka jalan bagi konservasi laut yang lebih terdata dan efektif, sekaligus membantu penegakan pengawasan perikanan untuk spesies yang rentan.
Membaca kisah dari Alvin, Imelda, Hanzalah, Tatag, dan Oka, saya merasa bahwa perubahan besar bisa dimulai dari inisiatif-individu muda yang berani melihat masalah sebagai peluang. Mereka mewakili wajah pemuda Indonesia yang berpikir jauh ke depan: tidak sekadar mencari untung, tetapi memikirkan dampak sosial dan lingkungan.
Kolaborasi Astra melalui SATU Indonesia Awards juga memberi bukti konkret bahwa dukungan institusi swasta sangat dibutuhkan untuk mempercepat inovasi sosial. Dana + pembinaan yang mereka terima tidak hanya sebagai hadiah, tetapi alat untuk memperkuat jejak karya mereka agar lebih luas dan berkelanjutan.
Bagi saya, kisah mereka adalah pengingat bahwa generasi muda memiliki potensi luar biasa untuk menciptakan dampak nyata — selama kita percaya, memberi ruang, dan mendukung aksi positif mereka. Dan lebih dari itu, mereka mengajarkan bahwa pekerjaan sosial sekaligus inovasi bisa berjalan beriringan: solusi ekonomi bisa ramah lingkungan, teknologi bisa melindungi alam, dan pemberdayaan komunitas bisa berdasar pendidikan dan sistem yang manusiawi











