Pekan lalu saya makan malam di Hotel Ambhara yang letaknya di sebrang
Blok M. Saya baru ngeh ada hotel di
sana, padahal dulu seringkali main ke wilayah tersebut. Kedatangan saya bukan
sekadar main saja, saya ada undangan dari HotelPon
untuk mencoba beberapa menu yang disediakan Hotel Ambhara. Rupanya di dalam
hotel ada kafe yang bisa dikunjungi oleh orang tanpa harus memesan hotel.
Omong-omong, dilansir dari situs resminya, HotelPon ialah e-commerce yang menyediakan deals fasilitas hotel seperti voucher
food, beverage restaurant hotel, cake and pastry, beauty treatment, gym
membership, juga wedding package. Didirikannya HotelPon untuk
menghilangkan persepsi masyarakat yang menganggap bahwa makan di hotel itu
mahal. Hari itu (02/06) HotelPon
bekerjasama dengan Hotel Ambhara untuk mengadakan blogger gathering.
Saya mencicipi
lima menu highlight yang ada di Kafe
Pelangi. Jadi, Kafe Pelangi ini baru saja direnovasi dan mereka sedang
melakukan perbaikan juga dalam proses meningkatkan kualitas termasuk soal
makanan. Saya akan mengulasnya menurut versi saya dan barangkali, ini bisa jadi
referensi tempat makan enak di sekitar
Jakarta Selatan.
1. Grilled Jumbo Pawn with Ulam Rice.
Makanan seafood
ini diolah dengan rasa French Tasted
tetapi disajikan dengan dua sambal pilihan khas nusantara berupa sambal balacan
dan sambal matah. Ditambah urap sebagai penawar makanan kalau-kalau ada yang
tidak kuat dengan amisnya udang. Daging yang disajikan ini cukup lembut dan
bumbunya menyerap sekali sampai ke dalam.
Untuk sambalnya, karena saya setiap
hari makan sambal buatan Bundo, menurut saya sambal balacan ini kurang nendang.
Pedasnya tidak terlalu kentara dan tidak begitu bau balacan atau terasi. Sementara
sambal satunya, sambal matah cukup menggigit lidah. Saya tidak coba sayurnya jadi tidak
bisa menjelaskan bagaimana rasanya, tapi kelihatannya lezat.
2. Salmon with Beurre Blanc Sauce
Includes Veggie and French Fries.
Waktu mencicipi yang satu ini, ikan salmonnya benar-benar memiliki
tekstur yang lembut. Walaupun tampilan depannya seperti gosong tapi dalamnya
tetap lembut dan terasa 'benar-benar-benar salmon' hehe. Nah, Salmon yang
digunakan ini diimport dari Aussie
seperti kebanyakan 80% salmon yang biasa dikonsumsi oleh orang Indonesia. Chef James bilang, kalau sampai ada
Resto yang menyajikan Salmon Norwegian
itu pasti sangat mahal dan beruntung bisa memakannya.
Salmon ini disajikan dengan Beurre Blanc Sauce. Saus putih yang
ada di dalam gelas itu sebagai rasa tambahan. Seperti biasa kita makan pakai
sambal atau saus, nah yang ini sausnya putih. Anyway, just FYI Beurre Blanc Sauce is classic French butter sauce and
makes a simple and elegant finish to poached Salmon. But I didn't recommend this sauce for Muslim friends cause it contains
white wine inside :) Jadi, perhatikan dan selalu tanya setiap menu yang
akan kamu makan ya, apakah halal atau tidak. Penyajian menu Salmon ini memang
cantik dan enak saat dimakan, tapi bukan berarti kamu bisa makan sausnya. Hehe.
3. Grilled Baronang Fish
Ini merupakan menu yang setahu saya, agak susah didapat. Kali pertama
kenal ikan ini waktu dulu Bundo dan Uda cerita betapa susahnya mendapat Ikan Baronang.
Apalagi Uda pernah tinggal cukup lama di Kalimantan, jadi dia tahu betul
bagaimana mahal dan sulitnya ikan tersbut di ibukota. Ikan ini konon adanya di
bawah/dasar laut. Wajar jika ini menjadi ikan mahal yang biasa disajikan di
beberapa resto.
Ikan Baronang yang satu ini dibakar dan disajikan sama seperti menu
udang, yaitu disediakan sambal balacan dan sambal matah serta sayur urab.
Tekstur ikannya yang lembut sekali. Saya agak kesulitan menjabarkan bagaimana
perasaan saya saat memakan ini, yang pasti daging Baronang berbeda dengan ikan
lain yang biasa dimakan sehari-hari. Tidak selembut salmon, dia lebih berserat
tapi jua tidak kasar. Bumbunya cukup meresap sampai ke daging dan tidak ada
tulang kecil sehingga saya mudah memakannya.
4. Tenderloin Steak and Foei Gras
with Black paper Sauce and Mushrooms Sauce.
Sepertinya hampir semua orang suka Tenderloin, kan? Pengecualian untuk vegan
dan orang yang cemas terhadap kadar kalori, hehe.
Tenderloin
Steak ini sangat tebal, a bit rare
dan lembut saat dimakan. Dalam menu ini, tersedia juga Foei Gras atau hati angsa
yang terasuk sebagai salah satu makanan kontroversial di dunia. Kalau kamu belum
pernah mencobanya, Foei Gras ini teksturnya tanpa serat, mirip seperti mentega.
Jadi ketika masuk ke dalam mulut, dagingnya sangat lembut bahkan dapat hancur
walau hanya diapit lidah dan langit-langit mulut. Kamu tidak akan mencium bau
amis tapi ketika masuk ke mulut, ada aroma amis daging yang menguar bahkan
masih terasa sampai ke kerongkongan. Saya pikir aroma tersebut membuat kita
tidak akan pernah lupa bagaimana rasanya hati angsa tersebut.
Untuk tenderloinnya bisa kamu campur dengan black paper atau mushrooms sauce untuk menambahkan variasi rasa.
5. Mi Samin
Penyajian mi dalam mangkuk ini
mengingatkan saya pada mi instan tapi jelas-jelas berbeda. Mi Samin hotel
Ambhara dibuat bukan dari mi telor. Dia juga memiliki kuah bumbu udang yang
dicampur dengan bawang putih, minyak samin, seledri, dan wijen.
Menu dari
Hotel Ambhara dapat kamu coba dan jadikan sebagai referensi tempat resto yang cocok untuk dimakan bersama teman-teman.
Chef James juga bilang kalau menu yang disajikan all fresh and simple, not to
complicated and anybody in Indonesia can eat those foods…
Including us, of course.
Kalau kamu tertarik untuk mencobanya bisa
langsung mengunjugi Hotel Ambhara atau kontak terlebih dahulu di Instagram
@hotelpon @hotelambhara.
No comments:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)