Sekitar pertengahan tahun 2014, saya pernah membuat status, kalau selepas nulis cerpen, apa yang saya tulis bakal kejadian.
Pernah nulis tentang kumpulan belatung yang terjatuh dari atap kost seorang gadis - untuk lombanya Che Indah - dan nggak lama betulan ada belatung berjatuhan di plafon tempat saya berdiri saat itu.
Pernah nulis tentang anak kecil yang dari kampung naik kereta ke kota untuk cari tabib, beberapa bulan kemudian betulan ketemu anak kecilnya.
Pernah nulis duet sama mbak Masya tentang sepasang kekasih yang keduanya saling jatuh cinta tapi batal menikah, betulan kejadian.
Paling nyesek pas saya jadi kontributor di Antologi Lembar Cinta. Nulis tentang dua orang saling jatuh cinta dalam diam, saling tahu mencintai satu sama lain, tetapi akhirnya si perempuan nikah sama orang. Dan sahabat saya membaca itu sebelum diterbitkan, dan dia menangis, dan dua bulan kemudian dia mengalaminya. Takdir sungguh nggak terduga :')
Nulis cerpen Senandika dan beneran ada kejadiannya, walaupun beda ending :))
Dan, masih banyak lagi, yang pastinya kalau kamu pernah baca semua cerpen saya, ya begitulah, semua terjadi betulan.
Nggak, kejadiannya nggak serupa plek ketiplek banget kayak apa yang saya tulis. Tetapi premis besarnya itu yang terjadi di kehidupan nyata, di sekitar saya.
Akkhinya, saya vakum nulis cerpen karena takut. Tapi saya punya alasan kenapa tetap menulis, yang bisa kamu baca di sini.
Beberapa bulan lalu nyoba nulis lagi. Isi kepalanya minta dikeluarin. Nah, saya nulis tentang dua orang (perempuan dan lelaki) yang bersahabat baik, lalu si lelaki berubah sikap karena punya pacar. Setelahnya lakik ini ngabarin kalau dia mau nikah di saat ibunya si perempuan sakit yang kemudian, meninggal.
Well, dengan sangat menyesal, dan merinding juga, tulisan itu kejadian di hidupnya Cicik Ai @baelovesee . Nggak sama persis, hanya saja premisnya mirip ; Sahabatnya berubah sikap, lantas akan menikah, dan ibunya wafat. :( *peluk*
Bukan, saya bukan paranormal. Bukan Cenayang jugaaaaa :( Maksud saya menulis ini, mungkin, sebaiknya esok dan seterusnya, saya hanya perlu menulis segala hal tentang kisah bahagia, sepanjang perjalanan bahagia, memiliki akhir yang bahagia, biar siapa saja yang membacanya ikut mengaminkan lalu cerita saya menjadi doa. Lalu kita semua bahagia selamanya.
Tapi hidup kita bukan ditentukan dari cerita fiksi, kan? Dan kenapa yang saya tulis suka kejadian, ini juga masih tanda tanya besar :)) . Well, kalau penasaran ada kisah apa saja yang pernah terjadi, silakan pilih antologi mana yang mau dibeli dan bisa pesan melalui Line @unidzalika . #UjungnyaPromosi
Duh.. Kok serem, ya.
BalasHapusKamu ini Uni Lauren, ya.
Mau dong dibikinin cerpen yang endingnya bahagia, ya.
Nah, masalhnya aku kesulitan bikin cerita bahagia :(
Hapus