“Kita akan tinggal di sini, Pa?”
“Iya. Kamu suka, kan?” jawab Papa sambil memandang calon rumah kami, yang letaknya di ujung gang. Kami berdiri tepat di tengah perbatasan dua rumah. Keduanya sedang dalam pembangunan dan karena seluas tanah itu tidak terlihat apa-apa, jadi saya anggap tempat ini sangat tidak menyenangkan.
“Nggak.”
“Kenapa? Papa suka kok, di sini.”
Saya cuma bisa cemberut. Waktu itu usia saya menempati angka delapan, masih belum mengerti kalau tanah yang masih diisi pondasi dan baru berdiri sepetak kecil kamar mandi ini, adalah rumah yang belum jadi. Bayangan saya, ini adalah tempat yang akan saya tinggali nantinya ; kecil, berlantai tanah, tanpa dinding pemisah, dan dikelilingi pepohonan setinggi galah.
Tapi kalau Papa suka, apa pun itu, akan jadi kesukaan saya juga.
Perlahan saya masuk ke petak kecil yang belum sempurna, mata saya memindai sekeliling yang memang belum ada apa-apanya, lantas berjongkok sebentar sambil memejam.
“Kamu ngapain di situ?” tanya Papa yang rupanya mengekor saya ke dalam. (Saya ingat tatapan matanya yang begitu pensaran dengan tingkah saya. Masih, sangat ingat. Dan tentunya masih ingat sikap bodoh saya itu, lima belas tahun lalu).
“Belajar tidur sambil jongkok, Pa. Habis rumahnya kecil banget, mana bisa tidur selonjoran.” Saya lihat Papa tersenyum menahan tawa, matanya menyipit dan sekejap saja, terbahak. “Jadi, kamu setuju kan, kalau kita tinggal di sini?”
Saya tidak mengangguk, tapi tidak juga menolak.
“Cibinong akan jadi kota yang berkembang pesat. Juga akan jadi tempat yang bagus untuk dunia kamu,” lanjutnya, tanpa perlu mengetahui jawaban saya.
Tetapi,
Sebulan sebelum kami menetap di rumah kecil ini, Papa berhenti bernapas.
:')
:')
Dan saya berusaha percaya kata-kata Papa yang bilang bahwa kota ini –Cibinong, akan jadi tempat yang baik untuk saya.
Di sini, saya belajar bagaimana kehilangan membunuh kewarasan.
Saya menyaksikan betapa sebuah ketidakberdayaan memunculkan bullying.
Saya mulai mampu membedakan mana yang sebenar-benarnya tulus dan mana yang hanya bersikap baik.
Semuanya saya dapat ketika tinggal di Cibinong. Kota yang membuat saya sadar bahwa di dunia ini tidak semua baik, bahwa apa yang kita mau tidak dengan mudah didapat, bahwa saya menjadi tidak bisa percaya siapa pun, dan segala kewaspadaan itu membuat saya menjadi pribadi yang terlalu keras. Kota ini menyuguhkan semua yang berbeda pada saat saya di Jakarta. Meskipun tidak melulu menawarkan yang baik, tetapi darinya, saya memang belajar hal-hal baik. Belakangan saya bersyukur, mengingat Papa ‘menyelamatkan’ masa depan saya dengan menempatkan kami di Cibinong, sebelum beliau pergi ke Surga.
Kota ini letaknya di wilayah Bogor Utara. Namun, walaupun Cibinong masuk dalam Kabupaten Bogor, kamu bisa mengunjunginya hanya 15 menit dari Depok, satu setengah jam dari Jakarta, dan dua jam dari Bogor. Yah, memang letaknya berada tepat di perbatasan Depok dan jauh sekali dari Bogor. Lima belas tahun lalu, setelah proses pemakaman Papa selesai, nggak lama setelah itu kami resmi menetap di Cibinong. Rumah saya, berada di kelurahan Harapan Jaya. Ibu saya dengan cepat mampu beradaptasi dengan lingkungan setelah kepindahan kami, dan langsung bekerja di Kelurahan. Dari beliau saya tahu, bahwa di Kecamatan Cibinong, terdapat 12 keluharan yang lokasinya berdekatan. Ada Kelurahan Cibinong, Cirimekar, Ciriung, Harapan Jaya, Karadenan, Nanggewer Mekar, Nanggewer, Pabuaran, Pakasari, Pondok Rajeg, Sukahati, dan Kelurahan Tengah.
