Di masa lalu -meskipun seharusnya kita tidak perlu membahas yang telah berlalu, pernah ada seseorang yang terlalu khawatir kalau saya gemuk. Saya tuh tipe perempuan yang kalau lapar, ya harus makan. Nggak peduli jam berapa, atau jumlah kalorinya, atau lemak jenuhnya, pun jenis makanannya.
Cek dulu : Ini Rahasia yang Bikin Kulit Jadi Halus
"Ini jam dua pagi, Dza. Kamu sadar nggak? Masa makan jam segini, kalau gemuk, gimana?" katanya melalui pesan chat saat itu. Dia tidak ingin saya gemuk. Katanya, menjadi gemuk itu rentan dengan beberapa penyakit. Selain itu, saya 'kan lincah dan aktif ikut banyak kegiatan, kalau gemuk khawatir susah gerak. Hal lain, menurutnya biar penampilan tetap baik, biar tetap cocok pakai pakaian apa saja. Singkatnya, barangkali dia tidak mau jalan dengan saya kalau gemuk. Oke, alasan yang terakhir itu suudzon.
Tapi toh, gemuk atau tidaknya saya, kami memutuskan komunikasi untuk selamanya, sekian bulan kemudian.
Waktu saya cek, saat itu berat badan saya 50-kg. Fotonya bisa cek dengan klik tulisan ini. Saya juga tipe perempuan yang nggak takut gemuk. Kakak dan keluarga saya selalu bilang bahwa gemuk itu cantik. Kalau melihat masa lampau, Aktris zaman dulu yang sangat dipuja-puja aja, nggak kurus. Dan gemuk itu identik dengan makmur, awet muda, pokoknya brainstorming keluarga saya menakjubkan sekali, sehingga kami nggak malu kalau gemuk.
I adore her while nonton film SPY ini. Dia lucuk, cantik, cerdik, dan tidak kurus.
Cantik itu kurus atau cantik itu seperti orang Korea, adalah brainstorming yang salah menurut keluarga saya.
Saya, waktu itu bisa gemuk karena banyak makan, banyak bahagia, banyak komunikasi dengan lingkungan, saya begitu hidup. Begitu berkembang. Tetapi brainstorming keluarga saya hancur oleh pemikiran jahat.
Kemudian pikiran jahat (jahat atau bodoh, ya?) terus-menerus menghasut saya.
Saya harus kurus. Biar dia kembali. Biar dia llihat perjuangan saya. Biar dia nggak malu. Biar kalau dia ketemu saya lagi, dia akan kagum bahwa saya telah berhasil menjaga berat badan. Biar dia tahu, saya kurus untuk dia.
Saya berhasil kurus, bahkan kata nyokap cenderung seperti tengkorak dilapisi kulit. Masuk ke angka 39-kg dan saya sendiri nggak sadar bisa sampai sekurus itu.
Sayangnya, dia tidak pernah kembali. Melihat atau bertemu tiga puluh menit saja, dia tidak mau.
~
Setelah diingat lagi, kejadian itu sudah beberapa tahun lalu. Sudah berlalu. Tapi saya sudah tidak lagi menunggu.
Teman-teman kampus dan anak kantor lama mengatakan kalau saya menyeramkan. Terlihat begitu rapuh. Terlalu kurus. Tidak cantik karena pipinya tirus. Mereka berkomentar di saat saya nggak pernah menyadari keadaan tubuh saya.
Saat masih terngiang kalimat dan muhasabah dari teman-teman itu, dalam waktu yang berdekatan, saya mengenal seseorang, yang pada dirinya, saya tidak takut menjadi diri sendiri. Dan kebalikan dari kejadian beberapa tahun lalu, orang ini, kerjaannya selalu ngajak saya makan. Makan lagi. Makan terus. Makan melulu. Sampai-sampai tubuh saya kagok, karena sudah lama sekali tidak makan sebanyak itu. Rasanya mau muntah.
