Assalamualaikum,
Facial wajah bukan
hal baru untuk saya, tapi berani menulis tips tentang ini di blog, merupakan hal
pertama dan agak sedikit deg-deg-an untuk menceritakannya, hehe. Bismillah.
Ada beberapa pembaca
yang bertanya di line seperti, facial apa sih yang aman untuk remaja? Bahkan
sempat, suatu pagi ada ibu-ibu yang menelepon ke nomor rumah, mengaku dari sebrang
pulau, dan konsultasi soal jenis facial apa yang tepat untuk anak remaja
beliau. (Hai, Ibu, juga kamu, yang sedang baca tulisan ini!)
Saya kan belum
pakar nih, dan dibandingkan dengan blogger lain yang lebih senior, saya mah tidak begitu banyak pemahaman dan pengetahuannya.
Namun, karena kalian bertanya ke saya yang artinya memercayakan pendapat atau
tanggapan saya, untuk itulah tulisan ini dibuat.
Nah, di mana biasanya
saya facial? Kalau kamu sering mantengin Instagram Stories saya, mungkin tahu di
mana biasa saya melakukan perawatan wajah. Tapi pasti kamu orang yang sibuk dan
tidak punya waktu untuk cek IG stories saya, kan. Makanya hari ini luangkan
waktumu sebentar untuk baca tulisan ini sampai habis. Di postingan ini, kita
tidak akan bahas di mana, melainkan bagaimana.
Bagaimana caranya melakukan facial dengan aman?
Untuk kamu terutama
remaja yang belum pernah sama sekali, I should say that you have to be brave
and strong, harus siap mental karena rangkaian facial itu sebetulnya sakit,
sih. Perawatan wajah yang satu itu bertujuan untuk mengangkat sel kulit mati dan
komedo. Semakin ke sini, ada juga fitur (ealah, fitur! Maksudnya pelayanan) yang
dapat menghaluskan, melembabkan, atau mencerahkan kulit hari itu juga. Bagian sakitnya
adalah saat komedo di wajah kita akan diambil.
Banyak juga yang
suka mengeluh ke saya, katanya facial itu sakit, bikin rusak muka, dan bikin
bopeng. Beberapa orang cerita menyesal karena jerawat dipecah-pecahin saat facial.
Ada pula yang cerita produknya bikin wajah jadi bruntusan.
Duh, itu facial
apa lagi merusak wajah, sih?
Saya tidak pernah
mengalami itu. Tetapi saya pun baru melakukan facial di usia 20-an. Sebelum usia
itu, tidak pernah facial, laser, tidak pakai bb cream, pokoknya tidak dandan.
Keluarga tidak melarang, tapi Bundo selalu memberi tahu bahwa kulit remaja
masih lembut, masih tidak perlu untuk itu, cukup cuci muka dan maskeran, we
have to saving money, you prefer ngemil timun tomat wortel sayur, etc, etc.
Ya pokoknya tidak melarang, tapi diberi saran, sebaiknya nanti saja. Nah, masalahnya
sekarang ini dunia sudah berubah.
Di generasi
Awkarin, Anya Geraldin, juga YoungLex ini, kayaknya kita-kita yang masih remaja
sudah tidak takut lagi bermakeup, melakukan facial, sampai filler segala. Tapi
tetap dong, harus jadi orang yang cerdas. Salah satunya mengetahui hal-hal
yang harus dilakukan sebelum melakukan facial, seperti beberapa hal di bawah
ini ;
1.
Pastikan facial di tempat yang steril dan menggunakan alat bersih.
Saya pernah menemani
seorang teman yang facial di salah satu salon. Dalam salon, orangnya lagi makan
pakai tangan, dia cuci tangan, lalu hanya dikeprek-keprek dan dalam keadaan tangan
setengah kering langsung menangani wajah teman saya. Sudah gitu, alatnya saya lihat
belum dibersihkan bekas pelanggan sebelumnya. Tanpa bermaksud menjelekkan salon,
kejadian itu jadi pengalaman untuk saya. Bahwa saya sangat nggak mau wajah saya
diurus oleh alat yang nggak bersih. Bahaya. Jijik juga, kan.
