D,
Maaf kalau aku melantur beberapa kali mengirimi surat. Aku hanya senang bercerita, senang menulis, dan karena aku sudah berhenti menulis surat untuk Ambu, maka kutuliskan saja isi kepalaku untukmu. Aku tahu ini terlihat bodoh, mengingat kau dan aku tidak memiliki hubungan jelas kecuali sama-sama mengenal Zi.
D, andai kau tahu bahwa Zi bercerita banyak tentangmu dan aku membagi rahasiaku padanya mengenai Ambu, kerabatku. Dia benar-benar perempuan yang istimewa ; Zi banyak memberikan aku ilmu baru -bukan secara akademis, tentunya. Dia mengajari untuk lebih kuat dan gigih dalam menjalani hidup, harus tabah pun tegar, dan lebih lagi, Zi mengajarkan untuk bersabar dalam menanti sesuatu.
Zi sejatinya bukan siapa-siapa dalam hidupku. Hanya saja dia perempuan istimewa yang memberikan banyak inspirasi padaku, padamu, pada teman-temannya. Zi dekat pada siapa saja dan pribadinya hangat, tetapi aku tetap bersikap kaku ketika berjumpa kali pertama padanya. Aku lega sekali dia akhirnya pulang dan mau menyelesaikan masalahnya, dia kembali belajar tersenyum dan mulai berkomunikasi pada lingkungan. Dan kita semua tahu, Zi adalah perempuan yang tidak membutuhkan pertolongan atau bantuan, sebab dia mampu menyelesaikan semuanya sendiri. Bukankah begitu? Jadi, aku pun tak punya lagi urusan padanya, dan mungkin pesanku padamu, tetaplah ada untuk Zi, karena sekalipun ia perempuan hebat, ia tetap butuh teman untuk bercerita.
D, pertemuanku beberapa hari lalu dengannya sungguh tak terlupakan. Kami berbincang lama dan menyenangkan sekali mendengar ia berceloteh semua tentangmu, dan tentang si Tuan yang sedang ia cintai, serta tentang si jahat yang sudah membuatnya hancur. Hanya masalahnya yang tidak ia ungkit sama sekali. Oke, ini terdengar gila, tapi sepertinya aku menyukai pribadi Zi. Ah, kau pun tentu menyukainya, kan?
D, setelah kemarin aku berpamitan pada Ambu, suratku kali ini untuk memohon pamit darimu. Ini adalah surat terakhir untukmu meski aku berharap kita masih bisa bertegur sapa jika berpapasan suatu hari nanti, entah di mana. Mungkin aku akan terus menulis untuk hal-hal unik yang kutemui di jalan, atau menulis artikel dan kukirimkan pada media, pokoknya akan tetap menulis, namun tak lagi menulis untukmu pun Ambu. Tersebab urusan kita telah selesai. :')
Uhm, sebelum kita benar-benar berpisah, bisakah kita bertemu dahulu, kau, Zi, dan aku? Sekali, saja. Selanjutnya terserah kau mau bagaimana.
Kutunggu kabar baiknya.
Uni.
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)