• Nginap Bareng
  • Contact
  • Portofolio
Responsive image

Indonesian Beauty & Fashion Blogger.
Your personal stylist

Beauty Fashion Talks Lifestyle Event
Tampilkan postingan dengan label #someletters. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #someletters. Tampilkan semua postingan
#ff

Hati-hati dengan Hati

Written by Uni Dzalika

Apa itu Hati?

Apakah Hati itu sejenis benda yang terbuat dari kayu, lalu akan lapuk dimakan zaman atau akan rapuh karena digerogoti rayap?
Apakah Hati itu sebuah alat yang terbuat dari besi, yang jika kepanasan akan meleleh dan jika kedinginan akan membeku?
Apakah Hati itu seperti sendok garpu pisau yang terbuat dari stainless, ataukah seperti kawat yang akan berkarat ketika hidup sekarat?
Apakah Hati itu seumpama tulang belulang yang putih kusam dan rapuh ketika disentuh?
Apakah Hati itu seolah seonggok daging segar yang bisa saja membusuk jika kepanasan, atau menjadi bagus ketika di tempat dingin?
Apakah Hati adalah sebuah makhluk hidup yang punya urat nadi dan suatu saat akan mati?

Apa itu Hati? Terbuat dari apa?

Dokter bilang, hati adanya di perut sebelah kanan bagian bawah. Berbentuk seperti gumpalan daging tapi berwarna merah jambu.

Lalu, kalau hati ada di perut sebelah kanan bawah, mengapa kalau kita sesak dan menangis, bagian sebelah dada kiri yang sakit? Kenapa pula kalau kita sakit hari semua badan terasa remuk, mata sembab, tangan lelah, kaki lemas, perut mual, kerongkongan perih, jantung berdebar, hidung berlendir, telinga berdengung, kepala pusing… Kenapa?
Apa itu Hati sampai-sampai ketika dia sakit, semua bagian tubuh ikut merasa sakit.

Apa itu Hati?

“….Sesunguhnya di dalam jasad itu terdapat segumpal daging, yang apabila segumpal daging itu baik dia maka baiklah seluruh jasadnya, dan apabila segumpal darah itu rusak maka rusaklah seluruh jasadnya, ketauhilah bahwa segumpal daging itu
adalah hati.”
(hadist riwayat Bukhari dan Muslim dari Abi Abdillah An-numan bin Basyir)

Jadi, terlepas dari mencari definisi tentang Hati, setiap kita (katanya) punya hati.
Mari jaga hati sebaik mungkin.








Nb :
Sebelumnya pernah di posting di akun blogdetik, kemudian di repost kembali di sini.

#ff

Semua Untuk Kamu

Written by Uni Dzalika

Malam ini aku bersimpuh diatas alas yang bersih dan suci. Aku berdoa, untuk kamu.

Untuk kamu yang selalu tersenyum meskipun sebenarnya kamu penuh luka,

Untuk kamu yang selalu ceria padahal kamu sering jatuh berkali-kali,

Untuk kamu yang tidak pernah sakit meskipun jutaan musuh menyerang,

Untuk kamu yang selalu berprasangka baik walaupun hidup tak pernah sebaik yang kamu kira,

Untukmu, aku berdoa .

Agar kamu selalu kuat, selalu kuat, selalu kuat, selalu kuat, selalu dan tak akan pernah menjadi lemah sedikitpun.

Agar kamu selalu tersenyum, tersenyum, tersenyum, dan terus tersenyum apapun yang kamu alami entah pahit, sakit, perih, atau penuh kemalangan.

Agar kamu tak pernah sedih. Karena aku selalu takut ketika kamu bersedih.

Sebab jika kamu sedih, seluruh semesta ikut sendu dan suram. Langit menjadi redup lalu turun rintik hujan yang kian menderas. Angin berhembus kencang dan debu berterbangan, membuat sesak pernapasan. Kalau kamu sedih, semua akan ikut merasakan dampaknya. Banyak yang kehilangan suasana ceria, suasana ramai dan suka cita yang selalu ada dalam dirimu. Ditambah, aku sebagai sosok terdekatmu akan merasakan sakit luar biasa di sekujur tubuh kalau kamu bersedih. Jadi aku berdoa agar kamu tidak sedih karena kehadiranmu begitu dibutuhkan.

