Teteh Hasna yang jauh di sana, sudah makan? Aku tidak mau melihatmu kurus karena lupa makan. Aku benci mengetahui kamu sibuk hampir 22 jam perhari dan kamu lupa mengurus tubuhmu sendiri. Ingat ya, aku tidak pernah lelah cerewet mengingatkan kamu.
Teh, akhir-akhir ini kita sulit sekali bercerita panjang lebar. Ya, aku pun sibuk. Kamu kan, yang menyuruhku untuk sibuk, sebab kamu tahu, sedikit saja aku punya waktu luang, aku akan menjadi bodoh karena memikirkan masa lalu. Dan, ya. Aku sibuk. Sibuknya memang tidak menghasilkan uang, tapi memberi banyak pengalaman.
Teh, aku selalu membaca semua pesan masukmu. Mendengar voice note yang kau kirim, memikirkan kelanjutannya. Tapi aku kesulitan membalas. Kadang aku keburu tertidur, atau masih terlalu pagi jadi enggan merespon.
Tetapi, aku tidak mau meminta maaf. Kau tahu aku sulit sekali mengucap itu. Tapi aku egois. Aku ingin kamu tetap membuka semua rahasiamu padaku. Aku ingin terus menjadi pendengar buat semua permasalahanmu. Aku ingin menjadi orang yang memberikan pandangan ketika kamu butuh. Aku tidak bisa memberi solusi, biarlah Tuhan yang memberikannya.
Teh, sedikit sekali yang aku tahu tentangmu saat ini. Tapi aku yakin, kamu punya banyak teman yang lebih baik dariku, yang lebih bisa membahagiakan, yang selalu ada buatmu. Karena sekarang ini aku tidak bisa memenuhi posisi itu.
Aku rindu kita. Rindu saat-saat kita bertengkar, berbaikan, beradu mulut, berdiskusi, bercerita, dan alu rindu bertemu kamu. Oya. Buku-ku sekarang sudah ada beberapa. Kamu harus membacanya.
Teh, teruslah menjadi sahabat yang selalu kukenal selama ini.
Semoga ada waktu untuk kita bertemu, sebelum kamu dijemput pangeran yang akan menjadi pendamping hidupmu.
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)