Hi, Assalamualaikum!
#BeautyCorner is back! Halah. Maaf ya, sejak dapat kerjaan yang juga harus menulis artikel per hari, saya jadi nggak sempat foto dan nulis review. Namun, sekarang saya kembali. Walau harus tertatih, saya akan tetap menulis!
Omong-omong. Beberapa bulan lalu RT di komplek saya mengadakan acara jalan-jalan. Saya nggak mungkin membiarkan Bundo pergi sendiri sementara tetangga lain bawa keluarga. Jadi, saya memaksakan diri untuk ikut, dan bawa tiga ponakan cowok yang cerdas tapi juga iseng dan berantem mulu. Perihal siapa harus duduk sama saya dan siapa duduk sama Bundo di dalam bis, juga diributin sama ponakan. Tapi ya, itu. Karena mereka cerdas, mereka bertiga diskusi singkat sambil cubit pukul towel saya yang sedang tidur dan akhirnya sepakat gantian posisi duduk per jeda bis istirahat. Abang dan Aa duduk sama saya, Dede sama Bundo. Dan rolling setiap bus berhenti.
Kami pergi ke Pantai Anyer. Jalan di pagi buta dan bawa makanan berat sekali :( kayaknya 10L deh. Eh kurang tahu, sih. Barangkali saya lebay. Tapi serius berat sekali, sampai pak tetangga bilang, "ya ampun ini bawa apa kok berat banget?!"
Begitulah. Bawa makanan sendiri itu wajib. Selain Bundo suka masak, kami kurang sreg jajan makanan. Takut nggak bersih. Ya tapi berat :(
Begitulah. Bawa makanan sendiri itu wajib. Selain Bundo suka masak, kami kurang sreg jajan makanan. Takut nggak bersih. Ya tapi berat :(
WELCOME TO THE CROWDED PLACE!
Sampai di sana, saya sih dari awal sudah tahu Anyer (eh Anyer atau Anyar sih?) di masa sekarang seperti apa, ya. Nah Bundo dan ponakan saya mikirnya beda. Tenang. Teduh. Bisa gogogleran main pasir. Nyatanya enggak. Padat. Banyak sekali orang dan itu mataharinya ngebakar banget karena kami sampai sekitar pukul sebelas siang. Saya juga nggak bisa berlindung di mana-mana apalagi dari godaan setan yang terkutuk karena harus menemani ponakan saat main ombak. Mereka guling-gulingan, main pasir, kebawa ombak sampai ke tengah... Alhamdulillah mereka senang. Saya yang sedih. Kaki, telapak tangan, dan pangkal betis mulai bintik-bintik sampai berdarah saking panasnya. Tapi wajah, aman. Hanya saja wajah saya sedikit memerah kayak kepiting rebus. Jadi kayak gini :
Merah-merah dan mulai keset kayak sisik ular.
Kebakaaaaar!
Pasirnya cokelat? Berasa kayak main di kali depan rumah ya..
What we ate : capcay, daging cincang, cumi goreng, ayam, kelengkeng, salak, dst. Semuanya Bundo yang masak.
Untungnya, waktu itu wajah saya pakai sunscreen. Jadi yang kebakar hanya tangan kaki. Dan saya dilindungi SPF yang bisa minimalisir masuknya sinar matahari ke wajah saya. Oiya, kamu tahu nggak, seberapa bahayanya sinar matahari?
Cahaya Matahari, selain bisa buat jemur rengginang atau jemur pakaian, dia juga memiliki dua spektrum sinar yang dapat membahayakan kulit kita. Spektrum sinar tersebut dinamakan UVA dan UVB. Suka dengar dong, di iklan-iklan gitu? Nah, banyak sekali produk yang dibuat untuk melindungi kulit kita dari bahaya spektrum tersebut.
