Hi, Assalamualaikum!
Tanggal 14, identik dengan perayaan Valentine, ya? Nah, pada postingan kali ini, saya mengundang sahabat SMA saya, A.Hasan untuk menuliskan opininya mengenai perayaan Valentine. Seperti apa sih, pandangan Hasan mengenai perayaan Valentine yang identik dengan perayaan kasih sayang? Dibaca, yuk, and please be a smart readers, Dear. :) Oh iya, dibaca dulu nih, 12 Fase Perempuan yang Perlu Kamu Tahu.
Happy reading!
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Mungkin, sebagian dari kita ada yang menunggu hari ini atau hanya melewati saja seperti hari biasa. Bagi yang menunggu tanggal 14 ini, atau sudah melaksanakan di malam sebelumnya, apakah kamu tahu sejarah sebenarnya hari Valentine ini? Sebab, kita 'kan sepatutnya sebagai manusia yang berpikir, bisa bertanya dulu sebelum melakukan apa yang akan kita kerjakan.
Contohnya, seperti tanggal 17 Agustus yang merupakan hari kemerdekaan negara kita, pasti kita tahu dong, kenapa hari itu bisa dirayakan dan selalu diadakan upacara. Lalu, bagaimana dengan hari Valentine ini?
Yang biasa merayakan sudah pada tahu sejarahnya? Atau pura-pura nggak tahu? Yang nggak merayakan juga, apakah sudah tahu? Kita semua, terlepas merayakan atau nggak, kita mesti tahu kenapa perayaan ini ada. Biar suatu saat nanti nggak tiba-tiba khilaf ngerayain di kemudian hari.
Mungkin banyak nih ya, artikel yang bisa kita temui kalau kita niat mencari tahu. Tetapi di sini saya akan coba jelaskan dulu sejarah adanya Valentine’s Day. Sejarah yang diceritakan berbeda-beda karena macam-macam sumbernya. Pada umumnya, kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari, yang dinamakan Lupercalia.
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk Dewi Cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu, setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut, karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama Katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity).
Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan meninggal pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan, ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun, tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya, karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih, dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua, menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, tetapi St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).
Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu” .
Dari penjelasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan :
1.
Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang kental dengan nuansa paganisme.
Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang kental dengan nuansa paganisme.
2.
Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya diubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi, acara Valentine menjadi ritual agama yang diubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan wafatnya St. Valentine.
Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya diubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi, acara Valentine menjadi ritual agama yang diubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan wafatnya St. Valentine.
3.
Hari Valentine juga hari penghormatan kepada tokoh Kristen yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
Hari Valentine juga hari penghormatan kepada tokoh Kristen yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
4.
Pada perkembangannya, di zaman modern saat ini, perayaan Valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang” .
Pada perkembangannya, di zaman modern saat ini, perayaan Valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang” .
Nah, bagaimana dengan orang yang beragama Islam? Sebentar, jangan marah dulu. Kenapa tadi di atas bahas perayaan Valentine, terus sekarang bawa-bawa agama? Dibaca dulu sampai selesai, ya. :)
Sebagian muslim mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas, yang artinya jelas, bahwa perayaan ini tidak perlu dirayakan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan gaya hidup yang semakin longgar aturan-aturannya, banyak kayaknya, sebagian dari kita yang menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari Valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme.
Jadi, kenapa perayaan Valentine dilarang dalam Islam?
Well, sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, nggak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah dijelaskan bahwa ritual perayaan Valentine adalah ritual yang tidak diajarkan dalam Islam.
Kenapa sekadar ikut-ikutan perayaan Valentine aja diribetkan dengan agama?
Jawabannya sederhana, sih. Sebab kamu beragama Islam, tentu tahu ada batasan-batasan atau mudahnya, larangan, yang nggak boleh dilakukan. Contohnya perayaan Valentine ini. Di atas sudah dijelaskan sejarahnya. Jadi, ketika kita mengetahui sejarah itu dan masih ada yang melakukannya atau niat melakukannya, tinggal lihat saja di hari akhir nanti, kita bakal diapakan, hehe.
