Hi, Assalamualaikum!
Ketika Jumat kemarin saya main ke Jung Coffee, saya kan pulangnya nginap di rumah Uda saya. Main lah sama ponakan dan gosip cantik bareng kakak ipar. Malam ini, saya pulang dalam keadaan sangat kotor. Bawa debu. Bawa beban ghibah. Bawa PAMPERS untuk keponakan. Bawa pakaian kotor. Bawa dosa. Yha. Jijik.
Sebentar, Jung Coffee ini bukan milik JUNGJAWA ya. Silakan baca review mengenai kopisop tersebut di sini. (Hey, it's teaser ^^ Will available on Monday)
Nah, pas dalam perjalanan pulang ke rumah barusan, saya berasa lebih rendah dari upik abu. Kumel sekalih. Itu kan nginap nggak direncanakan sehingga saya nggak bawa pakaian ganti, wajah kusam karena nggak bawa Eye & Lip Remover, penuh jerawat karena mikirin bebannya Arifin Putra dan Ge Pamungkas, perut gendut kebanyakan makan di Eat & Eat Food Market , paginya nggak sempat pakai masker , dan badan mandi keringat karena panasnya Jakarta sungguh menguji kesabaran. Kampret!
Astaghfirullah, Uni ngomong kasar. Astaghfirullah.
Ih, belum ganti pakaian!
Duh... Perut gendut efek #BerkahNgeblog ^^ alhamdulillah ya ~
Lha, nyebelinnya lagi, setibanya di wilayah Cibinong, hujan lagi deras-derasnya malam kemarin. Ibaratnya lagi nyeduh kopi panas terus langsung dimasukin es batu. Pecah tuh gelas. Berhubung mau pulang ke rumah kan ya, jadinya saya bablasin aja huhujanan nyari ojek. Perjalanannya dari pertigaan Citereup sampai Terminal Ramayana Cibinong. Kira-kira sama jauhnya kalau dari Blok M Square ke Taman Ayodia, atau dari Stasiun Cawang ke sebrang jalan, atau dari PGC ke Kramat Jati, atau Kokas ke Stasiun Tebet. Segitu, dekat lah ya. Dan di tengah perjalanan, ada yang bawa motor jegat saya.
"Mau saya antar?" tanya orang ini tiba-tiba, mendadak, plus ngasih senyuman. He? Nggak kenal main nawarin nganter. Dalam hati, saya komat-kamit nyebut nama orang yang saya suka. Bingung juga kenapa sebut nama dia, bukan sebut salah satu dari 99 nama Tuhan.
"Nggak perlu, saya di sebrang tinggal naik ojek," jawab saya dengan intonasi yang berusaha menyamakan keramahannya. Terus dia ngomong lagi, "Boleh minta nomornya nggak?"
Awalnya ramah, tapi cara jegatnya bikin kaget, dan sekejap saya minta nomor. LAU NGGAK TAHU SIAPA GUEH?! Saya butuh sepersekian detik untuk cari tahu maksud dia apa. Saya cuma tanya, "untuk apa?"
"Sudah punya suami? "
Saya gegas meraba cincin di jari manis saya. Pasti nanya karena lihat ini cincin. Butuh dua detik untuk mikir jawab apa. Satu detik mikir efek kalau bilang sudah punya. Detik berikutnya mikir dia mau ngapain kalau tahu saya belum bersuami.
Dan rasa penasaran selalu lancang keluar dari mulut.
"Belum punya. Kenapa?" tanya saya ngeladenin.
"Saya minta nomornya. Nama saya Nobita (bukan nama sebenarnya). Saya tertarik dengan kamu."
What?! Saya nggak pakai pelet dan ini lagi kumel banget. Tapi tetap, saya tuh perempuan yang selalu mencoba untuk mencari tahu maksud dan tujuan seperti dalam sebuah proposal. Jadi, selanjutnya saya bertanya, "Kenapa?" Yang dilanjutkan dengan percakapan begini (Redaksinya kurang lebih sama, diubah menjadi semi formal untuk kesesuaian dengan niche blog) ;
Kamu perempuan berani.
Kenapa percaya bahwa saya orang yang berani?
Jam segini, jalan sendirian tanpa merasa takut.
Oh, jelas. Ini karena saya kenal wilayahnya dengan sangat baik.
Dan kamu perempuan nekat.
Oya?
Ya.
Kenapa menyimpulkan begitu?
Perempuan mana yang rela basah kuyup, bawa barang banyak, dan jalan sejauh pertigaan sampai ke sini, kecuali karena dia nekat?
...
Dan perempuan macam apa yang berani tetap berdiam diri di sini, hujan-hujanan, bersama orang yang bahkan nggak dikenal?
O, oke.
Dan perempuan macam kamu pasti nggak takut untuk kasih nomor ke orang seperti saya.
...
Kemudian,
Seperti di adegan Uya Kuya, saya seperti terhipnotis.
Saya kasih nomor saya. Saya kok, jadi mudah dihasut dengan pujian, saya dirtik. Pendosa. Sama yang beginian aja mudah kehasut, apalagi sama rayuan setan yang mana rayuannya selalu terlihat sangat nikmat sehingga tidak dapat kita dustakan. Ampuni Uni ya Allah. ZODIAK LEO BEGINI NIH. PAYAH. LEMAH.
~
Well, inti dari tulisan ini apasih?
