"Query Pita Ikushi Kamen Kaborijahoooooof."
"..."
"Query Pita Ikushi Kamen Kaborijahoooooof."
"..."
"Kamu nggak ngerti ya apa maksudku?"
"..."
Gadis yang sedang berada di kelas Ipa dua terbiasa di panggil dengan sebutan Pita, menggeleng pelan. Hampir semua siswa di kelas menertawakan ulahku, yang selalu aneh dalam berkata-kata. Lidahku kelu. Aku menarik napas perlahan, mencoba untuk tidak gugup agar apa yang ingin aku sampaikan dapat didengar jelas oleh Pita.
"Query Pita Ikushi Kamen Kaborijahoooooof."
Lagi, kalimat tersebut yang keluar dari mulutku. Aku semakin gugup karena suara bel sudah berbunyi. Tanda jam istirahat telah habis. Waktuku tinggal sedikit. Anak-anak Ipa dua semakin menyemangati agar aku dapat berkata-kata sesuai dengan EYD, atau setidaknya dengan bahasa manusia.
"Ja...Jadi begini Pita... Query Pita Ikushi Kamen Kaborijahoooooof."
"Maaf, aku nggak ngerti kamu ngomong apa."
Pita meminta maaf! Wajahnya memerah dan ia terlihat sangat malu karena ulahku. Aku kembali mengatur napasku. Para siswa semakin sorak-menyorak. Puas sudah aku menjadi bahan ejekan mereka. Aku berpikir keras, menyiapkan kalimat yang lebih sederhana agar dapat dimengerti oleh Pita, namun guru matematika kami sudah terlebih dahulu masuk ke ruangan. Aku jauh lebih gugup, tak sanggup berkata-kata.
"Sudah... Sudah. Jangan ribut lagi. Apa sih yang kalian ributkan?!"
Guru matematika kami membuka awal pertemuan dengan bertanya ramah.
"Query Pita Ikushi Kamen Kaborijahooooooooooooff."
Seisi kelas serempak menjawab, dengan sedikit lebih melengking. Aku dan Pita tertunduk malu. Padahal aku hanya ingin katakan, kalau aku suka dengan kakakknya Pita, guru matematika yang sekarang mengajar di kelas ini.
"Ini pasti ulahmu lagi, ya?"
Guru matematika itu menatapku, meminta jawaban.
"Eh? "Query Pita Ikushi Kamen Kaborijahoof, Ibu.."
"..."
tulisan ini diikutkan untuk kuis Primadonna Angela
( @cinnamoncherry ) via twitter .
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)