Aku juga berdoa agar tuhan memaafkan kesalahanku padamu. Aku punya salah. Aku sering sekali menangis untuk dia tapi melupakan kamu. Aku selalu berusaha menyenangkan dia tapi begitu lupa untuk menyenangkan kamu. Apa aku egois?

Aku sayang kamu tapi kamu pasti tak percaya saat aku mengatakannya, karena tak ada hal yang berarti yang aku lakukan untuk membuatmu senang.

Aku tahu kamu hebat. Kamu bisa memberikan kebahagiaan untuk orang lain tapi aku yakin, kadang ada saat kamu tak bisa menahan semuanya sendirian dan aku malah mencurahkan semua kegelisahanku kepada dia. Aku sungguh bodoh. Dan tolol.

Aku sekarang hanya ingin berdoa pada Tuhan, menangis di hadapan Tuhan, dan selalu berusaha untuk menyenangkan kamu terlebih dahulu.

Semua untuk kamu, sepotong hati yang yang bersemayam dalam tubuh ini. Aku tidak akan menangisi atau membuat bahagia hati orang lain sebelum membahagiakan kamu. Tidak lagi bercerita kepada dia; hati orang lain yang jelas-jelas tidak memahami kamu. Aku terlalu sibuk mengurusi hati orang lain agar selalu bahagia dan selalu melakukan apapun untuk membuat mereka senang. Tapi aku lupa memprioritaskan kamu. Maaf. Kini aku akan menomorsatukan kamu terlebih dahulu.

Aku sungguh sayang kamu, hati. Kamu yang kuat ya, perjalanan kita masih panjang.



Dari yang selalu berdoa untukmu,

Panca Indra; (Mata, Telinga, Lidah, hidung, dan Kulit)

#cerpen

Hari ke-500

Written by Uni Dzalika

Ini adalah hari ke-500 di mana setiap malamnya aku tidak bisa berhenti untuk tidak mengingatmu, dan ini adalah kenyataan. Mengingatmu di saat kita sudah tidak saling terikat sungguh menyiksaku. Oh, tunggu. Aku bukan bermaksud untuk mengasihani diri sendiri atau meminta belas kasihan padamu. Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa di duniaku yang sudah terlalu bahagia ini, aku masih saja mengingatmu, merapalkan namamu dalam doa sepertiga malamku, menjadikanmu motivasi agar aku dapat bertahan hidup padahal aku nyaris tak punya gairah hidup.

Sedetik setelah kamu membaca paragraf di atas, pasti kamu akan berkata;

"Kamu sungguh berlebihan."

Iya, bagimu itu berlebihan, bagiku tidak. Tulisan di atas tidak ada artinya sama sekali bagiku, bagimu. Aku hanya ingin mengenang tentang kenangan manis dalam hidupku di mana ada kamu sebagai tokoh utamanya.

Nantinya, setelah semua orang habis membaca tulisan ini, mungkin ada yang bilang terlalu sedih, manis, kejam, atau berlebihan. Namun bagimu tentu tulisanku tidaklah lagi mempunyai arti khusus.

Tapi kita masih teman kan?

Aku temukan bahagiaku dalam dunia yang seharusnya tidak boleh kumasuki. Dunia yang terlalu keras dan kejam, dan aku terlanjur mengikuti permainan dalam dunia ini. Di sini, aku bertemu dengan banyak manusia yang bisa membuatku tersenyum, tertawa lepas, memberi 'pukpuk' ringan di bahuku saat bersedih, berdiskusi soal hobi, tapi mereka semua tidak bisa seperti dirimu. Mereka ibarat hadir di depan teras rumah, menemuiku, bertanya untuk sekadar basa-basi, lalu kapan saja bisa pergi.
Berbeda dengan kamu yang setahun lalu bebas masuk dan keluar rumah. Dan entah kenapa... Aku masih saja menunggumu untuk pulang kerumah, sehingga aku tak membolehkan satupun orang masuk dan membiarkan mereka hanya di teras. Karena aku mau rumahku selalu rapi dan bersih saat kamu kembali. Iya, sebuah rumah luas bernama hati.

