Semacam Catatan untuk Warung Blogger

Kejadiannya tahun 2013. 

Lokasinya adalah sebuah resto dalam mall di kawasan Bogor di mana saya memesan segelas Ice Green Tea Blended, duduk di pojok ruangan sambil memerhatikan layar gawai dalam genggaman. Kala itu, saya sibuk menelusuri list akun-akun twitter di Google, mencari yang sekiranya dapat membantu untuk menambah visitor blog. Lalu, di suatu postingan seseorang, tertulis akun @warung_blogger yang konon merupakan Komunitas Blogger terbesar (entah dalam data apa). Pada hari itulah, saya mengenal Warung Blogger (selanjutnya disingkat WB) .

Ketika saya memutuskan untuk follow, WB saat itu masih sekitar 6000 followers. Pun member di Facebook-nya masih belum sebanyak ini. Mulanya saya tidak peduli apa itu WB, siapa pendirinya, berapa membernya, seperti apa pengurusnya... Yang saya pikirkan hanya ; WB akan RT blog post saya. Namun, tak lama tujuan itu bergeser. Saat share link blog, saya menemukan banyak masukan mengenai tulisan saya, dan tentunya masukan tersebut membuat saya tertarik untuk berteman dengan si pemberi komentar. Saya pun aktif berdiskusi dengan Om Ghandi, Om Elang, Uda Irfan, Om Yandhi, Mbak Arie, Ka Ayu, Mak Preci, Andre, Bli Ari, ka Hany... Orang-orang yang selalu support untuk terus menulis, dan menyarankan agar blog saya diganti domain, memberitahu cara membuat blog menjadi menarik, dan terus memberi semangat bahwa menulis itu tidak membuang waktu -seperti yang kebanyakan orang bilang.

Saya. Akan. Ingat. Itu... Ketika tahun 2013 menjadi tahun terpuruk saya, dan terdampar di WB menjadi salah satu hal yang harus saya syukuri. Suatu waktu, pengumuman di twitter mengatakan siapa saja boleh masuk ke grup Whatsapp. Saya pikir, mungkin inilah jalan menuju tempat pelarian saya. Waktu masuk grup, membernya ada 50 dengan Bli Ari sebagai admin Whatsapp. Setiap malam, selalu ada diskusi mengenai blog. Mulai dari konten, lalu penjelasan domain, pengarahan tentang PR, Alexa, hosted, SEO, backlink, dsb. Selalu, setiap malam. Hal tersebut membuat saya lagi-lagi bersyukur karena pelarian saya berbuah manfaat.

Dari diskusi-diskusi santai pun serius itulah, saya tahu bahwa Kang Lozz merupakan pendiri WB. Dan Kang Baha selaku koordinator Twitter. Lalu Bunda Susi dan Mak Nchie koordinator Facebook. Ada juga Bang Andre yang mengurus bagian web, Ka Idah khusus email, dan Teh Dewi, Teh Evi, Bli Ari, Erza, Kang Budi, juga ka Tasya, selaku admin twitter perhari. Menyenangkan sekali mengetahui bahwa WB merupakan komunitas yang pengurusnya semi-terstruktur. 

Tetapi, tentu saja tidak melulu menyenangkan di grup.

(Yang berseragam, semuanya admin WB, yang tanpa seragam, itu member kece)

Singkat cerita, siang hari kira-kira di penghujung tahun, ketika grup sedang ramai-ramainya, seseorang mengamuk karena katanya kami terlalu berisik, menyebalkan, seharusnya diam saja dan lebih baik ramai hanya di jam diskusi. Dari sana, muncul grup lain (tanpa bermaksud menduakan WB) yang isinya member WB sebagai tim hore -saya termasuk ke dalamnya. Wila, Tiwi, Nurri, Andre, Erin, Uda, Om Ghandi, Mbak Dhanis, Mak Preci, Mbak Arie, Ka Ayu, dst. Kami berisik sepanjang hari, saling mengenal satu sama lain, bercerita apa saja, sementara grup WB menjadi sangat sepi. Ketika orang tersebut akhirnya left, kami membubarkan grup ini dan kembali meramaikan grup utama WB.

Tak lama setelah itu, Bli Ari left dari grup (karena beliau dan istri tengah mempersiapkan kelahiran anaknya). Dan saya, yang menggantikan Bli -menjadi admin. "Titip ya, Un. Nanti di back up, kok," pesan Bli Ari sehari setelah left.

Suka? Ya ampun, gak sama sekali! Ini berarti amanah, dan amanah itu berat.

Kemudian grup mulai tidak beraturan ; berisik tanpa arah, ramai sepanjang hari, diskusi semakin jarang (karena saya masih minim ilmu, tidak seperti Bli Ari), belum lagi member yang super-over-aktif bertanya, mengkritik, dan heboh setap waktu. Hari itu saya belajar satu hal, di dunia maya ini, admin serupa dewa. Harus tahu segalanya, harus mempertanggungjawabkan tindakannya, dan itu sulit. Semakin sulit ketika akhirnya saya diundang masuk ke dapur WB, dan menjadi salah satu pengurusnya. Menyenangkan tetapi menakutkan. Membahagiakan sekaligus memberi tekanan. Kadang kesal banget tapi di sisi lain begitu cinta. Masuk dalam kepengurusan WB, pada awalnya menciptakan paradoks dalam diri saya.