Kamu pernah ke sini?
Kota ini sekarang sudah mulai maju. Saya senang bisa jadi salah satu warga yang menyaksikan perkembangan Cibinong dengan sangat pesat ; mulai dari sepanjang jalan yang ditemani pakai lampu obor. Coba bayangkan, banyak pohon lebat dan menjulang tinggi, terus tanah masih luas terhampar, dan senter pada masa itu belum familiar. Jadi kalau sumbunya mati, jalanan udah kayak hutan antahberantah, serasa seperti kota mati saking gelap dan sepinya. Dan sekarang jalanan malah berkilauan sama lampu mall dan pertokoan. Lain lagi dengan pusat perbelanjaan. Dulu hanya ada beberapa warung per ratusan meter, sekarang berdiri kokoh pusat perbelanjaan yang jaraknya berdekatan. Dan, ya, secepat itu perkembangannya.
Kota ini nggak seperti Jakarta yang khas dengan Monas, Bogor dengan Tugu Kujang-nya, Surabaya dengan patung Buaya (apasih disebutnya saya lupa, hehe), atau kota lain yang memiliki patung sebagai icon kota-nya. Hanya saja, kalau kamu pernah berkunjung atau melewati lokasi yang ada di foto ini, tandanya kamu pernah berkunjung ke Cibinong.
Foto di atas dikenal sebagai PEMDA, atau Pemerintah Daerah. Lima belas tahun lalu sebelum kami pindah, Papa berkenalan dengan tetangga satu gang dan mereka mengatakan kalau pekan berikutnya kami datang lagi, harus coba megunjungi Pemda. Saya membayangkan Pemda seperti Kodam di Jakarta tempat kami biasa olahraga pagi. Wilayah tersebut memang dikenal sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Bogor, dan muara segala aktivitas ; trasnsaksi perdagangan, olahraga, lokasi masjid, kantor KUA, GOR, antor pajak, kumpul komunitas, transasksi keuangan dan antarpaket, juga rapat-rapat partai.
Tugu di sebelah kiri bertuliskan KABUPATEN BOGOR, dan sebelah kanan ditulis TEGAR BERIMAN. Di tengahnya merupakan jalan besar untuk lalu lalang kendaraan dari dua arah. Lokasi Pemda ini sangat asri, bebas macet, dan selalu dijaga kebersihannya. Cantik dan kokoh, ya? Foto pertama di tulisan ini pun, diambil di wilayah dinding Pemda ini.
Tugu di sebelah kiri bertuliskan KABUPATEN BOGOR, dan sebelah kanan ditulis TEGAR BERIMAN. Di tengahnya merupakan jalan besar untuk lalu lalang kendaraan dari dua arah. Lokasi Pemda ini sangat asri, bebas macet, dan selalu dijaga kebersihannya. Cantik dan kokoh, ya? Foto pertama di tulisan ini pun, diambil di wilayah dinding Pemda ini.
Pada akhirnya saya memang tidak sempat olahraga atau main dengan papa saya, tapi kamu, barangkali punya waktu luang, sempatkanlah berkunjung ke Cibinong dan mampir ke Pemda dengan orangtua atau kerabatmu. Ada banyak dagangan sandang-pangan-papan yang selalu ramai setiap minggu pagi. Ada jajanan kuliner unik setiap pukul 16.00 sampai 22.00 WIB. Dan jangan lupa untuk mematuhi tata-tertib karena ada banyak polisi yang stand by di sana.
Singkatnya, Pemda ini merupakan pusat dan Icon kota saya. Kalau kamu berkunjung ke sini, berkabar ya. Kita bisa ngopi bareng atau jajan seblak sambil bergosip. Oh ya, paa saya benar. Cibinong akan (dan telah) menjadi kota yang berkembang dengan pesat.
Bagaimana dengan kota tempat tinggal kamu?