Aku tak pernah lelah menunggumu selama 500 hari ini, aku bahkan masih bisa menunggumu hingga 100.000.000 tahun lagi. Tapi aku tahu kamu tak akan pulang. Aku tahu kamu telah memutuskan untuk mencari jalan lain untuk menemukan rumah baru. Aku tahu ada suatu paradoks yang membuat kita tidak bisa bersama lagi, dan kerusakan itu disebabkan olehku. Aku tahu aku salah. Aku telah mencintai kamu dan berusaha membuatmu berada dalam koridor yang sama denganku. Bukan berarti aku tidak mencintaimu apa adanya, aku hanya ingin menyamakan jalan kita. Tapi ternyata caraku salah. Aku sungguh salah.

Sebab 500 hari ini aku terlalu banyak memusatkan pikiranku untukmu, aku sampai lupa untuk membuka pintu rumah. Kamu tahu, doa-doaku pada setiap sepertiga malam sangat sederhana : Agar kamu bisa menemukan wanita yang lebih pengertian, lebih perhatian, lebih cantik, lebih cerdas, lebih kaya raya, lebih relijius, lebih segala-galanya ketimbang aku. Karena aku tak mau Tuhan mengirimkan wanita yang bisa membuatmu sengsara seperti saat kamu bersamaku.

Aku sungguh sayang kamu, tapi itu 500 hari sebelum hari ini, yaitu tepat saat pertama kali aku menyatakan kesediaanku untuk berbagi suka duka bersamamu.

Aku sungguh masih cinta kamu, hingga pada hari terakhir kita bertemu di pojok sana, masih sangat cinta meskipun aku melangkah menjauhimu.

Sekarang, aku kehilangan arti sayang dan cinta yang sederhana itu. Sekelebat bayangmu yang selalu mampir di mimpiku kadang mengusik kewarasanku. Aku lupa bagaimana caranya mencintaimu, aku lupa suara indahmu, aku lupa wajahmu, aku lupa semua nasihatmu, aku bahkan tak tahu potongan rambutmu sekarang seperti apa. Tapi aku tak pernah lupa untuk mengingatmu. Mungkin aku lupa disebabkan karena kamu yang berharap agar aku tak lagi ada dalam hidupmu, mungkin.

Setelah ini, karena kita masih teman, tolong beri tahu aku ketika kamu sudah sampai di hati orang lain.
Karena aku tidak akan membuka pintu rumahku sebelum aku memastikan kamu sampai di rumah orang lain, dengan selamat dan bahagia.

Selamat sibuk dengan aktivitasmu ; Tuan pembuat 'kenangan manis dan pahit' selama 360 hari ketika terikat denganku.

Iya, 360. 500 hari itu jumlah aku yang selalu mengingatmu sepanjang hari. Bagaimana denganmu? :')

#JuliNgeblog

Masing - Masing

Written by Uni Dzalika

Selamat malam. Di sini hujan. Jendela kamarku basah oleh embun pendingin ruangan dan bercampur dengan rintik hujan. Sepatuku basah oleh beriak air yang ada di pinggir jalan. Bajuku basah karena tak ada satupun benda yang dapat melindungi tubuhku dari hujan yang mengguyurku diperjalanan pulang. Juga, mataku basah. Basah oleh air mata yang tak bisa kuhentikan meski aku tak tahu mengapa aku menangis. Aku sedang membuka galeri foto untuk mencetak foto kemenakanku, lalu tanpa sengaja aku lihat kamu di ponselku. Lihat mata dan senyuman tulus yang kau berikan saat bersanding denganku dalam gambar tersebut. Lalu aku menangis, pedih melihatnya karena semua itu hanyalah gambar dan tidak bisa aku temukan di kenyataan sekarang. Selain itu... Aku menangis karena detik ini juga aku tahu, hatiku telah mati untukmu. Hatiku tetap segar, berwarna merah muda dan masih sehat. Dia tidak akan membusuk lalu menghitam dan bau. Tapi hatiku telah mati. Mati rasa. Mati rasa terhadapmu. Mati rasa terhadapmu padahal dulu setiap detiknya aku mati-matian menahan rindu.

