Assalamu'alaikum teman-teman, masih rajin mandinya? Sabun mandi yang biasa dipakai dari brand apa nih? Coba deh kalau lagi ada waktu luang, dibaca kandungan produk deterjen yang kamu pakai. Apakah masih ada SLS? Atau SLES? Atau ALS? Wah bingung ya 😕 pusing tulisan komposisi di produk biasanya kecil jadi bikin malas dibaca, tapi yuk mulai aware dengan hal kecil ini demi kebaikan kulit kita 😊
Apa itu SLS dan ALS?
Dilansir dari berbagai sumber katanya SLS tuh aman digunakan dalam konsentrasi tidak lebih dari 1% dalam produk yang dirancang untuk penggunaan singkat. Jadi masih sah aja kalau kamu pakai produk dengan SLS, tapi cepat dibilas supaya nggak meresap ke kulit.
Tetapi, kalau menurut saya nih, menurut saya yang jadi masalah adalah kita orang Indonesia ini rajin bebersih 'kan ya kadang mandi dua kali sehari paling banter banget sehari sekali. Kebayang dong dengan intensitas sesering tersebut, kalau kulitnya terus-menerus terpapar produk SLS namanya bukan lagi 'penggunaan singkat' melainkan penggunaan jangka panjang.
Coba dibaca dulu :
SERUM KOJIC ACID NON SLS BUAT MENCERAHKAN KULIT
Apa Perbedaan SLS dan ALS?
Nah, SLS dan ALS punya struktur molekul yang berbeda. SLS adalah molekul yang ukurannya cukup kecil sehingga memiliki kemampuan untuk menembus lapisan luar kulit, apalagi kalau pas pori-pori kulit kita lagi terbuka, makin mudah untuk masuk ke dalam kulit kita.
Dampaknya apa sih kalau SLS menembus lapisan luar kulit? SLS bakal bersentuhan dengan sel-sel yang lebih halus di dalam kulit padahal bisa jadi kondisi kulit kita lagi beregenerasi. Makanya nggak jarang untuk yang punya penyakit dermatitis bakal bereaksi ketika kena produk dengan kandungan SLS. Efek iritasinya kalau di saya sering ditandai dengan ruam kemerahan atau panas seperti terbakar. Ini juga baru kerasa sejak 2019 sih saat mulai muncul eksim, dulu mah perasaan biasa aja pakai sabun apa pun :)
Dikutip dari berbagai sumber, ALS adalah molekul yang sedikit lebih kompleks dan secara fisik lebih besar dengan massa molekul yang lebih berat. Sederhananya, molekul ALS lebih sulit untuk menembus lapisan luar kulit dan mencapai lapisan sel di bawah yang lembut. Jadi kalau ada di sabun atau sampo biasanya akan ikut luruh saat dibilas. Walaupun begitu, kulit kita yang memiliki reaksi alergi kuat terhadap SLS harus hati-hati juga dengan kandungan ALS. Mungkin efeknya nggak akan iritasi, tapi jadi berasa kering dan keriput.
Siapa saja yang harus menghindari SLS?
Orang dengan riwayat kulit sensitif, kulit sangat hiper iritasi dan pasien yang menderita kondisi kulit seperti dermatitis atopik (eksim), rosacea, psoriasis, ibu hamil dan menyusui, sebaiknya menghindari produk yang mengandung SLS.
Dan perlu kita tahu juga nih, sekalipun ALS lebih ringan daripada SLS, sebaiknya hindari penggunaan ALS pada skincare, makeup, atau apa pun yang akan tertinggal bersentuhan dengan kulit untuk jangka waktu yang lama.
Dari perbedaan keduanya, masih banyak brand yang menggunakan ALS karena dianggap tidak terlalu membahayakan seperti SLS. Misalnya di skala 0 sampai 10, potensi iritasi air bersih adalah 0 dan SLS 10. Sementara skor ALS sekitar 4. Jadi saya pribadi masih memberikan toleransi terhadap produk yang mengandung ALS, walaupun kalau ada uang sih memilih produk yang benar-benar back to nature dan sustainable. Sayangnya produk yang SLS Free dan ALS Free ini seringnya punya harga di atas budget hehe. Tapi ya begitulah hidup, ada harga ada kualitas.
Bagaimana dengan kamu setelah membaca ini? Masih mau pakai sabun dengan SLS atau mulai aware untuk ganti sabun sampo?
Source:
Waalaikumsalam kaa, makaish ya postingannya pencerahan banget nih buat aku yang baru mau beralih ke produk non SLS dan lagi cari tau bedanya SLS / ALS terjawab, makasih yah kaa
BalasHapusBagus banget bahasanya. Santai tapi terstruktur. Suka deh baca yg berwawasan gini. Pembahasannya juga ga bertele-tele tapi santai. Terus menulis yah kak 🙏❤️
BalasHapus