• Nginap Bareng
  • Contact
  • Portofolio
Responsive image

Indonesian Beauty & Fashion Blogger.
Your personal stylist

Beauty Fashion Talks Lifestyle Event
#ProductReview

[Salero Uni - 16] Menguak Fakta Tentang MSG bersama Ajinomoto

Written by Uni Dzalika


Assalamualaikum..

Subuh tadi hujan turun rebas-rebas dan langit masih gelap, seolah-olah matahari tidak akan terbit tetapi kita dengan apatisnya harus menjalani aktivitas. Sebuah kabar duka masuk ke mesej di ponsel dan membuat saya jadi tidak begitu bersemangat hari ini. Seorang kawan baik akhirnya pergi, padahal terakhir kali bertemu sungguh semangat berjuang melawan tumor. Ia bahkan masih bisa tersenyum menyambut saya sambil menyembunyikan rasa sakitnya.

Pukul sebelas pagi, dan langit tambah gelap. saya ingin kembali menyelimuti tubuh dengan selimut dan berbaring sepanjang hari karena tidak begitu berselera sejak kabar duka tiba, tapi mendadak saya teringat sesuatu. Percakapan saya dengannya beberapa tahun lalu.

“Kamu orang yang tidak takut pada apa pun, kenapa juga harus takut mati karena mecin?” katanya sambil tersenyum. Saat itu kami tengah makan siang dan ia melihat saya memilih makanan yang sebetulnya tidak bisa dibilang sehat, tetapi sama sekali tidak ada penyedap rasa dalam makanan yang saya bawa.





Bukan, bukan ketakutan akan mati yang ada dalam pikiran saya. Tubuh saya cukup peka dalam menanggapi MSG. Katakanlah ada makanan yang memakai penyedap rasa, tubuh saya akan bereaksi mulai dari bahu sampai pungung bawah ditandai dengan rasa pegal dan nyeri. Beberapa dokter pernah mengatakan tidak mungkin ada orang yang sakit karena penyedap rasa. Namun, pada kenyataannya saya dan semua keluarga mengalaminya. Barangkali karena memang tubuh kami tidak pernah terbiasa dengan itu, sehingga menimbulkan reaksi berlebihan sampai-sampai membuat kami sakit dan akhirnya memutuskan untuk berhenti mengonsumsi.


Tapi bukan karena kami takut bodoh.


Masyarakat pada umumnya menganggap mecin dapat membuat orang jadi bodoh dan lambat dalam berpikir. Pada kenyataannya, orang-orang cerdas seharusnya tidak perlu takut untuk konsumsi MSG, sebab jika pada dasarnya kamu orang yang cerdas dan berpendidikan, MSG saja tidak akan berpengaruh membuat kamu jadi bodoh. Seharusnya yang harus diperhatikan adalah, apakah asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh sudah cukup, apakah kita sudah cukup benar dalam menjaga pola makan, dan apa sudah yakin kalau makanan yang dikonsumsi diolah dengan baik sehingga jadi makanan sehat? Intinya, jika kita tahu kita tidak bodoh, tidak perlu takut menggunakan mecin dan penyedap rasa, kecuali kalau memang tubuh kamu bereaksi berlebihan seperti yang saya alami. Itu pengecualian. Karena sakit, bukan karena takut bodoh.






Tidak dipungkiri, dalam hal ini rasa penasaran saya mengenai mecin memang semakin bertambah. Apakah mecin bisa membuat bodoh? Bertepatan dengan pemikiran itu, berangkatlah saya ke kantor AJINOMOTO di Sunter atas undangan mereka sekaligus food marathon bersama #umamifoodmarathon Sabtu lalu (16/12).

Food Marathon merupakan ajang kuliner yang mana dalam satu hari kami pergi ke beberapa tempat dan memilih rumah makan yang menggunakan Ajinomoto. Diantar dengan bus, kami dari Sunter bergegas menuju Rawamangun untuk sarapan di Warung Mak Dower yang semua makanannya khas dengan menu Betawi. Pagi itu cukup cerah meskipun tidak terik, dan angin sedikit bergejolak sehingga dengan cuaca seperti itu, sangat cocok menyantap makanan pedas. Saat satu-persatu makanan mulai dikeluarkan ke meja tamu, saya baru tahu bahwa makanan Betawi rupanya khas dengan rasa yang pedas dan gurih, dilihat dari banyaknya sambal di setiap menu. ini menarik. Saya sampai berpikir ini seriusan Betawi, bukan makanan Sunda? Atau jangan-jangan selama ini di rumah saya, Bundo masak ala Betawi? Sebab rasanya mirip sekali dengan makanan rumahan dan membuat saya cukup puas dengan rasa yang ada di setiap menu.




