Judul : Anak Rembulan | Negeri Misteri di Balik Pohon Kenari
Penulis : Djokolelono
Ilsutrator isi : Ferly Leriansyah
Genre : Indo Fantasi – Supernatural – Fiksi Sejarah – Mitologi – Budaya
Penerbit : Mizan Fantasi
Tebal : 350 halaman
Cetakan : I, Agustus 2011
Ilsutrator isi : Ferly Leriansyah
Genre : Indo Fantasi – Supernatural – Fiksi Sejarah – Mitologi – Budaya
Penerbit : Mizan Fantasi
Tebal : 350 halaman
Cetakan : I, Agustus 2011
BLURB
Nono ketakutan. Kenapa dia bisa tersesat di dalam sebatang pohon
kenari? Padahal, dia hanya ingin mengambil sepedanya yang tersandar di
sana. Dan siapa pula anak berkulit hitam misterius yang memancingnya ke
sana? Nono ingin keluar. Tapi di dalam pohon itu, membentang dunia
berbeda. Dia tiba di zaman Belanda!
Itu belum seberapa. Masih banyak hal
aneh lain. Misalnya, gadis bermata biru cantik yang bisa berubah
menjadi burung kenari. Gerombolan Semut Hitam. Anak Rembulan.
Dunia
macam apa ini? Nono ingin sekali kembali ke rumah kakek buyutnya yang
nyaman. Tapi, mungkinkah dia bisa kembali, kalau ternyata dia harus
memimpin sebuah perang mencekam di dunia misteri itu?
•••
REVIEW
Mendapatkan buku ini melalui Ahmad Zaki, dan saya tidak begitu
tertarik karena layout-nya. Tapi melihat penulisnya Djokolelono, siapa
yang berani menolak membaca? Anda tidak kenal Djokolelono? Beliau adalah
penulis novel produktif di era 70-80an. Novel perdana beliau, berjudul
“Jatuh ke Matahari” merupakan novel fiksi ilmiah paling awal yang
ditulis oleh penulis Indonesia. Dua hari kemudian saya memutuskan untuk
menuntaskan buku tersebut. Lalu saya jatuh cinta dengan gaya
kepenulisannya yang mampu menghidupkan alam imajinasi pembaca. Bagi
saya, novel Anak Rembulan yang bergenre fantasi, patut diacungkan
jempol. Saya sadar ini buku lama dan terlambat untuk me-review-nya, tapi
tidak terlambat untuk saling berbagi kan?
1. FIRST IMPRESSION
Untuk orang yang sangat penakut, ada baiknya jangan dibaca malam hari. Saya pribadi membacanya dalam satu hari sejak siang sampai malam -dan menyesal. Saya sangat penakut, dan buku ini punya kekuatan tersendiri untuk membuat bulu kuduk pembacanya merinding. Ini novel fantasi yang dikemas dalam suasana lokal dan juga keanehan mistis khas Indonesia -yang justru lebih seram. Ada sosok bernama Trimo yang tak jelas keberadaannya dan penghidupan karakter yang ada-menghilang-ada-menghilang membuat suasana semakin terasa janggal. *tengok kanan kiri*
Untuk orang yang sangat penakut, ada baiknya jangan dibaca malam hari. Saya pribadi membacanya dalam satu hari sejak siang sampai malam -dan menyesal. Saya sangat penakut, dan buku ini punya kekuatan tersendiri untuk membuat bulu kuduk pembacanya merinding. Ini novel fantasi yang dikemas dalam suasana lokal dan juga keanehan mistis khas Indonesia -yang justru lebih seram. Ada sosok bernama Trimo yang tak jelas keberadaannya dan penghidupan karakter yang ada-menghilang-ada-menghilang membuat suasana semakin terasa janggal. *tengok kanan kiri*
2. DESIGN COVER
Ilustrasi kaver buku ini sangat tidak mendukung karakter si tokoh utama. Agak kurang pas kalau diterka dari segi usia, antara deskripsi tokoh utama dengan model kavernya. Saya malah lebih suka melihat ilustrasi gambar di halaman pertama, bergambar sekumpulan anak di mana mereka memiliki persoalan hidup yang saling berkaitan.
