• Nginap Bareng
  • Contact
  • Portofolio
Responsive image

Indonesian Beauty & Fashion Blogger.
Your personal stylist

Beauty Fashion Talks Lifestyle Event
#30HariMenulisSuratCinta

[09] Untuk Lelaki yang Menunggu Datangnya Fajar

Written by Uni Dzalika

Tuan, saya akan selalu ingat percakapan kita kali pertama, pada dua puluh Januari setahun yang lalu di pukul 04:57 menit WIB. Kita sama-sama belum tertidur dengan alasan yang berbeda, namun sama-sama menyukai langit kala fajar tiba. Katamu, semua orang seringkali memanjakan senja dengan mengelu-elukan di setiap kisah fiksi, juga terlalu banyak mengenalkan siang-malam melalui tayangan FTV di televisi, tetapi hanya segelintir dari kita yang mengagumi fajar. Saya akui itu.

Kau tahu, sejak saya mengenalmu –yang mana sudah kenal sejak dua tahun lalu, saya banyak sekali merenung. Tentang betapa kecilnya ilmu saya sehingga tak pantas sombong, tentang saya yang harus kuat menghadapi hidup, pun tentang saya yang harus belajar berbesar hati untuk menerima suatu hal yang tidak saya duga.

Katamu, hidup ini lucu, penuh dengan intrik permasalahan yang tidak dapat kita predisksi, dan dunia menjadi riuh dengan segala lelucon serta drama-drama tak berkesudahan. Maka, kita harus bisa menyikapi hidup dengan tenang dan jangan terlalu serius. Sejujurnya saya malu, tentunya masalah hidup yang kau tanggung lebih berat dari saya, bukan? Sementara saya selalu lemah melihat banyaknya bongkahan batu-batu yang membloking masa depan saya. Kenapa kau begitu tenang menjalani hidup, Tuan? Apa yang kau bicarakan pada Tuhanmu kala dini hari sebelum fajar tiba? Saya beberapa kali berbincang dengan Tuhan saya, tetapi gelisah masih ada. Perasaan resah seperti setetes noda yang ditumpahkan dalam pikiran saya, dan meluas hingga akal saya tak dapat lagi berpikir jerih. Mungkin saya tidak khusyuk saat berdoa, atau saya terlalu angkuh untuk memohon padaNya, entah. Kiranya kau sudi mengajari saya ketenangan itu, supaya esok saya tak perlu lagi menangis ketika masalah datang.

Tuan, banyak buku dongeng atau sejumlah kisah tentang kenabian yang saya baca sejak kecil –sampai sekarang, dan di sana selalu mendoktrin bahwa malaikat datang dari surga ; memiliki sayap yang putih seperti lambang suci, berjubah putih, dengan tubuh yang bersih dan wajah yang berseri. Tapi saya tak melihat itu ketika kita akhirnya bertatap muka. Padamu tak ada sayap di punggung, pun kau tak tampak suci seperti yang digambarkan tentang malaikat. Oh, di pertemuan pertama itu pun, kau memakai baju hitam. Sungguh kontras, bukan? Namun, ya, kau adalah malaikat saya, melindungi saya dari kehancuran rasa takut yang kadang menyerang, dan mengembalikan sifat-sifat saya yang dulu hampir saja saya kubur. Jika bagimu istilah itu terlalu mewah, mari katakan saja Tuhan mengajarkan saya tentang segalanya melalui tangan Anda.

Tuan, silakan anggap ini berlebihan, tapi kata-kata di atas tidak lebih dari sebagai cara saya menghargai apa yang selama ini kau berikan. Kau tentu tahu bahwa saya ini perempuan yang di dalam kepalanya penuh dengan tanda tanya, dan tentunya menjengkelkan ketika kau harus menjawab semua tanya saya. Pun saya ini dari luar terlihat kuat tetapi mudah sekali runtuh karena hati yang rapuh. Saya hanya akan kembali bangkit ketika ditampar oleh suatu kejadian, atau kata-kata. Dan kau melakukan itu pada saya, Tuan. Kata-kata yang kau keluarkan adalah sebuah peluru, menampar saya sesekali, dan jika kau keluarkan bertubi-tubi, aksaramu bisa membunuh. Ah, kau tidak akan pernah bisa menghitung berapa kali saya terbunuh karena kata-katamu. Kau pelupa, dan tak penting juga untuk mengingatnya.

Saya bersyukur ada banyak orang di sekeliling saya yang memberi semangat, dukungan, juga pujian, dan jauh lebih bersyukur karena ada kau yang memberikan kritikan, makian, dan hujatan, yang justru membuat saya menjadi lebih baik seperti sekarang ini. Saya suka caramu menegur saya ketika saya salah, menghibur ketika sedih, dan mendukung ketika terjatuh, mengajari saya soal dunia kepenulisan, perkuliahan, pun kehidupan. Walau saya tahu, yang kau lakukan atau katakan itu bukan hanya pada saya saja, tak apa.