Saya dan menu yang disajikan di Warung Mak Dower.


Menu yang disajikan ada jengkol, cumi, tutut, ikan, juga lalapan


Saat demo masak berlangsung setelah sarapan







Dan ajaibnya, tubuh saya sama sekali tidak merasa sakit padahal ada MSG di dalam semua makanan yang saya makan pagi itu. Dalam acara ini bahkan AJINOMOTO membawa seorang dokter yang siaga memberikan edukasi untuk kami, dan dari situ saya tahu, bahwa penggunaan MSG yang tepat dan secukupnya tidak akan membuat tubuh saya bereaksi berlebihan. Dan saya juga baru menyadari, PT Ajinomoto Indonesia ini bukan hanya memproduksi mecin saja, ada juga bumbu penyedap lainnya yang dibagi berdasarkan kategori, yaitu: AJI-NO-MOTO sebagai penguat rasa, Sajiku sebagai bumbu praktis siap saji, SAORI untuk bumbu masakan Asia, Mayumi sebagai mayonanaise, dan Delito yang digunakan untuk saos pasta. Sering kali produk ini saya temui saat belanja keperluan, tapi sugguh baru tahu mereka satu PT.

Menguak Fakta Tentang MSG


MSG (Mono Sodium Glutamate) berbentuk seperti kristal kecil, kali pertama ditemukan oleh seorang professor Kikunae Ikeda. Sedikit pengetahuan, dalam MSG terkandung ASAM GLUTAMAT atau ASAM AMINO yang berguna sebagai penyusun protein dan sebetulnya dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain dalam MSG, Asam Glutamat ada di sumber makanan alami seperti tomat, ikan, daging merah, ayam, jamur, brokoli, keju dan susu (termasuk ASI). Hanya saja, penggunaan MSG ini harus tepat dan tidak boleh berlebihan.


MSG yang ditemukan Professor ini menjadi bumbu yang ideal loh, karena tidak berbau sehingga tidak merusak aroma makanan, dan bentuk teksturnya sangat bening serta mudah larut sehingga dapat digunakan untuk berbagai hidangan yang berbeda. Singkat cerita, hak paten hasil penelitian tersebut dijual kepada perusahaan penyedap makanan Ajinomoto yang sampai detik ini masih menjadi produsen MSG terbesar di dunia. Daebak :')

Ada hal penting yang harus kita luruskan di sini, dan betapa saya sendiri sudah salah kaprah dalam menanggapi. Ternyata MSG itu aman dikonsumsi selama pengunaannya tidak berlebihan atau 0,2-0,8% dari volume makanan yang disajikan. Kadar yang di luar volume itulah yang dapat membuat pusing karena banyak dari masyarakat kita yang berlebihan dalam memakai dan berpikir bahwa MSG dapat menjadi bumbu yang membuat makanan lebih nikmat. Seharusnya, MSG dipakai sebagai PENGUAT RASA, bukan sebagai bumbu utama makanan. Sehingga sangat salah jika kita berpikir semakin banyak dituangkan MSG, rasa makanan akan semakin sedap.



Salah satu contoh Rumah Makan yang berhasil menerapkan MSG sebagai penguat rasa adalah Rumah Makan SOTO BETAWI Haji Husen di kawasan Setiabudi. Ini adalah destinasi kedua dalam acara Food Marathon dan kami tiba pukul sebelas siang. Hujan semakin deras padahal paginya tidak ada tanda-tanda akan hujan. Tapi bagian paling mengejutkannya adalah, rumah makan tersebut sangat ramai bahkan pengunjung sampai tumpah keluar jalan. Ada satu pengunjung yang mengatakan pada saya bahwa ia dan istrinya sudah menunggu hampir sejam untuk mendapatkan dua mangkuk soto. Mereka rela menunggu lama hanya untuk soto Betawi yang sebetulnya di tempat lain juga ada banyak soto serupa.

“Kenapa mau lama-lama menunggu, Pak?” Tanya saya. Bapak itu terkekeh, begitu pun dengan istrinya. Mereka pun bercerita, tempat ini sudah ada sejak lama dan dari mulut ke mulut seirng dibicarakan sebagai tempat soto paling enak karena bumbunya pas dan isinya banyak. Tersedia soto daging, daging muda, babat, paru, juga bisa memesan campur dalam satu mangkuk.

Mangkuk saya tiba, dan ternyata isinya benar-benar banyak, bukan hanya soto yang banjir kuah tapi pelit daging. Bukan itu saja, bumbunya melimpah ruah dan saat saya mencoba, rasanya memang pas. Asinnya, manis dan gurihnya, serta tidak begitu berminyak, membuat soto ini sangat worth it to try dan mereka tidak perlu membubuhkan MSG terlalu banyak karena rasanya sendiri sudah cukup enak. Sekali lagi, MSG memang hanya penguat rasa, bukan bumbu utama.

