Pernahkah kamu, memimpikan orang yang tidak dikenal bahkan kamu belum pernah bertemu sama sekali dengannya? Lalu suatu hari kamu benar-benar bertemu dia, di alam nyata. Pernahkah? Lantas apa yang kamu lakukan?
Aku baru saja mengalaminya.
Beberapa bulan lalu aku baru saja memimpikan seseorang. Dia datang, menemuiku di dalam mimpi di mana aku sedang asik memandangi pohon besar di sebrang halte. Aku sedang duduk sambil menunggu bus tujuanku dan dia, lelaki yang kutaksir tingginya sekitar 175 cm -mungkin lebih, datang kemudian duduk di sebelahku. Mungkin sedang menunggu bus juga, tapi tujuannya entah. Mata kami berserobok saat ia melihatku sekilas dan sialnya aku malas mengalihkan pandanganku darinya. Wajahnya terlihat letih dan pupus semangat namun ia tak kehilangan daya tariknya. Dua kancing atas kemejanya dibiarkan lepas dan ia menggulung lengan kemejanya hingga sikut. Sorot matanya yang tajam membuatku merekam semua gerak gerik tentangnya. Ia hanyut dalam dunianya bersama musik yang mengalun dalam earphone yang dipakainya, membuatnya tak sadar ada aku yang memerhatikan sejak tadi. Ketika bus tujuanku datang, aku bergegas masuk dan aku masih melihatnya dalam jendela bus. Ia pun menatapku balik!
Itu tentang mimpiku yang akhirnya kuputuskan untuk kulupakan saja karena sepertinya bukan mimpi yang mendatangkan manfaat. Ah, tapi Tuhan mahapintar membolak-balikkan hati manusia. Suatu sore selepas aku menonton bioskop bersama seorang teman, kami memutuskan untuk makan ramen yang letaknya bersebelahan dengan biskop. Kami sudah duduk di tempat pilihan kami dan bersiap memesan makanan, tapi Mila, - temanku yang super ceroboh itu, dia pergi kembali ke tempat bioskop untuk mencari ponselnya yang hilang tanpa jejak. Kuputuskan untuk memesan lebih dulu dan memanggil seorang waiters untuk mebantuku.
"Mas," kataku santun. Aku melihat nama ramen dalam menu dan memastikan harga yang tertera di sana sebelum melanjutkan ucapanku. "Aku pesan beef ramen spicy dua porsi dan minta ocha yang dingin," ucapku cepat dan aku memindahkan pandanganku dari deretan menu ke wajah waiters tersebut. Astaga! Dia, melihatku dengan sorot mata tajam, seperti...
...Seperti seseorang yang pernah menatapku di dalam mimpi. Iya, yang di dalam mimpi dan yang ada di hadapanku adalah orang yang sama! Dia masih menatapku beberapa detik sebelum kembali menatap catatannya.
"Ada tambahan lain?"
"Maaf, kita pernah bertemu sebelumnya, dalam mimpiku," kataku dalam hati, sebab lidahku kelu untuk mengucap sepatah kata. Dia kembali menatapku dan jeda beberapa saat. Aku hanya menggeleng, tanda tak ada pesanan tambahan.
"Saya ulangi ya, beef ramen spicy dua porsi dan ocha yang dingin, silakan ditunggu," dia mengambil daftar menu dan pergi ke balik pantry. Mila datang tak lama setelahnya.
Selama beberapa jam aku di sana, aku memergoki dia memerhatikan gerak-gerikku dan itu membuatku tak bebas bergerak. Lebih tepatnya, kami saling memerhatikan satu sama lain. Aku tak tahu apa ya.g ada di pikirannya, srmentara aku sibuk dengan pikiranku yang bertanya-tanya, mengapa bisa memimpikannya. Sampai aku keluar dan pergi ke meja kasir pun, dia yang sedang clean up salah satu meja, melihatku dengan sorot mata itu. Sebetulnya ingin sekali aku menunggu jam kerjanya selesai dan aku bisa lebih banyak tahu tentangnya. Tapi niat itu kuurungkan.
Kemarin aku datang lagi ke restoran tersebut, di jam yang sama, dan duduk di tempat yang sama. Tapi tidak ada dia dan ini membuatku kecewa.
Tak ada yang istimewa dalam ceritaku. Tapi, sungguh dia menjadi tersangka utama yang membuatku bimbang selama beberapa hari. Tuhan, tolong pertemukan kami sekali lagi!
super bikin galau. saya sering kayak gt.. bertanya2 apa org yg kita mimpikan yang asing itu beneran ada di dunia nyata?
BalasHapustp ada yg bilang bhw sbnrnya kita pernah bertemu tp tdk pernah menyadari shg tdk masuk ke alam pikiran kita. :p
tp serius, untuk org2 asing yg memberikan kesan baik di mimpi, rasanya pengen ketemu aslinya :P
misteri banget soal mimpi itu...