Banyak sekali, -ah sebetulnya tidak banyak, tapi lumayan ada beberapa- yang bertanya apakah surat-surat yang saya tuliskan untuk #30HariMenulisSuratCinta ini adalah kisah nyata atau fiksi. Saya senang, terima kasih telah membaca tulisan saya padahal surat-surat itu kacau dari segi plot dan alur, tetapi saya senang sekali teman-teman mau membacanya dengan rasa, bukan teknik.
Ambu dan Zi, sejatinya adalah orang yang sama. Uni, yang selalu menuliskan surat tersebut, hanyalah mediator, penghubung antara Ambu –seseorang yang sibuk mengejar mimpi, dengan Zi –panggilan masa lalunya yang telah membentuk dia menjadi sekarang ini. Zi adalah sosok yang dicintai, murah hati, dan begitu banyak pengalaman yang dia dapatkan, baik menyenangkan maupun menjengkelkan. Dari sana, dari masa lalu tersebut, Zi tumbuh menjadi seseorang yang mengeraskan hati dan begitu ambisius untuk meraih sesuatu, dan menjadi apatis terhadap apa-apa yang terjadi di sekelilingnya. Dia kemudian semacam melakukan rebranding dengan mengubah nama panggilan, lantas lupa (atau berusaha untuk melupakan) dengan kisah masa lalunya. Zi dewasa menyebut dirinya Ambu –sebutan untuk ibu bagi orang Sunda, karena di masa depan, ketika usianya cukup, ia punya banyak kemenakan dan anak-anak asuh. Uni di sana sebetulnya bernama Seruni dan dia hanyalah mediator, hanya narator dalam cerita ini.
Event #30HariMenulisSuratCinta tahun ini saya gunakan sebagai media untuk belajar teknik penulisan epistolaris – gaya menulis berupa sejumlah catatan yang memakai data serta dokumen sebagai bukti untuk penguat cerita. Ternyata bukan hal mudah untuk menulis surat bersambung yang tidak monoton, tidak membosankan. Saya akhirnya membuat clue dalam setiap surat, yaitu dengan menaruh beberapa jembatan yang ada di Bogor, dan setiap satu jembatan ada di setiap surat. Menaruh clue tersebut gunanya untuk mempertahankan setting tempat, dan clue lain terdapat di judul setiap surat. Jika kamu membacanya ulang, semua judul dari surat pertama hingga akhir membentuk sebuah paragraf, tujuannya supaya alurnya nggak meluber. Di surat itu pun hanya ada satu tokoh utama dengan beberapa tokoh pendukung yaitu seorang lelaki bernama D, supaya ceritanya lebih hidup.
Apabila kamu menganggap kisah ini nyata, maaf, ini fiksi. Tetapi, setidaknya baik Zi maupun Ambu menjadi nyata dan hidup dalam hati kalian masing-masing. Sekalipun ini kisah fiksi, biarlah menjadi kisah nyata dalam imajinasi teman-teman. Kelak, di tahun 2022, bisa saja kalian akan benar-benar bertemu dengan sosok serupa Ambu.
Ketika event menulis ini berakhir, saya pun mengapresiasi diri sendiri (dengan memakai uang tabungan untuk membeli buku) karena telah menyelesaikan teknik epistolaris ini, meski masih cacat di mana-mana. Ada pun ucapan terima kasih yang ingin saya sampaikan, yaitu untuk ;
1/ Syiffa Nurul Kamilah (@nk_syifa) – yang bersedia menjadi model dalam cerita ini. Seluruh foto dalam cerita di #30HariMenulisSuratCinta ini dokumentasi pribadi, dan objek yang ada di dalam foto tersebut semuanya adalah Syifa. Syifa bukan Zi, bukan Ambu, bukan juga Uni, tetapi fisik Syifa adalah yang paling dekat dengan karakter tokoh dalam cerita saya.
2/ Ka Iit (@IitSibarani_) yang menjadi tukang pos saya tahun ini. Terima kasih sudah rela meluangkan waktunya untuk membaca, memberi komentar, mengantar juga.. Esok, kesehatannya dijaga ya :)
3/ Seluruh tukang pos @PosCinta yang telah mengadakan event menulis ini. Tidak ada ekspetasi lebih yang saya harapkan, tetapi lewat ajang menulis ini, menjadikan saya belajar banyak hal, tentang hidup, tentang melatih kemampuan menulis saya, tentang konsistensi, dan tanggung jawab.
4/ M – editor pribadi saya yang tentu tidak ingin namanya disebut, terima kasih untuk caci-maki dan segala hujatannya terhadap karya saya. Barangkali kamu tidak akan pernah tahu seberapa bete dan nyeseknya saya menerima kritikan darimu, tetapi, teruslah begitu. Saya selalu suka caramu mengajari saya untuk lebih baik. Teruslah seperti itu.
5/ Kepada Anda di manapun berada, yang selalu membaca cerita saya. Entah bagaimana harus mengucap, andai saja saya tahu siapa yang sering membacanya sampai viewers mencapai ribuan ini (bahkan PR blog naik pun Alexa menurun dengan cepat dan saya bahagia sekali), saya akan sebut nama kalian satu persatu dalam postingan terpisah, andai saja saya tahu. Anda semua menjadi alasan mengapa saya tetap menulis di blog. Anda menguatkan saya, terima kasih banyak. Akan saya sampaikan salam Anda untuk Zi dan Ambu.
Selamat bulan Maret, mari lebih baik dari sebelumnya, dan sampai jumpa tahun depan! :)
Silakan baca kisah Ambu dan Zi di sini .
Tulisannya rapih, enak dibaca, asik. Terus menulis ya, kak. Sampai jumpa juga di tahun depan.
BalasHapusTulisannya rapih, enak dibaca, asik. Terus menulis ya, kak. Sampai jumpa juga di tahun depan.
BalasHapusWah, kalau mau baca berarti harus dari awal ya..
BalasHapus