Apresiasi SATU Indonesia Awards Astra: Ujung Tombak Prubahan Sosial yang Berkelanjutan

Ada satu hal yang selalu membuat saya tertegun setiap kali menulis yang berkaitan tentang Indonesia: in this economy, saya selalu salut dengan semangat masyarakat kita yang tak pernah padam. 

Di tengah keterbatasan, selalu ada individu dan komunitas yang memilih untuk bangkit, berbuat, dan menyalakan harapan di sekitarnya. Dan di antara banyaknya kisah inspiratif itu, saya sering menemukan satu benang merah dari kontribusi Astra pada masyarakat.

Di bawah pendampingan Astra, banyak desa telah menjadi pusat ekonomi baru yang mandiri dan berkelanjutan, dan kegiatan mereka juga bisa dilihat lewat SATU Indonesia Awards, ajang apresiasi yang diberikan Astra sejak 2010 untuk para anak muda yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat. 

Selama program ini diadakan, saya selalu memantau dan menyaksikannya setiap tahun, tapi baru di tahun 2025 ini tergerak untuk menuliskannya. Karena bagi saya, cara ini juga bisa jadi kontribusi kecil untuk menyampaikan informasi kepada teman-teman betapa Indonesia sebetulnya tidak kekurangan orang hebat.

SATU Indonesia Awards adalah ajang yang telah melahirkan lebih dari 500 penerima manfaat dari berbagai bidang: kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. Melalui program ini, Astra nggak cuma memberikan penghargaan, program Astra juga mendampingi mereka agar inisiatifnya dapat terus tumbuh lebih baik dan memberi dampak berkelanjutan.

Apa Itu Program SATU Indonesia Awards?

SATU Indonesia Awards adalah program apresiasi tahunan yang diinisiasi oleh PT Astra International Tbk (Astra) sejak tahun 2010 untuk memberikan penghargaan kepada anak-anak muda Indonesia yang memiliki kepedulian dan kontribusi nyata bagi masyarakat di sekitarnya.

Nama “SATU” adalah singkatan dari Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia, yang mencerminkan semangat Astra untuk berkolaborasi membangun negeri melalui karya generasi muda.

Program ini bertujuan menemukan dan mendukung para “pahlawan masa kini” individu atau kelompok berusia 16–35 tahun yang bekerja dengan penuh dedikasi untuk memajukan daerahnya. Astra tidak hanya memberi penghargaan, tetapi juga pendampingan berkelanjutan agar inisiatif mereka dapat terus berkembang dan berdampak luas.

Kisah Inspiratif Penerima SATU Indonesia Awards 2025: Pemuda Penggerak Negeri

Dalam membaca laporan terbaru tentang 16th SATU Indonesia Awards 2025, saya merasa terinspirasi sekaligus optimis bahwa generasi muda di Indonesia benar-benar bisa menjadi ujung tombak perubahan sosial berkelanjutan. Astra menghargai lima sosok muda luar biasa, masing-masing berkontribusi nyata di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. Lima penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2025 adalah:

1. Alvin Henri — dari Sumatera Utara

2. Imelda Riris Damayanti — dari DKI Jakarta

3. Hanzalah Rangkuti — dari Sumatera Utara

4. Tatag Adi Sasono — dari Jawa Timur

5. Oka Bayu Pratama — juga dari Jawa Timur

Kabar baiknya, masing-masing dari mereka menerima dukungan berupa dana kegiatan senilai Rp 65 juta, serta pembinaan dan kesempatan kolaborasi bersama program sosial Astra seperti Desa Sejahtera Astra dan Kampung Berseri Astra.

 

Bidang Penghargaan SATU Indonesia Awards

Setiap tahun, penghargaan diberikan kepada penggerak muda di lima bidang utama:

• Alvin Henri, Bidang Kesehatan: membantu meningkatkan layanan kesehatan masyarakat di daerah terpencil. Alvin mendirikan Medsense Your Study Buddy, platform edukasi medis digital yang sangat krusial. Melalui platform ini, modul pembelajaran, kuis, forum diskusi, dan evaluasi disediakan untuk mahasiswa kedokteran serta tenaga medis.

Ternyata, platform ini menjangkau Indonesia secara luas: lebih dari 200 ribu tenaga kesehatan telah terdaftar, dan sekitar 40 % penggunanya berasal dari luar Jawa, termasuk wilayah-wilayah terpencil di Papua dan Nusa Tenggara.