Di kunjungan ketiga, selain untuk makan, kami juga melakukan Kunjungan Budaya ke Kampung Setu Babakan yang ternyata biaya masuknya GRATIS tapi tempatnya sangat besih karena adanya pemeliharaan. Beberapa tukang jajan zaman sekolah anak 90-an juga berjejer di sepanjang area.










Di kunjungan budaya ini kami juga menikmati Kerak Telor (KESUKAAN UNIII!!!) yang menggunakan Ajinomoto sebagai pelengkap, dan dihidangkan bir pletok yang tentu saja tidak pakai MSG :D Cuacanya kali ini agak dingin, hujan makin deras sehingga menikmati Bir Pletok di suasana begini sungguh menghangatkan badan. Sayangnya, saya sibuk menikmati sampai lupa memotret mereka. :(


Oh ya, ada satu fakta lagi yang menurut saya wajib kamu ketahui. MSG ternyata dinyatakan aman oleh lembaga berwenang seperti JECFA (FAO/WHO), USFDA dan BPOMRI. Bahkan AJINOMOTO sendiri sudah mendapat sertifikat halal yang artinya aman dan dapat digunakan oleh keluarga muslim. Saya pikir, mulai hari ini saya tidak perlu lagi menghindari mecin.


Kadang-kadang ketakutan itu harus dihadapi, bukan dihindari. Begitu kan?

41 komentar:

  1. ria buchari20 Desember 2017 pukul 18.06

    Jadi tercerahkan ya tentang Ajinomoto,, ingat ya micin itu bukan penyebab kebodohan yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika20 Desember 2017 pukul 18.18

      Betul sekali hehe :)

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  2. Nita Lana Faera20 Desember 2017 pukul 19.09

    Wah punya masalah yang sama ya, Uni. Kalau saya nyeri di PD dan kata dokter memang semacam alergi MSG kalau berlebihan. Senang memang kalau kulineran pada menu yang takaran MSG-nya pas, jadi no nyeri deh, haha... Saya pun masak juga nggak pakai penguat rasa, karena memang MSG-nya udah ada pada saus masak atau makanan lainnya. Moga kita sehat2 terus ya, Uni :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika20 Desember 2017 pukul 19.12

      Iya, saya juga baru tahu ternyata kalau sampai sakit gitu tanda penggunaannya berlebihan. Amiiiin, semoga sehat terus jadi bisa makan sepuasnya :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Maya Siswadi27 Desember 2017 pukul 04.41

      Aku juga biasanya migrain kalau kebanyakan msg, makanya again parno sama masakan2 berMSG. Tapi ternyata itu tergantung pemakaiannya yaa

      Hapus
      Balasan
        Balas
    3. Balas
  3. Diah Woro Susanti20 Desember 2017 pukul 19.47

    Intinya dalam memasak tetap yg jadi prioritas adalah bumbu dan rempah ya kaya di warung makan mak dower dan soto betawi bang husein, MSG jadinya hanya utk final touch aja 😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.26

      Iya betul sekali, jangan sampai msg malah dijadikan bumbu utama :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  4. Ucig20 Desember 2017 pukul 22.03

    MSG masih dipakai sama ibu mertua aku, medok banget klo masak. Bumbunya banyak, MSG hanya secukupnya deh. Jadi tau gimana mecin yg sebenarnyaaa ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.27

      Iya, anyak yang masih belum tahu dan pakai medok sampai akhirnya kita merasa mual, semoga makin banyak yang sadar mengenai penggunaannya ya Kak :)

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  5. Safira Nisa21 Desember 2017 pukul 08.37

    Hmm baru ngerti deh. Berarti rasanya harus enak duluan, baru dikasih MSG biar lebih nendang aja gitu yak?

    Di rumahku jarang juga pake msg sih, aku kalo makan micin kebanyakan dari jajan di luar nggak pegel pegel, tapi pusing dan lidahnya jadi ga enak😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.28

      iya lidah jadi suka kebas ya kalau kebanyakan makanya sekarang jajan pun mesti pilih tempat :D

      Dan, iya, MSG bukan bumbu utama tapi hanya penyedap

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  6. Ria Bilqis21 Desember 2017 pukul 12.21

    Tapi micin jangan di Gadoin juga ya mba hehhehe. Mantab acara nya seru dan menyenangkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.34

      Iya palingan gadoin mecin di ciki :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  7. Lia Harahap21 Desember 2017 pukul 18.35

    Uni, foto-fotonya bagus dan artistik. Kereeen :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.36

      Huah masih berantakan dan perlu belajar lag ini juga, terima kasih Kak :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  8. Dapur Ngebut21 Desember 2017 pukul 21.03

    Sikaaat!!! Meski makan enak seharian tetap aman karna MSG dalam masakannya punya takaran yg pas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.36

      Betul sekali, dan mesti diimbangi dengan perbanyak minum air mineral :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  9. Nefertite Fatriyanti22 Desember 2017 pukul 12.02

    MSG termakan hoax juga ya, hehehe. Sejak bayi kan kita sudah konsumsi MSG

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.41

      Sejak bayi?

