Selamat pagi! :)
Duh, aku bukan motivator keren seperti pak Jamil Azzaini, atau seperti Mario Teguh.
Bukan juga seleb twit seperti Amrazing atau sedisemenja atau benakribo.
Tapi aku punya pengalaman. Pengalaman yang bisa jadi tidak di alami oleh orang-orang yang kusebutkan di atas.
Kenal Ir.Soekarno? Atau yang biasa dikenal dengan Bung Karno. Beliau pernah bilang dalam pidatonya;
"Aku mencintai keluargaku, dan mencintai rakyatku. Tapi kalau harus memilih di antara keduanya, aku akan memilih rakyatku,"
Bisa di ambil kesimpulan dari kalimat tersebut? Aku sih, nggak akan menjelaskannya karena khawatir akan menggurui. Silakan artikan sendiri apa maksud Bung Karno berkata seperti itu. Toh masing-masing orang punya interpretasi yang berbeda kan? :)
Tapi karena kalimat di atas, aku jadi teringat saat aku aktif berorganisasi dulu. Ada seseorang yang rela meninggalkan empat pekerjaannya agar fokus menjadi seorang pemimpin. Empat pekerjaan loh, berarti mengurangi jatah uang sakunya. Dia melakukan itu karena termotivasi setelah baca kalimat Bung Karno tersebut dan dia nggak keberatan. Dia juga rela pergi pagi pulang malam sehingga waktu dengan keluarganya berkurang. Dia juga rela bolos-bolosan kuliaj demi mengurus kesejahteraan organisasinya.
Dia benar-benar total mengurus organisasinya dan menurut pihak internal dia berhasil, bisa membuat delapan acara dalam setahun. Dia berhasil karena loyalitasnya dan juga karena semua kerjasama pihak pengurus yang selalu ada dan selalu bahu-membahu. Meskipun pihak masyarakat tetap saja menemukan sisi negatif dari kepemimpinannya. Wajar, Pemimpin tidak pernah benar di mata masyarakat kan? ;)
Waktu di tanya apa rahasia suksesnya memimpin, jawaban dia hanya tiga; loyalitas, bertanggungjawab, dapat di percaya, dekat dengan anggota pengurus. (Eh empat ya).
Ngomong-ngomong soal loyalitas... Sejauh mana sih kita loyal dalam tanggung jawab kita?
Buat yang belum tahu apa itu loyalitas, cari di Google atau di kamus KBBI ya, aku tidak akan menjelaskannya di sini.
Well, buatku pribadi sih, jangan pernah membatin sama diri sendiri untuk loyalitas dalam melakukan suatu pekerjaan.
"Pokokknya gue harus loyalitas!" nah, lebih baik enggak usah di sebutkan seperti kalimat tersebut. Gimana ya ngejelasinnya... Buatku tuh, kalau kita begitu nanti yang ada kita malah berusaha loyalitas tapi jadinya nggak alami. Seolah-olah yang kita lakukan itu tidak datang dari hati. Orang sekitar juga pasti bisa merasakannya.
Hal yang paling penting kalau kita mau sikap 'loyalitas' ada dalam diri kita adalah;
ikhlas, all out, jalanin segala sesuatunya dengan sepenuh hati, ringan tangan dan jangan bossy sama orang lain. Mudah kan? Mudah kok.
Terus apa untungnya kita loyal sama suatu pekerjaan?
Serius deh, kamu nggak akan rugi ketika menjadi orang yang loyal, dan nggak akan ada efek sampingnya. Yang ada justru orang lain akan lebih ringan tangan dan nggak sungkan buat membantu kita. Kalau mau tau lebih banyak tentang manfaatnya, ya silakan di praktekan menjadi orang yang loyalitas. Aku sejauh ini nggak pernah bilang sama diri sendiri untuk loyal, tapi di lain waktu, beberapa teman bilang kalau aku terlalu loyalitas dalam suatu urusan. See? Yang merasakan dan menikmatinya orang lain, jadi kerjakan segala sesuatunya dengan hati, oke.
Satu lagi, selalu tersenyum ya :)
Salam,
The Queen of Proscatinator
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)