2. Sebagai perempuan, baiknya dandan sewajarnya dan selalu rapi deh, kali-kali kejadian kayak gini kan jadinya nggak malu banget kalau kumal.
3. Being honest to a stranger person (for me) doesn't matter, but make a sure kalau kamu nggak bakal diapa-apain, dan kuncinya solawatan aja terus dalam hati biar nggak pecah fokus. (Tapi tadi saya bukannya solawatan malah nyebut nama siapa sih itu kok ada mulu di pikiran saya).
Tapi, tetapi cerita ini belum sampai pada kesimpulan. Karena saat mengetik nomor saya di ponsel dia, kan hujan, nggak kesentuh terus layarnya karena basah. Dia lap. Ketik lagi. Lalu ada telepon. Dia rijek. Dia ketik lagi 08xx lalu telepon masuk. Dia abaikan. Lap hape. Ketik lagi. Telepon masuk. Hujan jatuh lagi ke hape dia. Hapus lagi. Ketik ulang 08xx lalu ada telepon. Dia rijek lagi. Hapus air di layar pakai jaket. Ketik lagi. Ya nabi ya rasul, begini aja mulu sampai saya nikah. Nggak kelar-kelar ~~~~
"Kamu yang ketik deh," he said that, and gave me his phone. I witness his hand shaking entah karena kedinginan butuh dipeluk, atau grogi karena sudah salah minta kenalan sama cewek kumel, atau karena apa, teu teurang abdi ge.
Oke, saya ambil hape dia, baru ketik 0-8 eh ada lagi telepon masuk, yang dari tadi ngeberisikin momen kami ini. Mau nggak mau kebaca namanya. Jaiko. (bukan nama sebenarnya). Oh, perempuan lain di tempat entah, sedang menunggu kabar darinya. Batin saya seketika.
"Kamu sedang ditunggu dia?" Tanya saya sopan, tanpa bermasukd membuka sesi curhat.
"Iya ada janji."
"Penting sepertinya, angkat saja."
"Nggak, dia memang dari dulu rewel gitu."
"Dari dulu? Oh, dia pacarmu? Kok rasanya agak kurang etis, ya, minta kenalan dengan saya sementara kamu menyia-nyiakan Jaiko ini."
Saya selesai ketik nomor. Dan dia masih tetap menawarkan ngantar pulang. Saya bilang terima kasih, nggak perlu, lalu nyebrang. (Soal minta nomor kan ada fitur blokir).
Kesimpulannya adalah, laki-laki yang mencari kesempatan untuk mengenal orang baru tetapi mengabaikan perempuan yang sedang bersamanya adalah lelaki yang... *some text missing* *to be continue on the comments*
Jadi kesimpulannya siapa yang sudah menikah? :-)
BalasHapusMas-masnya :(
HapusKesimpulannya adalah....
BalasHapusJangan mudah terbuai oleh rayuan mematikan! *kurung anak-anak berzodiak leo di dalam kamar*
HapusNIKAH. Uhuk. Kok ini perkenalannya puitis, ya, ehe
BalasHapusAhahaha, puitis tapi endingnya miris. Semoga enggak di telepon atau di sms sama dia, deh.
HapusPerkenalannya romantis ya uni, dibawa hujan. Uhuk, hehehe.
BalasHapusNunggu kesimpulannya uni :)
Ahaha, iya. Kesimpulannya adalah hati-hati, banyak lelaki nggak baik di nuka bumi ini. *keluarin tameng Captain Amerika untuk berlindung*
HapusNyari 'text missing' di kolom komen kok ga ada ya xixixixi
BalasHapusEhehe, bisa bantu menyimpulkan? :)
HapusKesimpulannya adalah....
BalasHapusJangan lupa dandan!
HapusUni dijegat di bawah hujan, diminta no. Tlp sama si cowo. Ni kisah FTV dari channel mana Un? Cowonya ganteng ya Un makanya dikasih no. Tlp kamu :p hehe *peace*
BalasHapusMuahahahaha, apalah artinya ganteng kalau bukan tipe. Ehehehehehe. Dia neleponin terus tp selarang sudah aku block.
HapusSi Uni mah pemberani sampai ngobrol panjang gitu, yak.. Itu pasti cowoknya ganteng? *Ehh :v
BalasHapusKalau aku sering banget diajak bareng sama Mahasiswa pas lagi jalan pulang kerja. Disangka anak kuliahan juga. Hahah
Terus terus, kamu ladenin nggak? Asik muka masih kayak anak mahasiswa ya, hahaha.
HapusWalahhh mas mas nya udah punya pasangan masih ready minta nomor cewek lain. Minta ditabok banget itu hidupnya. *eh
BalasHapusNAAAAAAH! INI ADALAH KESIMPULAN YANG PALING TEPAT! Gimana coba perasaaan ceweknya kalau tahu :))
HapusSemacam centil gitu ya mas-masnya (=^ ^=)
BalasHapusKalo aku jadi Uni, mungkin udah aku injek kakinya
Uni di samperin mas mas..
BalasHapusJadi kesimpulannya Uni masih jomblo, ko jalan malam2 sendiri gak ditemenin mas yg diaebut2 itu loh
Mau bilang "jadi kesimpulannya..." juga, tapi udah ketemu. Ya udah. Terserah. Oke, fine!
BalasHapus