Dengan Medsense, Alvin membantu menjembatani kesenjangan akses pendidikan medis—ini sangat penting agar kualitas tenaga kesehatan bisa merata.

•  Imelda Riris Damayanti, Bidang Pendidikan: menciptakan akses dan kualitas pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak.

Imelda adalah pendiri Never Okay Project (NOP), sebuah gerakan pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja dan lingkungan pendidikan. Sejak didirikan pada 2017 bersama rekannya, NOP telah melatih ribuan orang: tercatat 3.582 peserta pelatihan dari 12 kota, bekerja sama dengan 53 institusi.

Lebih dari itu, NOP sudah mendampingi puluhan penyintas (sekitar 117 orang) dengan pendampingan hukum, psikologis, serta pemulihan mental. Apa yang dilakukan Imelda bukan sekadar kampanye melainkan upaya mengubah sistem: mendorong penerapan kebijakan anti-kekerasan, sistem pelaporan yang aman, dan budaya kerja dan belajar yang lebih menghormati martabat semua orang.

•  Hanzalah Rangkuti, Bidang Lingkungan: menjaga kelestarian alam melalui inovasi ramah lingkungan.

Hanzalah Rangkuti mendirikan Sumatera Trash Bank pada 2020 sebagai solusi berbasis komunitas. Dari Bukit Lawang (Sumatera Utara), Hanzalah mendirikan Sumatera Trash Bank, sebuah inisiatif ekonomi sirkular yang menjadikan sampah sebagai aset. Melalui konsep tabungan sampah, ia mengubah cara pandang warga agar plastik tidak lagi dianggap limbah, melainkan aset bernilai. Kini lebih dari 400 rumah tangga, sekolah, hotel, dan restoran menjadi nasabah aktif, dengan sampah plastik yang dikumpulkan diolah menjadi ecobrick, kerajinan upcycle, hingga balok HDPE bernilai jual tinggi.

 
Melalui sistem "tabungan sampah", plastik tak lagi dilihat sebagai limbah semata, tetapi diolah menjadi barang bernilai — seperti ecobrick, kerajinan upcycle, bahkan balok HDPE yang bisa digunakan lagi. Konsep ini sangat inspiratif: memperbaiki lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi komunitas lokal.

• Tatag Adi Sasono, Bidang Kewirausahaan: membangun usaha mandiri yang memberdayakan masyarakat.

Tatag adalah penggagas Mitra Ternak Farm, sebuah usaha peternakan domba yang sangat modern dan terintegrasi digital. Peternakan ini menggunakan teknologi seperti CCTV di kandang dan identitas ternak, plus sistem “titip ternak” yang memungkinkan banyak mitra desa untuk bergabung.

Saat ini, Mitra Ternak Farm sudah memiliki lebih dari 300 mitra aktif dan melayani ratusan ekor domba untuk kebutuhan seperti aqiqah dan qurban. Bahkan pasar mereka sudah meluas ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. Menurutnya, peternakan desa bukan hanya soal bisnis, tapi cara memberdayakan komunitas desa agar lebih mandiri dan berkelanjutan.

• Oka Bayu Pratama, Bidang Teknologi: menghadirkan solusi inovatif untuk masalah sosial dengan pendekatan teknologi.

Oka adalah pengembang SeeShark, sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang bisa mengenali spesies hiu hanya dari gambar bagian tubuh hiu tersebut, menarik sekali, ya!
Tingkat akurasi aplikasi ini sangat tinggi, yaitu 95%, membuatnya sangat berguna untuk riset dan konservasi laut. SeeShark sudah digunakan oleh enumerator di beberapa wilayah seperti Banyuwangi, Lamongan, dan Lombok Barat untuk memantau tangkapan hiu. Inovasi Oka membuka jalan bagi konservasi laut yang lebih terdata dan efektif, sekaligus membantu penegakan pengawasan perikanan untuk spesies yang rentan.

Selain itu, terdapat kategori tambahan untuk kelompok, komunitas, dan tokoh inspiratif pilihan juri maupun publik.

Membaca kisah dari Alvin, Imelda, Hanzalah, Tatag, dan Oka, saya merasa bahwa perubahan besar bisa dimulai dari inisiatif-individu muda yang berani melihat masalah sebagai peluang. Mereka mewakili wajah pemuda Indonesia yang berpikir jauh ke depan: tidak sekadar mencari untung, tetapi memikirkan dampak sosial dan lingkungan.

