Tentang apa yang kau lihat saat ini
Tidak bisa kau nilai seutuhnya
Sebab yang terjadi sekarang, tak lepas dari peran masa lalu
Ada sesuatu yang tak mampu dijelaskan
Dan rapat-rapat disimpan dalam ingatan
Ada luka yang terlalu dalam
Dan bekasnya dibiarkan mendekam
Tentang apa yang kau pikirkan sedetik sebelum ini
Baiknya kau lihat dari segala sisi setiap inci
Betapa kerasnya hati adalah yang paling rapuh
Tiada rasa, sedikit gagah dan terlihat angkuh
Namun luluh dengan sekali sentuh
Oleh jiwa-jiwa suci yang bermata teduh
Tentang kau yang membuka ruang memori dan, membuat seluruh kenangan berceceran keluar
Lalu kau biarkan begitu saja karena risih
Seakan tiap kenangan menguarkan bau yang tidak sedap seperti bangkai
Sisanya seperti luka yang dibebat tapi tak pernah mengering dan menguning
Dan kenangan-kenangan menjadi berhamburan melalui air mata
Tentang kau yang akhirnya memilih pergi dan tak mau peduli, aku tak masalah
Aku mencari jiwa-jiwa suci bermata teduh, yang padanya ingin kumintai tolong
Membantu menyusun segala kenangan dan memasukkannya kembali dalam ruang ingatan
Menutupnya dan mengunci rapat-rapat
Padanya tidak akan kukatan aku baik-baik saja
Sebab kita tak pernah baik-baik saja setiap memiliki luka.
.
02/10/14
Desa Cigombong,
Mendatangi desa ini untuk mencari jiwa-jiwa bermata teduh. Padanya akan kukatakan betapa beberapa orang kota selalu ingin tahu tapi tak mau membantu.
Rupanya tak mudah bagiku untuk memahami puisi ini.
BalasHapusWalau bgitu, tapi saya bisa merasakan apa yg penulisnya coba ekspresikan dlm untaian diksi indah.
Samangat ya! Salam blogger..
Hehe, aneh ya puisinya? Aku memang nggak ahli, nih. Itu tentang seseorang yang capek di-kepo-in terus tapi giliran udah cerita, orang malah pada jauhin dia. :)
HapusHalo ! kamu kena tag The Liebster Award dari aku. silahkan baca dan penuhi syaratnya ya :D disini > http://thaliaskartal.blogspot.com/2014/10/the-liebster-award-firsttime.html
BalasHapusselalu suka apa yang dzet tulis (:
BalasHapus