2.
Jangan facial jika bukan dengan terapis ahli.
Kebanyakan orang
yang cerita mengenai pengalaman buruk saat facial itu, saat saya cek karena mereka
nggak ditangani oleh orang yang paham dan berpengalaman.
Saya sendiri anti
sekali kalau harus facial di tempat yang bukan ahlinya. Kalau facial yang benar,
ketika kamu punya jerawat kecil aja, wajahmu tidak boleh di facial. Bahkan
ada jerawat mau muncul, ini baru kelihatan mau muncul ya, belum ada jerawatnya,
itu juga tidak boleh.
Facial itu
bagian sakitnya adalah ngeluarin komedo, tapi tidak pernah menyarankan untuk
memencet bahkan menyentuh jerawat, bekas luka, dan kalau bukan terapis ahli yang urus,
duh. Kasihan mukamu. Kalau
tidak mau sakit, langsung saja lakukan Laser Wajah yang Aman dan Tanpa Rasa Sakit.
pexels.com
3. Cari
tahu apakah produk yang dipakai aman, terpercaya, dan tidak bereaksi di
kulitmu.
Saya pribadi,
setiap facial selalu bertanya, produk apa yang digunakan, masker apa namanya, ada
kandungan apa, kalau masih belum jelas saya balik ke ruang tunggu, duduk sambil
googling lebih lengkap mengenai produk yang dipakai. Jangan sampai, misalnya kamu
alergi terhadap bahan kimia tertentu, lalu pas ada apa-apa malah nyalahin
klinik-nya. Jangan.
4. Tentukan
budget untuk perawatan, dan ketahui apa tujuannmu melakukan facial.
Pertama, ask
yourself. Kamu mau facial untuk apa? Untuk gegayaan? Untuk pamer di snapgram?
Supaya dilirik lagi sama mantan gebetan? Atau biar kulitnya jadi cerah seperti
Ariel Tatum?
Gpp, se-receh
apa pun tujuannmu, itu tetap tujuan (mudah-mudahan sih, tujuannya berkah ya). Dari
situ kamu bisa tahu berapa estimasi budget yang harus dikeluarkan. Misalnya
nih, mau punya kulit cerah. Otomatis kamu harus memilih jenis facial yang mampu
mencerahkan, bisa dengan produk yang mengandung vitamin c, dst. Atau misalnya,
kamu cuma mau gaya aja gitu, mau pamer di snapgram kalau kamu akan facial, kamu
cukup melakukan tindakan facial yang biasa aja.
Saya tidak
berani pukul rata, tapi di beberapa klinik yang saya tahu, kisaran dari 75.000
rupiah sampai 300.000 rupiah saja. Perbedaan harga itu dilihat dari tindakan
dan manfaat yang didapat setelahnya. Namun, meski memiliki harga yang variatif,
hampir semua facial ada ekstrasi komedo. Itu saya ambil patokan harga di klinik Uni biasa melakukan facial.
cari tahu sebelum melakukan treatment - pexels.com
5.
The most important things : know yourself.
Ini yang paling
penting. Sebelum melakukan facial, ketahui dulu jenis kulit kamu. Apakah
kering, berminyak, kombinasi? Jenis kulit ini nantinya akan menentukan kamu
harus pakai produk yang mana. Aneh kan, kalau misalnya setelah facial kamu
merasa kering atau minyakan. Mungkin karena pilihanmu kurang tepat. Untuk
mengakalinya, sebelum facial lakukan konsultasi terlebih dahulu. Tanya
sebaiknya penanganan yang tepat pakai facial apa, dan seterusnya. Tanya terus.
Lalu, cek
juga dirimu sendiri ; apakah sedang atau akan ada jerawat di wajah? Cek
baik-baik. Saya pernah tuh, dulu, sempat datang gitu aja ke klinik tanpa cek
kondisi wajah. Sesampainya di sana, kan sistemnya bayar dulu tuh ya, eh sama terapisnya dibilang ini akan ada
jerawat dan ada satu jerawat di pipi. "Tidak boleh dimasaj atau ekstrasi
ya Kak, SPO di sini tidak membolehkan," lanjutnya. Yah, sudah bayar.
