Sonia sudah sangat lupa, bagaimana caranya mengalirkan air mata ketika berduka, atau melepas tawa kala bahagia. Bahkan ia tidak lagi merasakan emosi yang seharusnya ada ketika ia mengalami atau menemui sesuatu. Baginya kini, perasaan yang disebut dengan marah, kecewa, suka, sedih, benci, terpukul, cinta, dan seterusnya, hanyalah sebuah diksi yang ada di dalam kamus tetapi penggunaannya tidak lagi dapat dipakai dalam kehidupannya. Ia juga kehilangan rasa antusias akan hal kebaruan, kehilangan rasa takut terhadap segala yang mengancam, dan tidak pernah lagi merasakan degub jantung yang berdebar ketika gugup atau gembira. Sonia telah berhasil membuat dirinya menjadi apatis dan tidak sentimental. Hatinya telah ia hancurkan, bersamaan dengan perasaannya yang luluh lantah melihat lelaki pilihannya itu, memilih untuk bersama orang lain.
Lelaki itu tahu kalau Sonia cinta, tapi dia berpura-pura tidak tahu dan menganggap semua kenangan tentang mereka seperti dedaunan yang kemarin tumbuh, sekarang berguguran, esok akan berserakan di tanah dan tumpukkannya menjadi humus. Jika dedaunan sungguhan gugur maka menjadi humus, itu akan bermanfaat. Tapi lelaki itu bilang, kenangan yang telah gugur bukan daun, dan kenangan tentang mereka tidak lebih dari ingatan yang terbuang, lalu, sebaiknya dilupakan.
"Kalau mereka berguguran, nanti akan tumbuh yang baru. kau tahu apa artinya?" Kata lelaki itu. Sonia menjawab "tidak," yang sebenarnya ia tahu artinya. Ia tahu kalau lelaki itu akan berkata ; akan ada kenangan yang baru, dengan orang baru.
Lelaki itu tentu tahu bahwa Sonia bukan tidak tahu, tapi karena Sonia ingin tahu apa kata-kata yang akan ia ucapkan. Ah, mereka telah sama-sama tahu tanpa harus berkata lebih banyak lagi. Tetapi, lelaki itu pun akhirnya menjelaskan tanpa diminta.
"Aku tergila-gila padanya, Sonia. Dia banyak berkorban untukku. Aku tahu seberapa dalam cintanya, dan aku akan melakukan hal yang sama untuknya."
Lelaki itu tahu kalau yang dilakukan wanita lain terhadapnya adalah cinta, tapi mengabaikan perlakuan Sonia, seakan semua yang selama ini telah ia lakukan bukan karena cinta dan menganggap yang dilakukan wanita itu adalah segala-galanya.
"Katamu, cinta adalah omong kosong," kilah Sonia cepat. Ia tidak mau suaranya yang bergetar terdengar lemah.
"Ya, benar..."
"Katamu, yang harus dilakukan hanyalah terus memberi perhatian, tapi cinta, tidak perlu ada," Sonia melanjutkan. Ia ingat betul akan perkataan lelaki itu bahwa untuk menjadi kuat, kita harus mematikan seluruh perasaan apa saja dan bersikap apatis. Semula ia tidak percaya. Namun, ia belajar untuk mengeraskan hati dan sekarang ia tahu bahwa omongan lelaki itu hanyalah omong kosong belaka. Sebab lelaki itu telah melakuan apa yang pernah ia sarankan pada Sonia untuk tidak dilakukan, dan karenanya Sonia menjadi begitu kecewa. Lelaki itu bagai menjilat ludahnya sendiri. Poin ruginya, ucapan lelaki itu telah mengakar kuat dalam diri Sonia yang dulunya ia terima mentah-mentah serupa sebuah dogma.
"Katamu, seharusnya kita tidak sentimental, tapi mengapa kau melunak pada perasaan cinta?"
"Sonia..." Lelaki itu memanggil namanya, dan menjeda beberapa detik, entah berusaha merangkai kalimat untuk menyangkal, menjelaskan, atau sedang mengambil napas panjang, tetapi tak lama, dengan intonasi datar ia berkata, "Lupakan aku."
Sonia tidak butuh lelaki itu mengulang ucapannya dua kali. Ia mendengarnya dengan jelas dan karena kalimat terakhirnya itulah, ia memutuskan untuk membunuh perasaannya, juga hatinya.
Di dalam dirinya sekarang, ia hanya menyisakan satu perasaan bernama rindu. Ia tahu dan masih ingat caranya merindukan masa lalu pun dirinya, yang mana dulu begitu ekspresif terhadap sesuatu. Ia rindu itu. Ia menyesal menjadi apatis. Tapi ia tidak pernah tahu bagaimana cara mengembalikannya. Ia rindu dirinya yang dulu, tetapi tidak sekalipun merindu pada cinta, atau pada lelaki itu. Lelaki yang akhirnya, ia memilih untuk tidak mengingat atau menyebut namanya.
Ia hanya tidak tahu sekarang harus bersikap bagaimana.
Kereeenn..
BalasHapusheuheu...merelakan itu memang hal pelik yang sulit dilakukan :D
BalasHapus