Girls, sebagai seorang muslimah, memakai
penutup kepala itu wajib hukumnya. Tapi bukan sekadar nutup aja, kalau itu mah, topi juga bisa. Penutup kepala yang
kita sebut sebagai hijab ini, ada ketentuannya. Dulu waktu zaman SMP, hijab
saya suka diukur sama kakak perempuan, hitungannya harus satu jengkal di bagian
samping, dan dua jengkal di bagian depan terhitung dari leher. IYA, DIUKUR,
GAES! Bukan apa-apa, kata kakak, penutup kepala itu bukan hanya diperuntukkan
untuk menyembunyikan rambut, tapi juga lekuk lain seperti leher, dada, punggung
juga biar tali beha nggak kelihatan, dan itu tujuannya baik untuk kita. Kalau mau
nutup dada aja sih, bisa depan yang panjang ya. Tapi kenapa belakang, samping
juga harus panjang? Sebab setan itu licik, dia bisa membutakan mata manusia dan
membuat mata yang dibutakan tersebut dapat melihat bagian lekuk keindahan perempuan
dari segi manapun, kalau kita nggak menjaga diri sendiri, maka kita yang akan
celaka.
Well,
sejujurnya saya dulu pun mematuhi aturan panjang per jengkal, tapi sekarang
agak susah karena saya aktif banget di luar dan kerudung yang terlalu panjang
sedikit menyulitkan pergerakan saya. Dan islam itu tidak menyulitkan, bukan?
Jadi saya mensiasati cara gimana biar tetap tertutup tapi kerudungnya memendek,
hehe. Lalu saya memutuskan pakai pakaian lebih dari dua, setiap pegi ke luar
rumah. Lumayan lah, banyak yang ngira saya gemuk bahkan ada komentar tubuh
cederung nggak berbentuk, nggak apa, tandanya saya sukses membungkus tubuh
saya. Nah, lalu ada masalah lain. Bukannya saya ikut-ikutan zaman yang semakin
maju dengan dunia permodelan hijab, bukan. Tetapi karena perkembangan hijab ini
membuat bahan-bahan hijab lebih tipis dan beraneka bentuk, jadi saya pun
kesulitan menemukan hijab panajng ala-ala model zaman dulu, pun harus bisa
beradaptasi dengan bahan hijab sekarang, harus bisa memakainya dengan tetap ke
tujuan semula : menutup aurat.
Saya pun menemukan soslusinya dari
teman-teman semasa SMP dan kami sering diskusi banyak soal hijab, pun tetap
mengingatkan satu sama lain. Nah, buat teman-teman yang juga mau syar’I tapi
tetap stylish, saya punya sedikit tutorial yang barangkali bisa kamu contoh.
FYI, mereka yang jadi model di bawah ini semuanya teman-teman SMP saya yang
sudah menikah dan akan segera menikah, jadi buat pembaca lelaki, jangan
dimodusin ya, gaes.
Selamat mencoba!
No comments:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)