Wah cantik ya kotanya, patung buaya itu nama aslinya patung sura dan buaya tapi orang sini nyebutnya ya Patung Surabaya yang depannya kebun binatang. Padahal ada Tugu Pahlawan lho yang lebih mudah diinget.
ReplyDeletePasti seru ya ngeliat perkembangan dari tempat yang antah berantah sampai jadi maju dan seindah sekarang.
Nah itu, patung Sura!! Aku lebih ingat itu karena biasa ngedongenin ke ponakan sebelum tidur, mereka suka sama patung buaya itu dan legenda yang ada di sana. Eh, tapi pas nulis malah lupa apa namanya :))
DeleteYep, antara seru, senang, sekaligus sedih menyaksikan perkembangan kota ini :')
Whuaa sering lewat tapi ngga ngeh!
ReplyDeleteNanti kalau kebetulan lewat aku mau mampir yah dan ditemenin ngopi juga sambil makan semblak #gejalangelunjak :D
Iiiih parah banget masa nggak ngeh? :( Ayo kr sini lagi, nanti kontak aja by line (unidzalika) siapa tahu bisa nongkrong bareng kan
Deletecibinong uda makin berkembang terakhir ke sana beda banget, ada tugu yang ada di foto di atas
ReplyDeleteBanget kak, udah ala-ala metropolitan gitu, hahaha. Tapi makin bagus ke arah yang lebih baik, sih :))
Deletekeren banget view di sore harinya..
ReplyDeletetetapi tunggu dulu, sejak kapan cibinong jadi kota? bukannya cibinong itu di bogor ya?
aah jadi pusing..
Sejak penduduknya bertambah jadi 5jt-sekian jiwa, udah masuk menjadi 'kota' kak. Tapi ini tetap jatuhnya kabupaten Bogor, tapi sudah bisa dikategorikan sebagai kota, bukan lagi desa
DeleteKirain cibinong itu di tanggerang. Sering banget sih denger kata cibinong - binong (jurusan angkot bandung).
ReplyDeleteGemerlap ibu kota membuat kota-kota di sekitarnya jadi terlupakan sih huhuhu
Sayang papahnya gak bisa lihat perkembangan anaknya di kota yang di cintainya itu.
Iya, ada juga Binong Bandung, Binong Tangerang, Binong Ciomas, dan Cibinong Bogor, hehehe. Mampir sini, kak :)
Deleteteryata cibinong punya view yang keren ya, bisa tuh sore-sore jalan" kesana
ReplyDeleteIya banyak view bagus kak di sini, yang kufoto cuma salah satunya aja :)
Deletesatu kata yang kebayang dari baca post ini adalah "syukur". apa pun kondisinya, bagaimanapun keadaannya, udah sepantasnya kita bersyukur ya. aku yang lahir dan sekolah di Medan pun sempat merasa Medan tempat yang tidak menyenangkan, lalu aku memilih merantau. tapi, perasaan bangga akan kota kelahiran dan ingin menjadi bagian kemajuannya muncul saat di perantauan. klise. :')
ReplyDeleteYep!! U got the point! Inti dr tulisan ini adalah bersyukur. Sejujurnya kota ini adalah satu-satunya wilayah yg alu gamau tinggali terlalu lama, banyak kenangan pahitnya, hahaha. Tp aku tetap suka, dan mencoba bangga :)
DeletePEMDA nya lengkap bener banyak fasilitas seperti itu. Kalau di sini PEMDA di depan nya ada alun-alun, ya hampir sama banyak orang yang jalan-jalan ke sana. Cm klo di cibinong itu pemda nya ada taman nya yah?
ReplyDeleteTernyata ayah mu memang ga asal menempatkan keluarga nya di cibinong, hehe terlihat ky nya km bangga dan bersyukur bs tinggal di sana :D
Iya kak, kalau di sini, PEMDA-nya dibuat dekat dengan masyarakat. Diadain taman, bangkh, bahkan disediain lapak jualan di mana kendaraan ga boleh lewat sejak pukul 4 sore.