Pertemuan di hari libur kemarin, dia bilang sesuatu. Pada percakapan tersebut, saya jadi merenung ; betapa saya sudah jahat terhadap diri sendiri. Kami sedang makan malam dan entah dia bercanda atau memang sungguh-sungguh, saya memang jadi kepikiran. Katanya, "43, ya, Dza."
"Hah? Maksudnya bagaimana, saya kurang paham,"
"Naikin berat badan kamu sampai 43."
"Oh, i... ya..." sambung saya, sambil berpikir sejenak. Haruskah?
"45, deh."
"Nggak! Cukup 43 sajaa!" kata saya protes. Saya nggak takut gemuk, tapi saya sepertinya sudah nggak kuat makan banyak. Ya bayangin aja, tiga tahun terlatih makan sedikit, sekarang jadi susah sekali memasukkan banyak makanan. Pola makan saya harus diatur lagi, sepertinya.
~
Therefore, ini jadi catatan tersendiri buat saya, bahwa saya harus peka terhadap kondisi tubuh, harus sayang, harus peduli dengan asupan gizinya, memerhatikan pola makannya, pokoknya harus. Bahkan wajib. Dan semoga, kamu semua yang sedang membaca ini, juga banyak makan, ya. Makan yang teratur, yang sehat, yang bergizi.
Ps. Untuk bisa bersikap baik-baik saja, kita perlu banyak makan. Dan lebih pentingnya lagi, kamu harus terlihat sehat, gemuk, pun bahagia, biar mantan kamu menyesal telah berpisah dari kamu. Jadi, mari sarapan!
sebenarnya bertubuh kurus itu bagaimana pun juga akan lebih cantik daripada gemuk atau gendut tapi kalau terlalu kurus jadi jelek enggak juga sih yang buat jelek atau cantik ya attitudenya dan mungkin senyum di wajah. Tapiii tetep balik lagi ke usia kalo memang masih di bawah 35 tahun percayalah akan sulit untuk gemuk seperti aku yang biasa makan nasi 6 kali sehari mau naik 1 kg aja susah tapi pas udah 35 thn mau nurunin 1 kg aja susah dan karena punya alm ayah yang bilang perempuan itu jelek kalau gemuk aku selalu percaya dengan beliau jadi selalu berusaha untuk tetap kurus atau langsing sebab secantik-cantiknya wajah kita kalau gemuk pasti jelek ^^
BalasHapusCantik itu kurus, nampaknya semua memang bilang begitu, saya sih enggak kurus, enggak gemuk banget juga, bahkan badan sulit kurus, tapi saya bahagia, yang penting itu haha, cantik adalah saat kita menerima diri kita apa adanya.
BalasHapusaku waktu mau lahiran aja 49kg zet... sekarang udah 38kg lagi... entahl;ah macam mana bisa 40-an lagi..
BalasHapuscantik itu bukan kurus atau gemuk sih menurutku.. tapi sehat atau enggak.. kalau sehat udah pasti cantik. ^^
Aku juga suka sebel sama orang-orang kepo yang hobi banget nyinyir "kok gendutan sih?"
BalasHapusYaelaahh.. padahal berat badan aku masih normal lah, 48 kg untuk tinggi badan 150 cm. Gak mengerikan kan kak?
Padahal lagi, aku nyaman tuh dengan bb segini. Susah juga buat balik ke 43, wong happy & makan muluu :D
cantik itu bisa jadi diri sendiri dalam keadaan apapun :)
BalasHapusSelama bahagia, kayaknya semua orang bisa cantik.. Kalau sudut pandang Islam sih kita tidak boleh berlebihan alias tidak boleh terlalu kurus karena zholim ma tubuh sendiri atau terlalu gemuk karena makan berlebih.. Makan sewajarnya, masalah kitanya "bakat kurus" atau "bakat gemuk" itu urusan lain.. In syaa Allah jodoh mah gak bakal kemana,hehe..
BalasHapus