Tuan, barangkali surat ini tetap membosankan serupa surat pertama yang saya kirimkan setahun lalu, bedanya kali ini saya menuliskan dengan perasaan yang sungguh-sungguh. Tetapi tenang saja, surat cinta ini tak butuh balasan untuk itu. Mengenal Anda, sudah lebih dari cukup. Terima kasih untuk semuanya, segalanya, dan sampaikan salam saya untuk Tuhan Anda.

Tabik, Z.

21 komentar:

  1. Jefferson L7 Februari 2015 pukul 11.00

    keren nih ya :")
    karakter 'saya' ini pasti memorynya memory komputer, keren amat bisa inget semua yang 'pertama kali'....

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  2. Pangeran Wortel7 Februari 2015 pukul 12.23

    Hah, surat cinta untuk dia.

    Sebagai cowok. Gue terkeshima baca surat ini.

    Entah lelaki seperti apa yang telah membuatmu menjadi wanita penuh tutur seperti ini.

    Keren surat cintanya. :)

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  3. Adi Pradana7 Februari 2015 pukul 12.32

    Namanya fajarkah?

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  4. Unknown7 Februari 2015 pukul 12.33

    Ah. Katanya jatuh cinta itu membuat kita menjadi pengingat yang baik, Kak. Itu ternyata betulan ya dari detail yang Kak Uni ceritain.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  5. abdi basariyadi7 Februari 2015 pukul 13.32

    terharu :D

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  6. Anonim7 Februari 2015 pukul 14.14

    Ah, gue meleleh bacanya. Sungguh baik hati lelaki itu samapai membuatmu begini. Layak dijadiakn panutan dan pemimpin rumah tangga kelak. Hahahahah

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  7. Bukan Blog Biasa7 Februari 2015 pukul 15.01

    Ini salah satu tulisan Favorit gue kak :)

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  8. Rainilamsari7 Februari 2015 pukul 15.50

    eleuh, meuni romantis pisan :')
    tapi pria macam gitu (baik ke semua) kan rentan bergelar php, kak .-. waspadalah dengan hati. sungguh, waspadalah :O

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  9. Ngurah Dimas7 Februari 2015 pukul 22.45

    Hoo, jadi ini surat buat seseorang. Keren, kak. Surat yang menceritakan perasaan kk secara blak-blakan ke orang lain tanpa perlu ngomong hal yang gak dibutuhkan.

    Dibagian bawah itu ada yang bikin nyesek. Bagian yang doi sering nyemangatin kk, tapi dia juga sering bilang ke orang lain. Gpp, itu tandanya kita gak boleh terlalu berharap.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  10. Robby Haryanto 8 Februari 2015 pukul 06.01

    Kata-katanya sadis. Keren banget :)

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  11. Elvina Yanti8 Februari 2015 pukul 08.24

    uniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii :(
    ini vina bingittt... disemangatin danlain lain meskipun vina tauu itu bukan cuma untuk vina.
    tapi semangat dari seseorang yang kita suka itu luar binasa efeknya yaa unii :(

    ntahlah sampai kapan.
    dan memang, seperti yang uni komen di komentar facebook, buat yang lupa rasanya jatuh cinta..
    vina lupa kapan terakhir jatuh cinta uni..
    dan sekalinya jatuh, pada saat yang tak tepat ntah orangnya yang tak tepat. tapi yagitu unn :(

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  12. Yoga Akbar S.9 Februari 2015 pukul 18.27

    Soal kata 'predisksi' typo, ya? Maksudnya prediksi, kan? Haha. Mata gue jeli amat. Semoga calon editor. :))
    Gue terhanyut, merasakan seolah-olah gue ini menjadi 'saya' di tulisan itu. Keren!
    Oh iya, kadang pujian membuat orang jadi sombong. Kadang kritik juga membuat orang jadi lemah. ( Gue dulu banget ) Seharusnya pujian itu membuat seseorang untuk lebih baik lagi, ya? Dan kritik seharusnya membangun.
    Gue nggak tau mau kritik apa. Bisanya cuma ngelitik. :p

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  13. izmi waldani9 Februari 2015 pukul 18.37

    Tidak asing dengan sebuah kisah cinta ini, cukup banyak cerita yang mengisahkan kerasnya lelaki yang justru menguatkan hati wanita itu. Dan sekali lagi saya temukan kisah yang sama, apakah memungkinkan jika seorang wanita yang terkena kerasnya lelaki dapat menyulap lelaki itu menjadi lemah? Kebanyakan cerita pasti menceritakan proses penguatan batin wanita yang tersakiti tanpa mengabari kondisi lelaki itu memakai sudut pandang orang serba tau.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  14. Unknown9 Februari 2015 pukul 18.37

    Soal isi, kupikir kamu masih belum butuh kritik, Un.

