Assalamualaikum teman-teman pembaca, yang sudah lama tidak saya sapa :) Segala hal yang terjadi di tahun 2020 unik sekali ya, Alhamdulillah kita dikasih umur panjang untuk merasakannya, Alhamdulillah kita terus sehat dan semoga usia kita berkah, amiin.
Anyway, every piece of memories in 2020 such a rollercoaster! Walau ga banyak juga sih masalah yang datang. 'Kan, di rumah aja. Nonton YouTube aja. Makan dan minum aja... Dan bicara soal tontonan di YouTube, saya tidak pernah absen nonton tayangan Dokter Grand Lich karena seru bahasannya. Beliau selalu kupas tuntas di balik dapur kosmetik dan skincare yang beredar, sampai sempat dilaporkan ke pihak berwajib kalau ga salah ya 😂 Keren banget lah beliau tuh. Tapi karena beliau juga, saya makin concern untuk memilih produk kecantikan. Jauh jauh deh dari merkuri!
Alhamdulillah lagi, minggu lalu saya berkesempatan hadir di acara talkshow online bersama BPOM nih. Temanya pas banget, sangat sesuai dengan yang saya sukai.
Acara “Stop Kosmetik Bermerkuri – Petaka Dibalik Putih Sekejap” diselenggarakan oleh BPOM Indonesia dan menghadirkan Dr. Penny K. Lukito, MCP, Kepala BPOM RI, Dra. Mayagustina Andarini. Apt, M.Sc. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, dr. Anggind G. Andromeda (Dokter Grand Lich), youtuber/pengamat kosmetik, dr. Listya Paramita SP.KK, dokter spesialis kulit dan kelamin, lalu Kak Vidi Aldiano dan Kak Dhini Aminarti sebagai narasumber, dan acara dipandu oleh Kak Ankatama Ruyatna.
Acara tersebut dilakukan secara webinar dan saya paling ingat dengan cerita pengalaman Kak Vidi. Beliau cerita gimana rasanya kena skin-shamming karena kulitnya nggak putih, dan itu sangat menganggu. Padahal, kulit yang bagus itu yang bersih, bukan harus putih.
Tapi serupa dengan pengalaman Kak Vidi, saya juga sering kena skin-shamming loh. Terlahir dengan kulit putih dari Bundo yang kulitnya cokelat tua, seringkali dapat pertanyaan, "..Hah, ini anaknya?" Atau, "Kok bisa kaka-kakanya dan ibunya gini (berkulit cokelat) eh adeknya gini (putih)?" tanpa mereka tahu kalau gen seorang anak itu bukan cuma dari sosok Ibu. Pertanyaan yang meragukan saya dari keluarga mana kadang-kadang membuat sedih, tapi paling kaget dan sedih kalau ada yang tanya, "biar putih instan gimana Ni? Mau bisa putih kayak kamu dong... ibunya cokelat gini, sukses ya kamu jadi putih"
Dan btw, putih instan bisa didapat jika kamu menggunakan merkuri. Tetapi, apakah kamu siap dengan bahayanya? :) Saya mah gak akan siap. Dan nggak pernah minat.
Di acara talkshow bersama BPOM itulah, saya diberi pemahaman lebih lengkap... bahwa semua kosmetik yang sudah terdaftar di BPOM berarti sudah lolos uji lab dan dinyatakan tanpa merkuri. Sayangnya, masih banyak perusahaan yang uji coba produk A dan lolos, tapi produk lainnya dari brand tersebut justru tidak diuji ke BPOM dan malah memberi nomor yang ada. Ini kejam banget sih. Kalau udah sampai begini, BPOM juga kesulitan untuk cek satu-persatu, makanya penting sekali kita sebagai konsumen peka dan teliti sebelum membeli produk.
Kita harus cek di situs resmi apakah nomor yang tertera benar nomor yang terdaftar. Kalau kita abai dan masa bodoh, efeknya seram banget. Penggunaan merkuri pada kulit efeknya akan membuat kulit lebih cepat putih dalam sekejap, tapi juga menimbulkan flek dan melasma di kemudian hari. Akan membuat kulit lebih licin, tapi selanjutnya jadi bopeng dan bruntusan. Itu baru yang terlihat, efek jangka panjang nya ga menutup kemungkinan jadi kanker kulit 🤧
Nah, untuk teman-teman yang masih suka ingin putih instan, yuk mulai belajar untuk menggunakan produk yang aman, cari yang sudah BPOM dan usahakan cari yang halal juga hehe. Ngomong-ngomong, kamu pernah ada pengalaman soal kosmetik bermerkuri nggak? Sharing dong di kolom komentar!
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)