DeleteSemua orang pasti cinta sama kampung halamannya ya. Gua lahir dan besar di Bandung, dan ga peduli sejauh apapun, ga ada kota yg bisa ngalahin Bandung di hati gua. Tiap kali naek pesawat dari China, begitu pesawat sudah hampir mendarat di Bandung, ngeliat lampu-lampu kota yg gua kenal dari atas, mata gua otomatis pasti langsung berkaca-kaca.
ReplyDeleteI'm home.
Iya, betul. Sikap cinta dengan kampung halaman ini mesti dilestarikan ya kak :) membanggakan, menyenangkan :)
Deletesemakin banyak pengalaman hidup, akan semakin banyak yang berubah. Karena kita bertemu dengan orang-orang banyak, ada yang bisa dipercaya ada yang tidak. Cibinong, saya cuma pernah dengar, belum tahu dimana tempatnya. Saya tinggal di kota yang panas, penuh dengan polusi, banyak kendaraan, banyak orang yang suka marah-marah dijalan
ReplyDeleteSebetulnya Cibinong pun begitu kak, banyak polusi, banyak macet, banyak yg berantem, tapi aku memandangnya dari sisi lain, bahwa kejadian itu ada untuk dijadikan pelajaran :) Sini mampir ke Cibinong, kak :)
Deletekalo malam keliatanya indah ya mbak
ReplyDeleteHehe, iya. Dan adem. Kalau siang panas soalnya
Deletekalo satu setengah jam dari Jakarta deket banget...lumayan seperti tempat tinggalku yg perbatasan Surabaya...
ReplyDeleteIya, kurang lebih 80km kok, haha. Dari Jakarta Timur tapinya, ya. Enak kan ya kak, kalau tinggal di perbatasan kota gini, ke mana-mana gampang
DeleteSomeday pengen banget keliling Jabar deh, trus mampir2 ke Cibinong, hihi. Itu gapuranya kayaknya lumayan besar yaa.. wilayah Jabar yg pernah ku kunjungi cuman Tangsel & Jaksel. Duh, meskipun kota lain terlihat lebih menarik, tapi kota kelahiran selalu yg terbaik. Kapan2 mampir Sidoarjo juga yaa klo ke Jatim :D
ReplyDeleteSini kak, nanti kalau ke Cibinong berkabar aja, aku bakal sambut hehehehe. Dan iya, bener banget, tiap kota asal memang menarik sih :)
DeleteIni kayak Cikarang di Kabupaten Bekasi, yah. Jadi "kota" sendiri. Hehehe.
ReplyDeleteIyaaaa betul banget kak, masih kabupaten tapi "kota" sendiri, hahaha. Untung ga perang minta hak kemerdekaan nih :))
DeleteBaca postingan awal aku jadi sedih. Im sorry for your dad. Tapi, kamu sekrang bersyukurkan ditempatkan di Cibinong. Alhamdulillah yaa..Cibinong emng terlihst berkembang pesat. Aku juga tinggal di sebelahnya loo..di Cibubur..dlu tante aku tgl di Gunung Putri. Deket kan sama Cibinong. Kapan kapan main yuk Unni :)
ReplyDeleteIya, hehehe. Makasih sudah baca kak! Yuk, atur waktu aja biar bisa ketemu hihi.
Deletewah keren cibinong...oh ya setau saya binong itu nama pohon kan? emang di pemda atau sekitarnya ada pohon binong ya? soalnya saya gk pernah liat pohon binong loh di daerah cibinong apalagi daerah pemda. oh ya kak maaf nih nanya lagi kalo di cibinong itu profesi masyarakatnya apa ya? hehe
ReplyDeleteklo utk mslh pohon binong sndiri sy krg tau gan, wkwk
Deleteklo utk masyarakat'a sh mayoritas yg sy tau itu profesi'a buruh di pabrik atau kantor gtu gan. hehe
waaah makasih yaa utk tulisan'a ttg Cibinong tercinta ini, jd makin bangga sma tempat kelahiran, klo uni yg nb'a itu pendatang aja bangga sma Cibinong apalgi sy yg dilahirkan di sini, walau ortu asli semarang sih, hehe
ReplyDeletegood laahh, ditunggu tulisan lain'a uni :)
Wah, sesama orang Cibinong nih, kita :) Yuk, kenalkan kota ini ke banyak orang ^^
Delete