Satsuki sensei... Dia mendikte namaku tanpa suara, lisannya mengeja setiap huruf dari abjad yang ada dalam tulisan yang tertera di sebuah novel. Aku sedikit gugup memberikan novel perdana karyaku dan secara gratis kuberikan padanya, seseorang yang luwes, ulet, dan mawas diri. Dia guru Aljabar di sekolahku. Aku selalu gugup tapi untuk bhari ini kuberanikan diri memberikan karyaku kepadanya.
"Itu serius nama kamu... Nama pena kamu Satsuki sensei?"
Begitu ucapnya setelah berhasil mengeja nama pseudonim milikkku.
"Iya betul pak, tapi itu nama samaran saja. Karena nama panjang saya kan Satriarini Sukiarini. Kenapa?"
Kataku sedikit gemetar. Ah! Setelah tiga tahun menyukainya dalam diam, akhirnya aku bisa berduaan saja berbincang dengannya.
"Mirip. Nama panggilan kamu Satsuki. Nama anak saya Matsuki. Kalau itu nama asli,"
Begitu katanya datar. Lalu meletakkan novelku di depan meja kerjanya, begitu saja.
Sial. Ternyata dia sudah berkeluarga.
tulisan ini diikutkan untuk kuis Primadonna Angela
( @cinnamoncherry ) via twitter .
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)