"Beauty is Pain"
Slogan di atas mungkin ada benarnya. Untuk cantik, seseorang harus rela merasakan sakit. Salah satu contohnya adalah, ketika kita (wanita) memakai sepatu hak tinggi seperti wedges, high heels, platform, atau stiletto, yang membuat tulang belakang kaki menjadi sakit.
Omong-omong soal sepatu berjenis Stiletto, saya teringat ada yang memakai brand 'Stiletto' sebagai sebuah penerbit buku khusus wanita. Memang tidak memakai slogan "beauty is pain" , tapi saya rasa makna sepatu stiletto di sini tidak jauh beda. Terlihat, bahwa menerbitkan sebuah buku itu indah, tapi tidaklah mudah. Akan banyak merasakan sakit, sakit, sakit, dan sakit, sebelum akhirnya naskah naik cetak.
Dan bertemu lah saya dengan Anda, (penerbit) Stiletto Book. Anda yang mengangkat saya ketika saya jatuh. Well, jelas ini bukan surat ungkapan terima kasih.
Tahun lalu saya begitu terpuruk karena urusan sepele, tentang cinta yang tiba-tiba berakhir dan saya tidak siap menerima kenyataan tersebut. Saya bahkan berniat untuk berhenti menulis karena kebahagiaan saya hilang dan kondisi itu sangat sulit untuk menulis. Lalu saya bertemu Anda, yang membawa kabar adanya sebuah kegiatan lomba menulis tentang kisah patah hati, dan dari ±165 peserta (entah saya lupa), terpilih dua puluh orang, dan karya saya salah satunya. Saya sedih, senang, bangga, dan saat itu juga saya tahu, bahwa kita bisa menulis apa saja dan tidak melulu tentang cinta.
Saat karya saya terpilih, saya tahu betul bahwa 19 orang lainnya merupakan orang hebat dalam bidang kepenulisan, tapi hal tersebut tidak membuat saya ciut. Saya senang bisa bergabung dengan sahabat baru, saya sangat bersyukur atas kebaikan Stiletto book yang telah memberikan saya kesempatan untuk menjadi bagian dari buku tersebut.
"Beauty is Pain" benar adanya. Sebagaimana kita yang rela sakit demi terlihat cantik, sama halnya dengan kita yang harus siap menceritakan sebuah kekecewaan, bahkan yang paling menyakitkan sekali pun.
Dear penerbit Stiletto Book -yang khusus menerbitoan untuk perempuan- , saya merasa sangat bersyukur pada timeline yang telah mempertemukan kita, sebab pada bulan ini lah, akhirnya buku tersebut terbit. Memang banyak pihak yang bilang, buku tersebut tidak terlalu mengangkat nama saya karena bukan satu buku utuh tulisan saya. Tapi saya tidak peduli, (baru) satu karya yang terbit di Anda membuat saya senang, sementara mereka (orang-orang yang mencibir) bahkan belum menerbitkan buku di Stiletto Book.
Kepada semua kru, editor, rekan menulis di
#ACupOfTeaCintaButa , terima kasih atas semua masukan, obrolan tanpa mengenal waktu via email, dan dukungan pada sesama untuk terus menulis. Semoga buku kita disukai banyak pembaca, amiin.
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)