Karena, sebenarnya dalam Islam jelas, bahwa merayakan hari Valentine itu dapat menimbulkan hal-hal yang seharusnya nggak terjadi. Kecemburuan sosial, misalnya. Nah dibaca dulu, bagaimana cara mengatasi cemburu.
Saya coba jelaskan kenapa Islam bisa melarangnya, sehingga kita bisa sadar sama akibatnya, di kemudian hari.
Dear, ketika kita merayakan Valentine, hal itu sebenarnya lekat dengan meniru perbuatan orang non muslim, yang artinya kita percaya pada ajarannya. Perbuatan ini sangat dekat dengan kesyirikan yang dosanya tidak bisa diampuni. Untuk itu, mari kita pahami dan cegah diri kita untuk merayakannya. Lagian, kenapa sih, ngotot banget mau rayain Valentine? Sama kayak pacaran, ada juga alasannya kenapa dilarang. Klik, deh.
Lalu, dalam prakteknya yang sering diberitakan dalam perayaan hari Valentine, itu juga sering terjadi perzinaan di mana-mana atau seks bebas. Perayaan ini menjadi hari semangat untuk berzina padahal jelas hal ini dilarang dalam al-qur’an, dan kita sebagai manusia yang berpikir sehat, pasti nggak mau dong, kehormatan ini terbuang sia-sia.
Semangat perayaan ini tuh sebenarnya berawal dari sejarah Valentine itu sendiri, dan sekarang malah menjadi permainan perusahaan kondom untuk meraup untung.
Kemudian, hari Valentine ini mempunyai tradisi memberi bunga, coklat, dan beragam hadiah lainnya untuk diberikan yang menjadi bukti kasih sayangnya, padahal apa yang dilakukan itu merupakan suatu pemborosan.
Boros itu sendiri merupakan hal yang dibenci oleh Islam karena meniru perbuatan setan. Bahkan nih ya, dalam komik Detektif Conan (saya lupa vol. berapa), ada pernyataan Conan yang mengatakan bahwa Valentine sekarang ini merupakan permainan pengusaha cokelat untuk meraup untung yang besar.
Kadang, di sekitar saya atau diana pun yang saya amati, ada yang begitu memaksakan diri membeli hadiah hingga dia lupa dengan dirinya sendiri, sungguh miris.
Oleh karena itu, perayaan hari Valentine ini dilarang oleh Islam. Lalu, kalau dalam pandangan Islam sendiri, bagaimana sih, Islam mengajarkan kasih sayang?
Seharusnya, jika seorang pasangan itu ingin membuktikan kasih sayangnya, buktikanlah dengan menikah atau merencanakan kapan akan menikah. Karena ikatan pernikahan merupakan bukti yang kuat, bukan sekadar cokelat yang bisa dimakan atau meleleh jika dibiarkan. Bukan hadiah yang bisa hilang ataupun rusak.
Dalam Islam juga diajarkan bahwa kita harus bisa mengasihi semua makhluk dari manusia, binatang, tanaman, dsb. Cara mengasihi salah satunya adalah dengan berbagi atau sedekah. Berbagi apapun yang bisa kita bagi. Kalau kamu bingung mau sedekah ke mana , coba klik tulisan ini. Ada berita soal kasus #HilangnyaMaryam yang sedang menggalang donasi.
Jadi, kalau perayaan Valentine identik dengan berbagi ini-itu ke pasangan, kalau dalam Islam, kasih sayang dibuktikan dengan berbagi ke sesama dengan sedekah. Ini pahalanya jauh lebih besar, insya Allah.