Lalu masuknya pengurus baru, Nova, Mitha, Nurri, Ajen, Ilham, membuat kepengurusan WB semakin settled at least untuk beberapa hal. 

Singkat cerita, sudah di tahun 2015 ketika member mulai datang dan pergi silih berganti. Saya sedih sendiri karena orang lama sekaligus menjadi guru saya, sudah tidak ada yang di grup. But show must go on. Saya melakukan inovasi, mendatangkan narasumber untuk diskusi, dan membebaskan untuk mengobrol. Apalagi dengan adanya pembaruan Whatsapp, memudahkan saya menambah admin dan member sempat sampai 100 orang. Dengan admin lain (Teh Dewi, Nurri, Kang Baha, Nova) kami sepakat membuat aturan yang disepakati oleh member Whatsapp. 

Setiap hari, di grup selalu membahas kejombloan, pacaran, jodoh, agama, film, musik, blog, lomba, pelajaran, kesehatan, games, apa pun itu, dibahas terus. Sungguh, menyenangkan.

Hal yang paling sulit digambarkan, ketika akhirnya beberapa pengurus dipertemukan dalam acara KOPDAR Kopi Susu WB di Kuningan tanggal 28 Januari 2015. Susah diceritakan betapa senangnya melihat kekompakan para pengurus WB walaupun kami lebih banyak berdiskusi online. Kembali, saya bersyukur ada di sini, mengenal kalian semua.

BANYAK :0

WB, baik pengurus dan membernya, memberikan saya banyak hal ; teman, pengalaman, pekerjaan, kepercayaan. WB juga yang memberikan jalan sehingga saya jadi mengenal komunitas lain, membebaskan untuk ikut komunitas manapun -meskipun hal tersebut tidak membuat saya ingin meninggalkan, justru, makin cinta sama WB.

Dear pengurus WB, saya tidak tahu sampai kapan saya sanggup bertahan di sana. Kadang saya ingin melepas WB, lebih fokus dengan kehidupan saya di dunia nyata, tetapi semakin dipikirkan, saya semakin tidak ingin pergi. Saya ingin terus bersama kalian. Sadarkah kita, tiba-tiba, followers twitter hampir 13rb, member Facebook semakin banyak, sekarang merambah ke instagram, data warga lebih dari 44K, dan usia WB sudah masuk tahun keempat. Bangga sekali saya, bisa terlibat menyaksikan perkembangan WB. 

Untuk Kang Lozz, maaf. Saya memang bukan anak yang sopan dan kerap berkata kasar, saya tahu itu. Saya sering mengecewakan. Tetapi, sungguh saya tak pernah bermaksud buruk untuk WB, dan terima kasih selalu menerima saya kembali walau hanya kata maaf yang dapat saya berikan. 

Ka Evi, Kang Baha, ka Idah, Teh Dewi, Bli Ari, Mak Nchie, Nurri, Bunda Susi, Nova, Mitha, Ajen, Ilham, (juga untuk Andre, Erza, ka Eva, ka Gigie), terima kasih untuk kerjasama dan dukungan, masukan, arahan, bimbingan, serta candaan kita sejauh ini. Semoga semua planning kita terencana dengan baik, atas seizin Tuhan. 

Juga, untuk Danis - atas kesukarelaannya membantu saya pada banyak hal. Iya, harus banget ngucapin ini di momen ultah WB. Tanpa dukungan dan bantuannya, mungkin saya akan kesulitan dalam beberapa hal terkait dengan WB.

Dan untuk seluruh member WB, baik di twitter, FB, IG, khususon member di Whatsapp #PojokWB, Saya mencintai kalian dengan segala keburukan ((KEBURUKAN)) dan kebaikan yang kalian punya. Momen paling epik waktu kita kopdar dan saya ngamuk mau tebalikin meja restoran karena nggak ada casan (╮°-°)╮┳━┳ (╯°□°)╯ ┻━┻ . Juga ingat pas karaoke bareng, serta obrolan sepanjang hari yang selalu menderas. Saya, selalu mengingatnya. :')

Keep Solid! Maafkan kalau saya seringkali menyakiti dengan kata-kata yang kasar, galak, arogan, dan memusingkan. Saya memang bukan yang sempurna seperti admin lain, tetapi, saya akan mencoba menjadi yang selalu ada untuk kalian. Last but not least, selamat ulang tahun, Warung Blogger. Semoga makin sukses, makin berkah, makin solid, dan janganlah terlalu kolot. Eh. 

I LOVE YOU :*

Sekian dan terima gebetan!

Salam,
Umin a.k.a Nyai