Ilustrasi kaver buku ini sangat tidak mendukung karakter si tokoh utama. Agak kurang pas kalau diterka dari segi usia, antara deskripsi tokoh utama dengan model kavernya. Saya malah lebih suka melihat ilustrasi gambar di halaman pertama, bergambar sekumpulan anak di mana mereka memiliki persoalan hidup yang saling berkaitan.
3. CHARACTERS
Ada tokoh-tokoh yang begitu banyak dalam novel ini tapi semua penggambaran tokoh sangat kuat, sehingga kita bisa mengingat satu-persatu tokoh yang ada. Saya suka karakter Nono yang sangat cerdas di usianya yang masih kecil. *Apa tidak terlalu tua ya, cara berpikirnya Nono?* Tetapi, favorit saya adalah toko bernama Ndaru.
Ada tokoh-tokoh yang begitu banyak dalam novel ini tapi semua penggambaran tokoh sangat kuat, sehingga kita bisa mengingat satu-persatu tokoh yang ada. Saya suka karakter Nono yang sangat cerdas di usianya yang masih kecil. *Apa tidak terlalu tua ya, cara berpikirnya Nono?* Tetapi, favorit saya adalah toko bernama Ndaru.
Tokoh utama : Nono, seorang anak sebelas tahun yang sedang berlibur ke rumah kakeknya, dan menemukan petualangan baru.
- Bunda
- Mbah Pur
- Mbah Sastro
- Lik Jiyo
- Mbah Mas
- Mbak Ifa
- Mbok Kromo
- Trimo
- Ayah Trimo
- Mbah Padmo
- Pinten
- Tangsen
- Mbok Rimbi
- Sri Ratu
- Ndaru
- Paman Kunto
- Mahaesasuro
- Lembusuro
- Saarce
- Bima
- Jagal
- Jlamprong
- Dokter
- dkk
- Mbah Pur
- Mbah Sastro
- Lik Jiyo
- Mbah Mas
- Mbak Ifa
- Mbok Kromo
- Trimo
- Ayah Trimo
- Mbah Padmo
- Pinten
- Tangsen
- Mbok Rimbi
- Sri Ratu
- Ndaru
- Paman Kunto
- Mahaesasuro
- Lembusuro
- Saarce
- Bima
- Jagal
- Jlamprong
- Dokter
- dkk
4. PLOT
Cerita ini dikemas dengan cerdas, memainkan alur yang begitu apik dan ritme cerita yang sangat cepat, membuat saya tak mau melepaskan buku ini sebelum kelar. Pembaca akan penasaran dengan kelanjutannya walaupun setting waktu tidak terlalu dijelaskan dan membuat saya pusing karena terlalu banyak menerka-nerka. Dalam buku ini, saya mendapat sedikit pengetahuan tentang beberapa mitos di wilayah Jawa. Mendapat cerita tentang perwayangan. Sebagai pembaca, saya diajak untuk berpikir akan ada apa di halaman selanjutnya? Tapi saya terdiam ketika sampai di bab 33. Saya suka sekali bab tersebut. Sampai di situ, pembaca seakan diberi jeda untuk bernapas, dan diminta bersiap-siap untuk membaca bab selanjutnya.
Cerita ini dikemas dengan cerdas, memainkan alur yang begitu apik dan ritme cerita yang sangat cepat, membuat saya tak mau melepaskan buku ini sebelum kelar. Pembaca akan penasaran dengan kelanjutannya walaupun setting waktu tidak terlalu dijelaskan dan membuat saya pusing karena terlalu banyak menerka-nerka. Dalam buku ini, saya mendapat sedikit pengetahuan tentang beberapa mitos di wilayah Jawa. Mendapat cerita tentang perwayangan. Sebagai pembaca, saya diajak untuk berpikir akan ada apa di halaman selanjutnya? Tapi saya terdiam ketika sampai di bab 33. Saya suka sekali bab tersebut. Sampai di situ, pembaca seakan diberi jeda untuk bernapas, dan diminta bersiap-siap untuk membaca bab selanjutnya.