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  10. https://www.junjoewinanto.com22 Desember 2017 pukul 18.05

    MSG mah sama kayak bumbu lainnya, dirasa udah cukup ya sudah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.39

      Sama kayak cinta ya, secukupnya saja, jangan berlebihan

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  11. Keke Naima24 Desember 2017 pukul 10.31

    Sama. Saya pun seharian kulineran tetap nyaman :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.42

      Iya, karena penggunaannya sesuai dengan takaran hehe

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  12. Ade UFi25 Desember 2017 pukul 08.40

    Waaah bisa gitu ya? Makan MSG bisa jadi nyeri di punggung? Tapi bisa ga nyeri ya pas makan di umami food restoran. Mgkn krn yg sebelumnya, takaran msgnya kelewat banyak ya, Mba jadi bereaksi ke punggung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.44

      Iya reaksi tubuh karena terlalu berlebihan hehe, tapi itu menandakan kemarin makanannya sesaui takaran dan gak berlebihan

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  13. Astin Astanti25 Desember 2017 pukul 09.11

    Makasih banyak uni, jadi paham bagaimana MSG harus diberikan pada makanan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.45

      Sama-sama Kak, semoga bermanfaat ya :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  14. winda puspita26 Desember 2017 pukul 11.23

    jadi, siapa pencetus pertama bilang MSG jadi bego.
    kalo bego yaa bego aja :p
    aku kulineran seharian, enak-enak ajaahh..yg gak enak klo bayar sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.45

      Iya haha, mungkin bego dan pusing ini disebabkan karena penggunaannya berlebihan ya, mirip-mirip kayak jatuh cinta, terlalu cinta jadi bego :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  15. nursaidr28 Desember 2017 pukul 01.15

    Infoenarik nih. MSG ternyata aman ya ka dikonsumsi. Asal sesuai takaran, tidak berlebih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.51

      Betul, aman dan halal :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  16. Luki29 Desember 2017 pukul 07.35

    kurang sedap rasanya bila masakan ngga dikasih micin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.52

      Asal jangan berlebihan, its OK :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  17. Pringadi3 Januari 2018 pukul 11.03

    Iya, Un. Saya juga kalau makanan kebanyakan sahang (lada) dan micin (MSG), tubuh saya akan bereaksi, terutama tenggorokan dan perut. Sampai saat ini, kalau di rumah, tetap ndak pernah pakai micin kalau masak. Cuma sekali-kali makan yang ada micinnya kalau jajan di luar bolehlah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.53

      Haha ini benar sekali, jajan di luar sesekali bolehlah ya bandel dikit :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  18. dicapriadi3 Januari 2018 pukul 11.08

    Makasih un, ku baru tahu klo MSG cuma sekedar penguat rasa, krn selama ini MSG kudu ada disetiap masakan hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.56

      Gak harus selalu ada tapi kalau mau pakai, gunakan secukupnya :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  19. William Giovanni3 Januari 2018 pukul 11.19

    Ternyata MSG aman dikonsumsi ya, selama dalam jumlah yang aman tentunya. Makanan jadi lebih nikmat pakai MSG.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.56

      Iya, betul sekali

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  20. Afifah Mazaya3 Januari 2018 pukul 12.37

    Hal yang berlebihan memang nggak baik. Lalu, kalau kenapa-kenapa bukan jadi menyalahkan suatu objek tertentu, ya. Tinggal dibatasi aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika3 Januari 2018 pukul 15.57

      Betul, kadang-kadang yang salah diri sendiri tapi nyalahinnya ke yang lain :D

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Yuk Berlangganan!

Nggak mau ketinggalan informasi dari blog ini? Let's keep in touch! Tinggalkan alamat e-mail kamu dan dapatkan review artikel, tutorial, serta tips menarik secara gratis! :)

  • About Dza
  • About
  • Shop
  • FAQ
  • Explore
  • Lifestyle
  • Tips
  • Salero Uni
  • E-commerce
    Connect

Copyright 2025 Forever Young Lady All rights reserved. Design by Jung - Good Ideas. Great Stories.