Semakin hari, semakin banyak motor yang lalu lalang ke sana kemari. Bahkan, mungkin hampir setiap rumah minimal punya satu kendaraan bermotor. Apalagi di zaman sekarang, dengan uang 500 ribu saja orang orang sudah bisa membawa pulang kendaraan jenis sepeda motor ke rumah. Setuju, nggak?
Motor memang saat ini bukan hanya sekadar moda transportasi, tapi sudah menjadi kebutuhan pokok kebanyakan orang. Selain cepat, motor juga ekonomis dan praktis. Tapi kamu pernah membayangkan nggak sih, punya motor sport ber cc besar nan gagah? Rasanya mustahil ya, dengan gaji pas-pasan bisa kebeli motor itu, mencicilnya pun belum tentu bisa, *hehehe, no offense bro, ini cuma curhatan ane.*
Tapi nggak usah kuatir bro, masih banyak seribu cara menuju Roma. Walaupun untuk memilikinya itu mustahil, tapi masih ada cara lain nih, untuk bisa sekadar merasakan sensasi si kuda besi tangguh tersebut. Seperti yang saya lakukan dalam sebuah acara di ICE BSD, Tangerang, bulan Agustus lalu. Yap, di acara GIIAS - pameran otomotif yang ramai sekali pengujungnya.
Baca juga : Berbagai macam mobil yang dipamerkan di acara GIIAS
Baca juga : Berbagai macam mobil yang dipamerkan di acara GIIAS
Kali ini saya diberi kesempatan untuk menjajal Triumph Thruxton 900. Namun, sebelumnya saya pernah merasakan keganasan Ducati Monster 696. Oke Sport moge bertema café racer ini dibekali dengan pararel twin engine 865 cc dan twin muffler membuat tampilan si kuda besi triumph ini semakin gagah.
Sensasinya itu bro, ketika pertama kali membuka penuh throttle gas... ibarat kata kita naik motor moped sudah berada di posisi gigi 4, kalo pake motor ini rasanya hanya perlu gigi satu untuk melibas jalanan ibu kota.
Sayangnya motor ini tidak dibekali sistem pendingin cairan, Thruxton masih menggunakan sistem pendinginan udara sehingga ketika bertemu jalan macet sudah dipastikan kedua pangkal paha anda akan terasa sangat panas.
Oia ada lagi, di sektor pengereman. Pada dasarnya moge 600cc atau lebih, menggunakan sistem pengereman double disc brake dibagian depan. Namun, Thruxton hanya menggunakan single disc brake. Kemudian hati ini bertanya tanya. Apa bisa berhenti hanya dengan single disc? Dengan laju motor seperti apa mampu discnya menahan beban dan panas?
Tenang bro sebelum motor itu dijual ke publik pasti segala sesuatunya telah dipikirkan oleh insinyur insinyur triumph jadi nggak perlu khawatir.
Jadi apa yg membuat motor itu sangat spesial?
Pesona cafe racernya telah membuat saya jatuh hati sejak pertama kali melihatnya, ditambah bonus untuk mengendarainya menambah hari hari saya menjadi sempurna plus diajak mengulik lebih dalam tentang dapur pacunya menambah pengetahuan yg luar biasa.
****
This post written by contributors. Berminat menjadi kontributor blog ini? Silakan baca ketentuannya di sini.
****
Proofreader : Uni Dzalika
Penulis :
Dwi Indra Budi Irawan
@Indra_Officiall
No comments:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)