• Nginap Bareng
  • Contact
  • Portofolio
Responsive image

Indonesian Beauty & Fashion Blogger.
Your personal stylist

Beauty Fashion Talks Lifestyle Event
#30HariKotakuBercerita

Yang Dulunya Kumuh dan Lusuh

Written by Uni Dzalika

Awal 2015 waktu itu, saya dan nyokap menyempatkan diri untuk bernostalgia ; main ke rumah tempat tinggal kami dulu saat masih ada Papa.

Kami mampir ke bidan kelahiran saya, melewati rumah tetangga kami, makan soto dan sate favorit 15 tahun lalu, dan berkunjung ke salah satu pasar yang besar di sana. Saya ingat dulu semasa kecil nyokap pulang dari pasar ini membawa batu apung untuk menggosok badan saya dan kedua kakak saya. Pernah beberapa kali Papa mengajak saya turut serta ketika masa pembangunan. Saya ingat itu.

Nyokap lagi-lagi cerita, bahwa pasar ini dulunya papa saya yang buat bersama temanya dan terjadi pengkhianatan sampai akhirnya... Oke, kita tidak perlu bahas itu. Tapi karena cerita nyoakp itulah, saya jadi ingat pasar Cibinong –tempat tinggal kami saat ini, yang sering saya kunjungi.

Bagaimana sebuah pasar bisa terbentuk di suatu kota? Saya selalu tertarik dengan sejarahnya, atau ceritanya.

Pasar di Cibinong ada tiga ; Pasar Anggada yang lebih mirip Tanah Abang versi Bogor wilayah Utara. Pasar Basah yang ramai mulai pukul 12 malam sampai jam tujuh pagi. Lalu Pasar Cibinong yang ditata menjadi semi-modern dengan gedung berlantai dua, tapi pedagangnya masih tumpah ruah di sepanjang jalan sampai menuju terminal. Saya akan persempit membahas pasar yang terakhir.




Sejak Papa pergi, saya juga jadi lebih suka menyendiri. Dan itu artinya juga malas ke pasar. Membiarkan nyokap sendirian kalau belanja. Lagian, Pasar Cibinong itu dulunya kumuh dan lusuh banget. Becek di mana-mana, sampah di sepanjang area, bau aneh menguar di udara. Jijik pokoknya. Tapi, Pemkab Bogor akhirnya merevitalisasi pasar yang sudah berusia 31 tahun itu menjadi pasar semi-modern. Alhamdulillah.

Kata pak satpam yang saya temui sih, di gedung Pasar Cibinong itu ada 1.049 pedagang, 664 kios, dan 114 los.

Pasar Cibinong mengalami proses yang panjang, hampir empat tahun lebih perombakan untuk jadi pasar semi-modern. Kalau kamu berkunjung ke sini, kamu akan lihat cat latar berwarna hijau yang artinya membawa kemakmuran sekaligus merepresentasikan bahwa pasar ini meeupakan lahan transaksi bagi masayarakat Cibinong. Keren lah ya bahasa saya, haha!

Oh ya, selain jadi jantung perekonomian masyarakat, Pasar Cibinong juga membuat saya jadi suka ke Pasar, nemenin nyokap, membuat saya dan nyokap punya waktu untuk dihabiskan bersama. Kadang juga saya jalan sendiri sekadar window-shopping.

Walaupun sudah cakep, tetap ada pedagang yang masih betah menjajakan dagangan di sepanjang jalan. Masih banyak kios-kios kosong yang belum dimanfaatkan dan digunakan oleh pedagang. Waktu itu nyokap mau buka kios di sana tapi nggak bisa karena udah full booked. Dan kalaupun mau beli punya orang tembus semilyar kurang. Beuh!

8 komentar:

  1. Anonim8 September 2015 pukul 08.20

    Kayanya seumur hidup baru dua kali deh ke Cibinong, ke CCM aja belum pernah, sodih bangeut :'D Padahal Bogor juga ya.. Ngomong-ngomong blogmu ga bisa dikomen pake browser di handphone, handphoneku yg memang kurang canggih sepertinya, tampilan blognya agak semerawut kalau disitu, sayang sekaliii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika9 September 2015 pukul 18.18

      Ayo kita ketemuan kak, di CCM :D

      Oya, ga bisa? Wah, makasih laporannya kak, akan segera diperbaiki. Padahal aku berbalas komen pakai browser ponsel, nih :(

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  2. Fandhy Achmad R8 September 2015 pukul 11.20

    Seumur-umur belum pernah ke cibinong haha saran aja nih mbak, dikasih foto/gambar pasar cibinongnya.. Biar momen imajinasi nya dapet, biar pembaca ada gambaran buat membayangkannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika9 September 2015 pukul 18.20

      Main sini kak, nanti kuajak keliling Cibinong, hehe. Sudah diedit ya, sudah dikasih satu foto untuk menunjang. Mohon maklum, nulis di hp emg susah pakai foto :)

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  3. Yoga Akbar S.8 September 2015 pukul 15.07

    Fandy: sebenernya kalo imajinasi lu liar, lu bisa membayangkannya sendiri. Haha. Atau tulisannya yang kurang mendeskripsikan. CMIIW

    Warna ijo emang adem banget, Un. :D
    Eh, itu serius sampe hampir semilyar? Wow. :))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika10 September 2015 pukul 08.54

      Akunya yang kurang deskripsi :)) ini ngejar deadline banget soalnya. Dan iya, satu kios mahal banget, bete jadinya :(

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  4. Unknown9 September 2015 pukul 18.44

    iya jadinya susah buat ngebayangingnyaa kalau deskripsinya kurang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni Dzalika10 September 2015 pukul 08.55

      Yep, makasih koreksinya, ya. Done revised :)

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Yuk Berlangganan!

Nggak mau ketinggalan informasi dari blog ini? Let's keep in touch! Tinggalkan alamat e-mail kamu dan dapatkan review artikel, tutorial, serta tips menarik secara gratis! :)

  • About Dza
  • About
  • Shop
  • FAQ
  • Explore
  • Lifestyle
  • Tips
  • Salero Uni
  • E-commerce
    Connect

Copyright Forever Young Lady All rights reserved. Design by Jung - Good Ideas. Great Stories.