Menikmati Hidup Sebelum Usia 30

Sebelum usia 30 - Bagian 1.


Semua berawal dari Facebook. Saya pertama kali ber-komunitas lewat Facebook, pembaca saya dari Facebook, saya juga bisa bertemu dengan orang-orang asing dan akhirnya menambah teman lewat Facebook. Bahkan sampai di masa ini, mereka yang dari media sosial lain tidak membaca tulisan saya, tidak mengenal siapa saya.

Saya ingat, di antara semua kejadian pahit dalam hidup saya yang tidak mampu diceritakan kepada siapa pun, saya memutuskan untuk menulis di blog. Menulis apa pun, sebelum akhirnya blog saya berubah fungsi menjadi tempat review :)

Meskipun dengan bahasa yang lugas dan struktur kalimatnya tidak teratur, saya mengingat menulis adalah terapi paling baik dan prosesnya menyenangkan.

Lantas ketika membaca kembali tulisan tulisan lama, saya merasakan adanya ketakutan dan kekhawatiran akan banyak hal, tapi saya di masa lalu berhasil melewatinya karena pembaca blog -- terutama pembaca dari teman-teman di Facebook. Dibaca tulisannya oleh banyak orang membuat saya merasa hangat, merasa tidak sendirian.

Membaca ulang tulisan (blog) tentang saya yang di usia 24 tahun, membuat saya sadar hidup rupanya tidak berjalan sesuai yang diinginkan. Tapi bisa sampai di titik ini dan tetap waras, bagi saya sudah lebih dari cukup.

Dear saya yang di usia 24 tahun, kamu hebat! Kamu luar biasa! Terima kasih telah menjadi orang yang selalu optimis dan menjadikan saya seperti sekarang ini : hidup dengan tenang, bisa berbahagia tanpa menggantungkan harapan pada orang lain, bisa hidup tanpa rasa cemas, bebas dari rasa iri dengki.

Jika kita dapat kesempatan untuk kembali ke masa lalu, saya tidak ingin mengubah apa-apa, hanya ingin bertemu dengan diri sendiri dan memeluknya dengan erat. Terima kasih, masa muda saya.

Beberapa hari lagi, tujuan hidup akan benar-benar berubah dan berliku. Mari tetap berbahagia walaupun dunia mulai tidak baik-baik saja.