Dalam momen tanggal 14 februari ini, sebenarnya juga diperingati dengan Hari Hijab Sedunia, dan ada gerakan yang bernama GEMAR (Gerakan Menutup Aurat) . Daripada merayakan hari Valentine, kita juga bisa belajar untuk berbagi jilbab ataupun belajar mengenakan jilbab bagi yang belum memakainya. Karena sebenarnya jilbab merupakan kewajiban muslimah. Silakan dibaca alasan Uni Dzalika memakai jilbab.
Dan, alangkah baiknya jika kita bisa menjalankan perintah Allah dengan baik.
Semoga, Hari Hijab Sedunia ini bisa menjadi hari yang baik untuk beramal, berhijrah, atau alternatif, ketimbang merayakan hari Valentine yang banyak mudharatnya.
Ada yang mau ditanyakan atau disanggah? Atau mau diskusi, curhat, atau apa pun? Silakan, ditunggu di komen ya. Atau, mungkin bisa janjian ketemu di Jung Coffee.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Editor : Uni Dzalika
About contributors :
Abdullah Hasan Alifuddin.
www.akunchan.com
He is a moslem, Da'i, football lovers, addicted in futsal, and fan of arsenal.
Aku ngak paham valentine dan pentingnya apa apalagi ngak tanggal merah hehehhehe
BalasHapusAhahahaha, sama. Tapi seri sih lihat orang ngerayain tp nggak tahu sejarahnya, that's why I posted this info :)
HapusWah berat nih temanya uni. Gue ngangguk-ngangguk aja ya. Hohoehehe. :)
BalasHapusTapi gue mau coklat ni. Bagi dong. :(
Aku juga mau kalau cokelat :))
HapusSalam knal un :D jelas bgt ini asal usul nya tapi klo sasaran empuk biasanya abg yah, tapi di supermarket dkt rmh ngerayain valentine dgn lomba ibu2 blanja :)) pada pake baju mpink
BalasHapusWah, jadi ajang seseruan dan buat kebersamaan, ya? Bapak bapak pakai baju pink juga nggak? :))
HapusSeharusnya hari jilbab sedunia bisa menggeser hari valentin. Tapi kok kayanya sulit >,<
BalasHapusIya sulit ya.. Mungkin perlu ganti tanggal :))
HapusBaru tahu kisah lengkapnya valentine. Hmm gitu toh.
BalasHapusTp mmg gak merayakan juga sih.
Bener kata mb turiscantik. Gak tanggal merah soale hahahaha
Iya, kalau tanggal merah baru deh seneng banget ya, bisa buat liburan! hahaha
HapusDuluuu ikut ngrayain, tapi sekarang ogah karena gak masuk hari libur nasional, suami masih kerja hahaha
BalasHapusaku sih udah gak mau komen apa2 soal valentine, yang penting aku yakin kalo aku gak perlu ngrayain :)
Iya hahaha, kalau libur nasional enak ya bisa buat jalan ke manaaa gitu. Tapi kalau ternyta, some years bakalan jadi hari libur international, tetap ga ngerayain juga kan ya :))
HapusIni yang nulis Hasan Prolog?? Keren bangeeett..
BalasHapusKeren lah,detail banget sejarahnya 😁
BalasHapusdetil banget mba, semoga makin banyak orang yang kebuka pikirannya ya...amin
BalasHapusNice artikel mba, semoga hari berjerudung bisa segera menggeser hari valentine ya. Jangan lupa ikutan lomba blog, yang akan segera kami adakan ya....
BalasHapusbuat aku, setiap hari adalah hari valentine karena kasih sayang tidak mengenal batas dan waktu
BalasHapusMuahaha. Berat wey berat! Tapi gue setuju. Palentin sampah. Gak penting abis. :))
BalasHapusAku belum pernah beli kondom masa. Aku merasa cupu abis. :(
Eh, tapi ini demi kebaikan diriku sendiri. Tidak mau berhubungan enak-enak sebelum menikah. Allahu Akbar!