Halo, masa lalu.
Dua tahun yang lalu, di tanggal yang sama dengan hari ini, adalah hari di mana aku kali pertama mengenalmu, menatapmu, menyimpan aroma tubuhmu dalam ingatan, dan merekam suaramu dalam otak. Ini aneh. Bertemu kamu, rasa sakitku karena tidak enak badan segera hilang.
Dua tahun yang lalu, saat itu, aku tengah kesakitan karena gigiku bermasalah. Aku menaruh koyo berwarna beige di pipi -entah-pipi-kiri-atau-kanan-aku-sudah-sangat-lupa dan aku menuliskan sesuatu di sana, menggunakan Hangul. Berupa dua suku kata yang saling berkaitan meskipun bukan sebuah kalimat, sehingga kamu tertawa melihat pipiku dengan tempelan koyo yang entah bertuliskan apa.
Esok-esoknya kamu mengejek betapa aku sangat aneh (bukan aneh memakai Hangul, tapi aneh karena aku terlalu percaya diri memakai koyo selama beraktivitas lapangan), mengatakan aku berkelakuan memalukan (baca : alay), dan kamu tak henti-hentiya membicarakan pada temanmu bahwa aku membawa sandi rahasia dalam pipi.
Dua tahun lalu, kita kemudian bercengkrama mengenai persamaan yang kita miliki, tentang pengharapan indah yang mungkin bisa dilakukan bersama. Tentang keajaiban yang pernah kita alami. Tentang kehidupan kita yang serupa pinang di belah dua. Tapi, dua tahun lalu masih tidak ada cerita tentang 'kita' .
Dua tahun lalu, kamu harusnya bertanya apa arti dari tulisan itu. Dua tahun lalu aku menuliskannya, dan di tanggal yang sama pada hari ini, aku masih mengingat kejadian itu.
Kamu mestinya tahu, Hangul itu menuliskan namamu. Dua suku kata dalam koyo itu bertuliskan namamu. Sayangnya, itu dua tahun lalu. Setahun kemudian di tanggal dan bulan yang sama seperti dua tahun lalu, kamu datang membawa dia. Dan bodohnya aku yang membiarkan kamu menceritakan keanehanku,
di depan kekasihmu.
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)