Assalamu'alaikum teman-teman semuanya :) Mungkin di sini ada pembaca baru, jadi tidak tahu kalau dulunya blog ini berisikan tentang cerita sejarah, budaya, dan cerita cerita fiksi saya.
Tetapi, pada tahun 2016, saya memutuskan hiatus menulis fiksi. Dan di tahun 2017 sampai 2019, saya secara sadar sama sekali tidak membaca buku sejarah, budaya, bahkan buku fiksi juga tidak! Dan sepertinya bukan saya saja yang jarang membaca sejarah di masa kini. Walaupun, bukan artinya kita meninggalkan atau melupakan sejarah, ya!
Tahun ini, entah kenapa keinginan saya untuk mendalami sejarah Indonesia jadi meningkat tajam. Dulunya kakak saya yang seorang guru sejarah dan saya pun anak sastra, tidak terlalu bersemangat untuk mempelajarinya. Tapi karena dua tahun terakhir saya banyak belajar budaya beberapa negara, tiba-tiba serasa diingatkan, bagaimana dengan sejarah Indonesia? Bagaimana dengan aksara yang pernah saya pelajari, apakah masih ingat? Dan jadilah saya kembali membuka ingatan cerita cerita lama melalui buku, jurnal, serta beragam informasi lainnya.
Nah, untuk orang-orang yang menganggap sejarah sebagai hal membosankan, harus bisa digapai dengan cara yang menyenangkan seperti lewat komik. Atau bahkan seperti saya yang ingin memulai belajar lagi, pendekatannya harus dengan cara yang menarik. Pertanyaannya, apakah Komik Digital mampu menjadi sarana untuk membuat cerita sejarah dan budaya jadi diminati masyarakat?
Saya pun mengikuti IG LIVE BINCANG MIMDAN #7 di IG @Merajut_Indonesia yang menghadirkan seorang narasumber Kak Esti Siwi selaku Kreator Webtoon Dedes, dan dimoderatori oleh Teh Evi Sri Rezeki.
Melalui diskusi singkat dengan durasi satu jam tersebut, saya kembali diingatkan betapa serunya mempelajari sejarah dan budaya!
Tentang Merajut Indonesia
Merajut Indonesia adalah sebuah program yang diinisiasi PANDI dengan tujuan seluruh Aksara yang ada di Indonesia akan masuk ke ruang digital sehingga dapat digunakan di Internet melalui perangkat pintar seperti laptop, telfon genggam, dan lainnya. Program ini juga sebagai respons terhadap globalisasi dan modernisasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya yang menjadi ciri masyarakat Indonesia.
Ada banyak aksara yang bisa kita lihat dan baca di Merajut Indonesia, bahkan ada juga wadah transliterasi untuk membantu kita menerjemahkan aksara yang sebelumnya asing di mata kita.
Merajut Indonesia juga sudah dikenal dan mendapatkan dukungan serta testimonial dari berbagai tokoh masyarakat seperti Dr. Ming Kuok Lim - Advisor for Communication and Information UNESCO, Sri Sultan Hamengkubuwono X Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, I Wayan Koster Gubernur Bali, Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat, Bima Arya Sugiarto Wali Kota Bogor, dll.
Program MIMDAN Merajut Indonesia
Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (selanjutnya disebut MIMDAN) adalah program Merajut Indonesia dengan tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan aksara agar generasi berikutnya tetap mengetahui aksara Nusantara melalui akses ruang digital.
Kegiatan MIMDAN adalah pengumpulan referensi aksara Nusantara, pembuatan dan pengumpulan fonta (font), standardisasi aksara, pendaftaran aksara ke UNICODE, implementasi aksara dalam berbagai perangkat, pendaftaran ke ICANN, serta kegiatan lain sesuai perkembangan. Dan termasuk pendekatan konsep Membaca Sejarah dan Budaya Bersama Merajut Indonesia melalui komik digital.
Cara Seru Membaca Sejarah dan Budaya Melalui Komik Digital.
Diskusi di IG LIVE BINCANG MIMDAN #7 Kak Esti menceritakan tentang proses kreatif saat membuat komik Dedes.
Webtoon Dedes karya Kak Esti Siwi sudah tembus sampai 8,8JT pembaca (saya termasuk di antaranya hehe), dengan rating 9,86! Cerita Dedes dasarnya memang diangkat dari sejarah Indonesia pada masa kerajaan Kediri, tapi cerita keseluruhannya sudah menjadi cerita fiksi karena ada campur tangan imajinasi dari sang penulis. Karena itu, Kak Esti mengingatkan untuk tidak menjadikan komik Dedes sebagai literatur utama jika ingin belajar tentang Ken Dedes. Tetapi komiknya dapat menjadi 'trigger' atau pemicu untuk kita agar lebih tertarik membaca sejarah dari berbagai sumber :)
Saya juga baca komik Dedes. Seru dan tanpa terasa selesai per episode. Gambarnya menarik dan ceritanya dikemas dengan bahasa yang ringan sehingga mampu dibaca dalam sekali duduk.
Di bincang MIMDAN tersebut Kak Esti menceritakan pengalamannya tentang menulis komik di Webtoon dan membagikan tips kepada kita bagaimana agar tertarik membaca sejarah di masa sekarang.
Pertama-tama, katanya, carilah buku sejarah dari kisah fiksi atau non fiksi yang kita sukai. Baca, selami, kemudian cari lagi tentang cerita tersebut dari berbagai sumber. Bisa dicari melalui cerita pendek di beberapa situs, bisa juga membacanya dari jurnal mahasiswa yang lebih valid. Kak Esti sendiri awalnya membaca buku Kak Pram dan mulai tertarik untuk membedah kisah Ken Dedes dari sudut pandangnya.
Selain itu, cara untuk merawat ingatan kita saat belajar sejarah ada menuliskannya kembali. Dalam hal ini, ketika Kak Esti belajar dan banyak membaca, akhirnya jadi riset bertahun-tahun, beliau menuangkan hasil riset dan pelajaran tersebut ke dalam komiknya -- dan akhirnya dinikmati sebagai karya fiksi oleh banyak pembaca.
Ini jadi tips menarik untuk kita juga, ketika kita selesai membaca dari satu sudut pandang, baca lagi dari sudut pandang lain, lalu coba tuliskan jurnal, atau essai, atau bahkan olah menjadi cerita fiksi! Sehingga apa yang kita pelajari bisa tertanam dalam otak dan bisa menjadi pemicu semangat juga untuk yang membaca agar tertarik dengan sejarah dan budaya Indonesia.
Setelah ini, saya jadi ingin membaca ulang buku sejarah, budaya, dan kesusastraan yang saya punya! Teman-teman ada rekomendasi buku bacaan atau jurnal sejarah yang harus saya baca? Mari kita diskusi di kolom komentar :)
Dan follow akun Instagram @Merajut_Indonesia untuk info IG LIVE BINCANG MIMDAN dan berbagai kegiatan lainnya, ya!
No comments:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)