Akhirnya hanya dikasih apa tuh ya masker biasa deh pokoknya.
Biar tidak
rugi macam saya, selalu cek dulu ya. Know your period time, cek juga anggaran
keuangan kamu, jangan terlalu maksa. And please be a smart netizen.
Jika tips di atas sudah kamu terapkan, jangan lupa gugling lagi mengenai klinik
yang akan kamu datangi. Baca baik-baik, baca yang jelas, dan,
Selamat facial!
:)
Ribet? Iya. Tapi
memang harus posesif untuk itu. Harus tahu semuanya sebelum diaplikasikan ke wajah.
Siapa yang menangani. Berapa lama durasinya. Apakah steril alatnya... Milih pasangan
aja selektif, apalagi milih produk, harus esktra selektif :)
Oh, lupa. One
more questions :
Berapa lama sebaiknya jeda facial?
Uhm, ini nih.
Beda-beda. Pertama, sesuaikan dengan budget kamu. Sesuaikan juga apakah sedang normal
kulitnya atau ada jerawat. Kedua, ada yang bilang terlalu sering facial bikin pori-pori
membesar karena sering dicungkil komedonya. Ada juga yang berpikir kalau terlalu
sering facial dapat membuat muka jadi jenuh (karena sering terpapar produk). Tapi,
beberapa pihak juga bilang facial yang rutin sebaiknya sebulan sekali. Ini tergantung
kamu kiblatnya ke mana, sih. Bebas deh, silakan pilih yang menurutmu sesuai sama
kamu saja.
Saya sendiri,
biasanya per enam bulan sekali. Lama, ya. Ini karena saya menyesuaikan kebutuhan
dan menekan keinginan. Selain itu, saya ngerasa kasihan sama kulitnya kalau pori-pori
dibuka terus, kasihan fisiknya kalau terus-terusan ngerasain sakit saat esktrasi,
dan kasihan kantongnya kalau harus sebulan sekali. Haha! Lagipula, wajah saya memang
yang tidak begitu bermasalah banget sih. Yang harus sering dibersihkan itu justru
bukan wajah, tapi hati.
Kalau untuk kamu
sih, saya nggak bisa nyaranin baiknya berapa kali sebulan. Silakan konsultasikan
ke dokter masing-masing, ya.
Apakah kamu
masih ada pertanyaan? Silakan drop pertanyaanmu di kolom komen.
nomer 5 penting banget
BalasHapussaya pernah habis facial ada jerawat halus di sekitar hidung, kukira komedo ternyata bukan
kata mbaknya harusnya saya pake semacam pelembab sebelum facial
tapi ya namanya gak tau ya.
Huhu, terus gimana? Semoga kedepannya lebih aware lagi ya kak, jadi kulitnya tetap aman baik setelah atau sebelum facial :')
HapusDulu pernah facial di sebuah salon eh sesudahnya saya jadi jerawatan. Sempat kapok tapi akhirnya nemu salon yang cocok dan nggak bikin jerawatan
BalasHapusWah, senang akhirnya kakak sudah menemukan salon yang cocok.
HapusAku bahkan baru facial pertama kali di klinik kecantikan minggu lalu uni. Sebelumnya aku memilih facial mandiri di rumah. Alasanku tentu untuk menghemat budget dan aku tahu betul produk yang cocok untuk kulitku. Hehe. Sharingmu sangat bermanfaat!
BalasHapusernykurnia.com
Ah, betul. Facial di rumah memang lebih hemat budget dan lebih aman karena kenal bahan yang digunakan untuk kulit. Setuju banget dengan kakak. Tapi sayangnya tidak semua orang telaten alih-alih memilih jalan pintas untuk facial ke klinik (termasuk uni :D hehe)
Hapusuntung kok saya dulu langsung ketemu tempat facial yang cocok buat saya... dokternya pada baik plus muka saya perkembangannya semakin baik dan terasa..
BalasHapusWell, lucky you! Semoga teman-teman yang lain bisa lekas menemukan tempat yang cocok.
Hapus