Dan bukankah ini yang kau harapkan? Selamat ya, akhirnya yang kau harapkan terjadi. Aku tak akan memohon apapun lagi darimu. Silakan kau berjalan dengan bebas tanpa merasa aku awasi. Silakan kau nikmati hidupmu tanpa merasa terkekang dengan kehidupan sistematisku. Silakan kau habiskan masa mudamu bersama teman-teman dan yakinlah aku tak akan sepersenpun memotong waktunya. Dulu, kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku. Tapi sekarang, kebahagiaanmu adalah kebahagiaamu, dan bahagiaku hanya menjadi bahagiaku.

Ini tanggal tiga puluh satu. Besok tanggal satu. Kalau ini adalah malam terakhir aku hidup di dunia ini, maka tanggal tiga puluh satu akan menjadi hari favoritku karena aku akan selalu ingat, bahwa tanggal tiga puluh satu di malam hari, aku pernah menuliskan kalimat yang membuatmu senang bisa bebas dariku tapi kalimatku sendiri telah membunuhku perlahan. Dan aku akan selalu merindukan matahari yang terbit di tanggal satu sebab tanggal satu adalah hari istimewa bagi kamu, hari istimewa bagiku, tapi tidak istimewa bagi kita.

Kamu ya kamu.
Aku ya aku.

Aku tak perlu lagi berkata banyak. Semua sudah jelas dan aku bisa terima kenyataan bahwa kamu telah membenciku. Aku juga tak perlu ungkapkan 'selamat' dihari istimewamu karena aku hanya salah satu kenangan yang tersimpan di memori tak penting. Dan ini juga menjadi malam terkahirku merapalkan namamu di setiap doaku, menjadi malam terakhir aku mendoakanmu.

Aku berdoa semoga...

Semoga kamu temukan wanita yang sesuai dengan keinginanmu. Yang manja, yang perhatian, yang pengertian, yang setia, yang cantik, yang pintar, yang bisa dipamerkan ke teman-teman, yang nyambung saat diajak berbicara tentang bola, yang tak pernah membuatmu kesal, yang bukan wanita sepertiku. Semoga kamu segera menemukannya.

Dan satu lagi, semoga kamu dan keluargamu, selalu sehat, berkah usia mereka, dilapangkan rezekinya, dimasukkan kedalam golongan yang masuk surga kelak.
Amiiin.

#someletters

Selamat Pagi

Written by Uni Dzalika

Selamat pagi,
Selamat bulan pertama kita. Waktu cepat sekali bergulir, ya. Tiba-tiba kita sudah sebulan berjalan ke arah yang sama. Sudah banyak mimpi yang kita bicarakan bersama dan aku berharap kita bisa mewujudkannya, bersama-sama.
Kalau aku memutar kenangan itu, aku ingat semua berawal dari pertemuan kita yang rumit, dan basa-basi yang terlalu basi. Serta candaan tak terlupakan seperti mawar yang kamu bilang, kamu menemukannya tergeletak di suatu tempat.
Perlakuanmu terhadapku, mampu membuat aku, bahkan wanita manapun akan merasa sangat dihargai.
Kamu harus tahu, aku tidak suka berjalan, lebih suka naik kendaraan karena cuaca yang panas bisa membuat wajahku kusam dan berjerawat. Tapi, sejak bertemu kamu, aku suka melangkahkan kakiku kemana saja -asal bersama kamu. Dan pertemuan pertama kita saat itu, membuatku tak pernah berhenti tersenyum.
Oh ya, bunga-bunga yang kamu berikan juga selalu mampu membuat hatiku berbunga-bunga. Kamu juga berhasil membuat air mataku berhenti mengalir karena ulah masa lalu yang terlalu semu untuk kuingat. Kamu datang di waktu yang tepat, kepada alamat yang tepat.
Dan sarapan pagi yang selalu kamu bawakan, membuatku menjadi candu untuk selalu makan pagi.
Dan rutinitas menonton dvd di beberapa malam, membuat tidurku menjadi lebih nyenyak tanpa ada gangguan mimpi-mimpi buruk.
Dan siang hari saat aku menonton pertandingan futsal-mu, membuatku merasa bahagia karena kamu secara tak langsung telah membawaku ke duniamu.
Dan kita tertawa bersama, bercerita, membagi beban, membunuh kesunyian di kala senja yang jika kita lihat dari jendela kamarku, langitnya berwarna jingga.
Pada intinya, surat ini hanya ingin mengucapkan terima kasih karena kamu telah memperlakukanku dengan baik atas nama cinta.
Semoga pada akhirnya mimpi-mimpi kita bukan sekadar mimpi, dan aku berharap, jarak kita yang jauh ini tidak akan menjadi 'pihak ketiga' yang akan memisahkan hubungan kita.