Kolaborasi Astra melalui SATU Indonesia Awards juga memberi bukti konkret bahwa dukungan institusi swasta sangat dibutuhkan untuk mempercepat inovasi sosial. Dana + pembinaan yang mereka terima tidak hanya sebagai hadiah, tetapi alat untuk memperkuat jejak karya mereka agar lebih luas dan berkelanjutan.

Bagi saya, kisah mereka adalah pengingat bahwa generasi muda memiliki potensi luar biasa untuk menciptakan dampak nyata — selama kita percaya, memberi ruang, dan mendukung aksi positif mereka. Dan lebih dari itu, mereka mengajarkan bahwa pekerjaan sosial sekaligus inovasi bisa berjalan beriringan: solusi ekonomi bisa ramah lingkungan, teknologi bisa melindungi alam, dan pemberdayaan komunitas bisa berdasar pendidikan dan sistem yang manusiawi

Tahu nggak, sejak pertama kali digelar, SATU Indonesia Awards telah melahirkan lebih dari 500 penerima penghargaan dan finalis dari seluruh Indonesia, lho. Mereka membawa perubahan positif yang nyata dari mendirikan klinik keliling, mengembangkan sekolah alternatif, hingga memberdayakan petani dan pelaku UMKM lokal. Tapi bukan cuma ini saja, Astra pun punya program lain yang keren sekali dan memberikan aksi nyata pada masyarakat, yaitu program Desa Sejahtera Astra dan program Kampung Berseri Astra!

Astra Menginspirasi Lewat Tindakan Nyata

Dari ketiga program yang diberikan Astra, yaitu SATU Indonesia Awards, Desa Sejahtera Astra, dan Kampung Berseri Astra, saya belajar satu hal penting: keberlanjutan bukan sekadar jargon, tapi hasil dari komitmen jangka panjang. Astra tidak hanya hadir sekali lalu pergi. Mereka mendampingi, mengedukasi, dan memastikan masyarakat mampu berdiri di atas kakinya sendiri.

1. Mendorong Kemandirian Ekonomi

Melalui Desa Sejahtera Astra, ribuan usaha kecil di desa mendapat akses pelatihan dan pemasaran. Produk-produk lokal seperti kopi, madu, hingga tenun kini bisa bersaing di pasar modern.

2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Di berbagai Kampung Berseri Astra, anak-anak memperoleh akses belajar yang lebih baik melalui taman baca, bimbingan belajar, hingga beasiswa. Astra juga mengajak karyawan dan komunitasnya menjadi relawan pengajar.

3. Menjaga Kelestarian Lingkungan

KBA dan para penerima SATU Indonesia Awards banyak menggerakkan program lingkungan, seperti bank sampah, urban farming, dan energi terbarukan berbasis masyarakat.

4. Membangun Akses Kesehatan

Dari layanan posyandu, pelatihan kader kesehatan, hingga klinik keliling di daerah terpencil, Astra mendukung terciptanya masyarakat yang sehat dan tangguh.

5. Menguatkan Kolaborasi Sosial

Astra memahami bahwa perubahan besar tak bisa dilakukan sendirian. Karena itu, seluruh programnya dibangun bersama masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak lain dalam semangat “menjadi milik bersama untuk kemajuan bersama.”

Dalam setiap langkah perjalanan saya menulis cerita Astra ini, saya merasa kecil di hadapan besarnya dampak yang telah mereka hasilkan. Tapi di sisi lain, saya juga merasa besar, karena menjadi saksi dari satu niat baik bisa menjalar menjadi perubahan sosial yang luas.

Astra, lewat program-programnya itu, telah membuktikan bahwa kontribusi nyata bukan hanya tentang donasi, melainkan tentang pendampingan dan keberlanjutan. 

Bahwa kemajuan Indonesia tidak dibangun oleh satu pihak saja, tapi oleh kolaborasi banyak tangan yang bekerja dengan hati. Dan saya percaya, selama semangat itu terus menyala, Indonesia akan terus melangkah menuju masa depan yang lebih sejahtera.

Tentang Astra

PT Astra International Tbk adalah satu di antara perusahaan nasional terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 1957. Dengan filosofi Catur Dharma “Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara” Astra berkomitmen untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan melalui empat pilar: Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, dan Kewirausahaan.

Melalui inisiatif seperti SATU Indonesia Awards, Kampung Berseri Astra, dan Desa Sejahtera Astra, Astra terus menyalakan semangat perubahan di seluruh penjuru negeri.