5. POV
Pov ke-3 dan konsisten sampai akhir. Bravo!
Pov ke-3 dan konsisten sampai akhir. Bravo!
6. MAIN IDEA
Bercerita tentang Nono yang sedang berlibur dan terjebak di kisah zaman dulu saat Belanda menjajah Indonesia, dan semakin jauh terlibat untuk mengagalkan sebuah rencana jahat.
Bercerita tentang Nono yang sedang berlibur dan terjebak di kisah zaman dulu saat Belanda menjajah Indonesia, dan semakin jauh terlibat untuk mengagalkan sebuah rencana jahat.
7. MISTAKES
Kesalahan lain (selain kaver), ilustrasi yang ditampilkan di dalam buku sangat tidak relevan. Ada adegan dalam cerita, Nono berpakaian sobek-sobek tanpa celana, namun ilustrasi memperlihatkan hal sebaliknya. Ada pula ilustrasi (hlm. 196) tentang Ratu memakai kemben yang lehernya nyaris tertusuk tombak, padahal di cerita Ratu sedang memakai pakaian prajurit. Dan beberapa kesalahan ilustrasi lain yang justru membuat imajinasi pembaca rusak. Kekurangan lain, jika buku ini memang untuk anak-anak, agaknya kurang pantas menuliskan beberapa umpatan kasar. Ada bab yang menceritakan Nono harus bekerja rodi dan dimaki-maki. Saya jadi khawatir terhadap pengaruhnya, jika buku ini dibaca anak-anak. Mungkin Djokolelono lupa akan hal ini.
Kesalahan lain (selain kaver), ilustrasi yang ditampilkan di dalam buku sangat tidak relevan. Ada adegan dalam cerita, Nono berpakaian sobek-sobek tanpa celana, namun ilustrasi memperlihatkan hal sebaliknya. Ada pula ilustrasi (hlm. 196) tentang Ratu memakai kemben yang lehernya nyaris tertusuk tombak, padahal di cerita Ratu sedang memakai pakaian prajurit. Dan beberapa kesalahan ilustrasi lain yang justru membuat imajinasi pembaca rusak. Kekurangan lain, jika buku ini memang untuk anak-anak, agaknya kurang pantas menuliskan beberapa umpatan kasar. Ada bab yang menceritakan Nono harus bekerja rodi dan dimaki-maki. Saya jadi khawatir terhadap pengaruhnya, jika buku ini dibaca anak-anak. Mungkin Djokolelono lupa akan hal ini.
Kelebihan buku ini : No typo!
Tambahan : buku setebal 350 halaman tersebut membuat saya ‘geregetan’
. Saya tidak puas, merasa ada kekosongan dalam satu puzzle, seakan ada
yang belum terselesaikan. Seperti ada sesuatu yang belum disampaikan
oleh Djokolelono. Dan banyak mitos dalam buku ini, yang memang tidak
bisa diserap akal. Namanya juga mitos, sih. Tapi…
8. QUOTES
-
-
9. ENDING
Membingungkan. Di luar ekpetasi. Tapi puas dengan epilognya.
Membingungkan. Di luar ekpetasi. Tapi puas dengan epilognya.
10. QUESTION
Berapa lama riset untuk menulis novel ini?
Berapa lama riset untuk menulis novel ini?
RATING
3.5 dari 5.
3.5 dari 5.
sepertinya bagus , tetapi tidak cocok untuk anak kecil
BalasHapusSeserem apa ya sampai nggak cocok dibaca malam hari, hehe..
BalasHapus