Selamat pagi, aku kangen sarapan pagi yang sering kamu bawakan.



Salam,

Yang bahagia bertemu denganmu.

#someletters

Sesederhana Doaku

Written by Uni Dzalika

Apa yang kamu butuhkan untuk melengkapi kesempurnaan hidupmu?
Apakah yang kamu butuhkan selalu kamu ucapkan di setiap ulang tahunmu, saat usiamu bertambah?
Boleh aku tahu apa harapanmu? Kenapa berdoa seperti itu, kenapa berharap itu terjadi, kenapa?
Aku mungkin terlalu banyak bertanya. Sebab aku begitu ingin tetap menjadi seorang teman yang baik untukmu, sampai aku bertanya ini itu agar aku bisa merayu malaikat supaya semua untaian doamu di dengar oleh Tuhan, agar aku bisa juga berdoa pada Tuhan semoga doamu terkabul.
Dan siapa orang yang kau ingin (sekali) dia ada disampingmu? Orangtua? Kekasih? Sahabat? Dan butuh berapa lilin untuk ada dihadapanmu?
Kalau aku bisa memberitahu sedikit saja, hakikat ulang tahun bukan pada saat tertawa dan dikelilingi banyak orang, lantas bahagia sambil meniup lilin-lilin di atas kue.
Hakikatnya ada saat kamu bisa meniup api keegoisan dalam diri, saat bisa tersenyum menghargai hidupmu selama ini.

Aku miskin. Tak dapat membeli kue untuk kau potong dan kau bagikan pada teman-teman. Aku juga tak mampu membeli satu saja lilin agar kau bisa tiup apinya saat ulang tahunmu. Juga tak mampu membeli balon-balon indah untuk meramaikan hari ulang tahunmu.
Tapi aku punya doa. Yang setiap malam kupanjatkan agar Tuhan mendengarnya. Doa yang tak hanya pada hari ini saja kuucapkan.
Aku tahu doaku harganya tak semahal ponselmu, dan tak bagus seperti pakaianmu.
Tapi ini hadiah dariku, kubungkus dengan sebuah ketulusan dan kusematkan namamu agar doanya tak salah alamat.
Hadiah dariku sederhana. Sesederhana Doaku.

"Tuhanku, semoga umurnya semasa hidup senantiasa berkah. Tolong jadikan umur terbaik di penghujungnya, jadikan amal terbaik di penutupnya,jadikan hari hari terbaiknya saat bertemu dengan-Mu" amiin.

Selamat ulang tahun untuk kamu yang entah sedang apa sekarang.

Yuk Berlangganan!

Nggak mau ketinggalan informasi dari blog ini? Let's keep in touch! Tinggalkan alamat e-mail kamu dan dapatkan review artikel, tutorial, serta tips menarik secara gratis! :)

  • About Dza
  • About
  • Shop
  • FAQ
  • Explore
  • Lifestyle
  • Tips
  • Salero Uni
  • E-commerce
    Connect

Copyright Forever Young Lady All rights reserved. Design by Jung - Good Ideas. Great Stories.