    Kumau ngritik EYD aja. Penanda waktu, benar dengan kata "pukul", tapi penulisannya mestinya pakai titik bukan titik dua seperti di atas. Lalu, ada kata "membloking", kayaknya itu masih campuran Indonesia-English. Baiknya kamu pakai kata "memblokir". Ketiga, ada kata "padaNya", mestinya kamu pakai strip jadi "pada-Nya". Satu lagi, soal penggunaan koma sebelum "dan". Tadi ada kalimat di atas yang menjabarkan beberapa hal, di ujungnya ada "dan" tanpa didahului koma. Mestinya pakai koma. Kalau cuma bilang "A dan B" gak apa gak pakai koma, kalau lebih dari dua mesti pakai.

    Kepanjangan gak? Hahaha btw, aku baca ini kayak baca tulisanku sendiri. Bahasa kita mirip. :*

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  15. Akashisedai10 Februari 2015 pukul 14.36

    Romantis meski bahasanya sangat ringan dan langsung ke inti, bukan gaya bahasa yang ketika satu persatu kalimat atau paragraf harus direnungi lama. Mungkin karena ringan, diksinya juga ga yang aneh-aneh jadi gampang dicerna. Tapi kalo analogi lebih diperbanyak, premisnya pasti lebih yahud.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  16. Unknown10 Februari 2015 pukul 17.32

    manis, selalu dekat dengan kehidupan ya tuisan ka dz.

    kirim inspirasi bwt alumnijg dong ka :D

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  17. Widya Herma11 Februari 2015 pukul 06.14

    Surat cintanya keren sekali. dan beruntungnya dirimu mengenal malaikat cinta itu. yang dengannya kau dapat meracik kata dengan sebijak-bijaknya perasaan yang mendalam. surat cinta ini merupakan bentuk ketulusan yang paling menakjubkan.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  18. Widya Herma11 Februari 2015 pukul 06.14

    Surat cintanya keren sekali. dan beruntungnya dirimu mengenal malaikat cinta itu. yang dengannya kau dapat meracik kata dengan sebijak-bijaknya perasaan yang mendalam. surat cinta ini merupakan bentuk ketulusan yang paling menakjubkan.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  19. Unknown14 Februari 2015 pukul 15.43

    dear uni, aku jatuh cinta pada suratmu ini. Tulus dan membuat hangat. Paling tidak tulisanmu nampak tenang sekalipun mungkin hatimu tidak.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  20. Hendri Fahrezi Akli15 Februari 2015 pukul 09.46

    Wah bener juga ya, kebanyakan orang lebih mengelu-elukan tentang senja ketimbang fajar. Mungkin di cerpen-cerpen berikutnya aku akan lebih banyak menulis tentang fajar:D

    Btw ini sih dalem menurut gue kalo si cowok yg lo maksud baca... Tulisan apapun akan menjadi indah jika itu diperuntukkan kepada kita.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  21. MahadewiShaleh24 Februari 2015 pukul 18.55

    sesuai permintaan dza, aku kasih komentar ya.

    di sini, jika ini adalah sebuah prosa narasi deskriptif, entah kenapa aku tidak bisa membayangkan utuh sosok tuan dan z. mungkin karena plotnya dibuat agak sedikit loncat-loncat. dan untuk ukuran surat cinta, ada satu hal yang aku sayangkan, kenapa di awal tuan dan z terlihat begitu dekat, tapi ketika di penutup, tuan dan z terlihat sangat jauh karena penggunaan anda di sana. padahal, menurutku secara pribadi, sebuah surat cinta, harus ada kedekatan dan emosi yang berlebihan. karena cinta, adalah sesuatu yang selalu hiperbola, jika cintamu belum hiperbola, ada yang bilang, itu bukan cinta.

    -sekian, sorry shiftnya error, tengs-

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Yuk Berlangganan!

Nggak mau ketinggalan informasi dari blog ini? Let's keep in touch! Tinggalkan alamat e-mail kamu dan dapatkan review artikel, tutorial, serta tips menarik secara gratis! :)

  • About Dza
  • About
  • Shop
  • FAQ
  • Explore
  • Lifestyle
  • Tips
  • Salero Uni
  • E-commerce
    Connect

Copyright Forever Young Lady All rights reserved. Design by Jung - Good Ideas. Great Stories.