Dalam produk sunscreen atau sunblock (bahkan sekarang di bedak atau lotion juga) ada formula yang disebut SPF (Sun Protector Factor). Umumnya, di setiap sunscreen selalu ada SPF dan angka jumlahnya. Dan semakin tinggi angka SPF-nya, semakin tinggi pula tingkat perlindungan dia terhadap sinar matahari UVB. Namun, SPF hanya dapat melindungi kulit dari spektrum UVB.
Then, we should find another products that have some formula to protect our skin from UVA, right?
Kalau SPF untuk melindungi dari UVB, formula yang dapat melindungi dari sinar UVA disebut dengan PA. Dan berbeda sengan SPF. Tingkatan di SPF pakai angka, kalau PA adalah PA, PA+, PA++ dan PA+++. Semakin banyak + nya, semakin tinggi tingkat perlindungannya terhadap UVA.
Biar nggak boros? Cari satu produk yang sudah sepaket ada SPF dan PA nya. Kalau saya, pakai Melanox Face UV Protector SPF 30 PA++ . Kenapa sih, milih yang PA++ padahal banyak produk lain yang lebih canggih? Ya karena saya punya banyak pertimbangan.
Pernah lihat produk ini?
Pertama, ini yang duluan pakai Bundo. Mukanya glowing, suka cerita komedo hilang pakai ini, terus berasa nggak perlu lagi pakai bedak. Kan saya jadi penasaran tuh, ya. Ya saya coba.
Dan ternyata enak.
Tapi berat.
Terus kemasannya kecil sekali.
Udah gitu teksturnya greasy.
Bahkan bikin white cast juga.
Tapi tetap enak.
Beratnya ini, karena teksturnya macam bb cream dan itu lebih padat, nggak cair. Kita akan kesulitan membaurkan ke wajah dan itu mesti rata banget kalau nggak, tebel sebelah. It kooks like BB cream, but unfortunately very thick. Dan susah dibaurkan. Tapi enaknya, dia bikin muka glowing tanpa ngasiih minyak, dan muka saya jadi kerasa lebih cerah waktu pakai.
Klik untuk memperbesar ya. Ini cara pakainya.
Ini komposisinya ehehehehe. Klik untuk memperbesar tulisan :)
Ini manfaatnya :)
Tampilan depan. Sama aja isi dan bungkusnya. Ini sudah barang yang ketiga setelah repurchase berkali-kali. Eh berarti tiga kali ya.
Ini dalam tube-nya. Saya nggak suka kalau beleberan. Untung ini enggak, jadi bersih.
Warnanya.. Tapi nggak berwarna juga sih saat dibaurkan. Dan wanginya enak.
Tuh, nggak cair, nggak padat juga.
Saat dibaurkan begini jadinya.
Result ~
Dan enaknya lagi, klaim dia yang non comedogenic itu betulan, plus saya nggak merasakan ada timbul jerawat setelah pakai ini. Bahkan, hampir setahun (pertengahan 2015 - sekarang) saya berani pakai ini sebagai single use. Artinya pakai ini tanpa pakai bedak atau BB Cream lagi. Overall, Melanox ini jadi favorite items untuk saya dan Bundo, meskipun ada banyak sunscreen atau sunblock yang lebih baik dari Melanox. Untuk hasil di wajah bisa dilihat di foto paling atas pas di Anyer. Atau tunggu nanti pas saya bikin tutorial before after di #OneMinuteWithUniDzalika di instagram, ya :)
Kalau kamu, pakai sunscreen apa untuk melindungi wajah? Sunscreen lebih penting daripada bedak, loh :)
Ini oil based makanya greasy kali ya ni? Aku bisanya pakai yg waterbased si. Ngga ada yg spfnya 30 ni? *Semacam nanya ke penjual,hahaha*
BalasHapusAku pake sunscreen wardah. Itupun make wardah karena dikasi gratisan. XD
BalasHapuswew...uni..wkwkwkwkwk
BalasHapusHai unii~
BalasHapusSo far gue br nyobain sunsceeen wardah sama skin aqua hihi. Bener deh kayanya kata ka lisna, mungkin uni harus nyobain yg water based. Tp itu sunscreennya lo aplikasiin ulang gasih un?