Hi, Assalamualaikum!
Tagline ini blog Forever Young Lady, tapi nggak paham juga deh, galau-nya seorang Young Lady tuh yang kayak gimana sih, Dear? Sudah lama nggak galau, hahaha. Well, postingan kali ini semacam galau ala-ala perempuan yang udah di atas 20 tahun-an. Pernah merasa seperti ini? Mari kita nangis berjamaah!
Dibaca dulu deh :
Dan,
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Mungkin, orangnya bukan kamu. Orang yang Tuhan pilihkan untuk saya, barangkali bukan kamu. Tetapi, tetapi sialnya saya telah melakukan kesalahan
; mencintai kamu sebegini dalam.
Dan mungkin, kamu tahu bahwa saya bukanlah perempuan yang Tuhan sediakan untukmu. Tapi itu masih mungkin. Atau mungkin, Tuhan mendatangkan saya dalam hidupmu, tetapi kamu tidak menginginkan kehadiran itu.
Saya paham. Saya bukan tipe perempuan yang kriterianya dicari-cari banyak lelaki. Bukan perempuan dengan banyak titel dan pekerjaan elit. Bukan perempuan yang berasal dari golongan kasta tertinggi. Bukan perempuan yang memiliki kecantikan para dewi-dewi. Bukan juga perempuan yang bisa dibanggakan jika dibawa ke sebuah acara pernikahan atau sekadar kumpul bersama teman-teman.
Saya cuma tahu satu hal. Saya tahu bagaimana caranya menghargai diri saya sendiri, dan saya tahu betul bagimana caranya bersikap. Seperti, seandainya kamu meminta pergi, saya akan pergi.
Semuanya hanyalah kemungkinan-kemungkinan. Sebuah spekulasi. Semacam dugaan semetara. Namun, perihal saya mencintai kamu, itu bukan kemungkinan. Itu kenyataan.
Kita adalah bagian dari sekenario Tuhan. Entah apa rencana-Nya yang telah membuat kita yang dulunya sepasang asing, menjadi saling kenal. Entah apa mau-Nya mempermudah pertemuan kita yang mana pada tiap temu tersebut, hujan tidak datang, terik tidak menyengat.... Kalau bukan kamu orangnya, dan kalau saya bukan yang Tuhan pilihkan untuk kamu, mengapa semesta seolah selalu mendukung kita? Dan sungguh kurang ajar sekali karena dalam rapal doa-doa Ibu saya, juga dalam rapal doa saya, namamu acapkali disebut. Selalu.
Entah. Entah apa yang sedang Tuhan rencanakan. Yang saya tahu, saya rindu kamu. Dan boleh jadi, Tuhan sedang menguji. Apakah saya tetap menjadi perempuan yang tidak belajar dari masa lalu, ataukah saya harus belajar mengumpulkan tabah, atau,
menjadi perempuan yang belajar rela melepas perasaaan.
Tuhan sedang menguji saya. Dan apa pun hasil dari ujian ini, saya berdoa, semoga kamu tetap bahagia
; dengan atau tanpa saya sama sekali.
wah.. keren uni.. mengikhlaskan semuanya kepada Allah. Apapun yang terjadi, bersamanya atau tanpanya, kita berhak bahagia. Maka, biarlah Allah yang menentukan bagaimana ending cerita cinta para pemuda. aku sepertinya juga mengalaminya uni. *puk puk puk
ReplyDeletesabar ya untuk kita wanita dengan angka 20an.. :D
Well, aku nggak tahu sih, belum pernah ngalamin, dan kalaupun ngalamin, mungkin nggak bisa semulia seperti tulisan di atas, hehehehe. Cinta begitu rumit ya..
DeleteNggak cuma wanita aja kayaknya yang ngegalauin beginian, segelintir cowok kadang sama, kok. Hahaha.
ReplyDeleteIya, namanya manusia, hm.. Perasan begini emang mungkin pernah dialami semua orang di masanya masing-masing, ya.
DeleteEhemm galau diusia duapuluhan, Uni keren, keren bgt malah. Memang semuanya kita pasrah kepada Tuhan to setidaknya kalau Uni bisa berbuat untuk berjuang demi cinta knp enggak?
ReplyDeleteAhahaha, apalah aku, akumah menyerah di jalan sebelum melanjutkan perjuangan
DeleteEhemm galau diusia duapuluhan, Uni keren, keren bgt malah. Memang semuanya kita pasrah kepada Tuhan to setidaknya kalau Uni bisa berbuat untuk berjuang demi cinta knp enggak?
ReplyDeleteHm ... saya sudah lewat banyak dari usia 20 tahun ....
ReplyDeleteTapi
Baikalah, saya baca saja, Mbak :)
Yang penting sudah tahu caranya bersikap. Itu sudah bagus, sebagai permulaan ... ^_^
Bagus di permulaan, selanjutnya nggak tahu mesti gimana lagi. Ada saran?
DeleteCinta-cintaan selalu jadi topik yang ramai, ya. :D
ReplyDeleteUntuk penutupnya gue mau bilang, "Aamiin."
Iya, haha. Tapi rupanya udah nggak ramai di blog ini loh. Mau balik nulis sajalah aku
DeleteHehehe
ReplyDeleteBingung mau komentar apa dan hehehe mewakilinya
Eheheheheheheheheh, pernah merasakan nggak? Ehehehehe
DeletePernah, dan kumembaca ini lagi. Boleqa aqu menangis
Deletemenangis itu perlu, asal jangan berlebihan :)
Delete