WAKTU ITU, di tanggal yang tidak bisa saya ingat, ada beberapa kawan yang menanyakan hal serupa melalui aplikasi chatting, whastapp. Pertanyaan mereka :
“Bagaimana caranya menjadi Pemimpin yang baik?”
Jujur, saya terkejut membacanya. Bagaimana caranya harus menjawab
ini? Sementara saya sendiri sangat awam dan minim pengetahuan. Tapi,
dengan sedikit ilmu serta penglaman yang saya punya, jawaban saya tidak
dengan teori, tapi juga menjabarkan sedikit tentang “pemimpin” itu
sendiri. Di sini, kembali saya tuliskan barangkali kamu hendak
menyebarluaskan jawaban saya :)
Bagi saya, tidak akan ada pemimpin yang SEMPURNA. Semua pemimpin akan SELALU dianggap SALAH
jika tidak bisa memenuhi aspirasi masyarakatnya. Semua Pemimpin selalu
salah sekalipun menurutnya sudah melakukan hal yang benar. Kalaupun ada
yang menganggap bagus, pasti ada golongan lain yang tetap tidak suka.
Lantas, harus bagaimana?
Menjadi pemimpin, entah skala besar atau kecil, bagi saya begitu
berat. Memang, ketika kita menjadi pemimpin, penguasa, atau ketua salah
satu kegiatan, kita bisa terlihat santai, tidak bekerja, bisanya
mengatur. Kenyataannya, menjadi pemimpin begitu berat. Karena harus
mengemban amanah, pun harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi di
masa-nya.
Dulu, abad sebelum masehi, menjadi pemimpin itu tidak semua
menginginkan, karena urusannya berat dan menanggung dosa seluruh rakyat.
Entah kenapa di zaman sekarang, orang-orang berebutan ingin menjadi
seorang pemimpin/penguasa.
Dalam opini saya, ketika kamu menjadi seorang pemimpin, berkacalah
pada pemimpin terdahulu. Kalau yang sebelumnya rusak, cari di mana
kerusakannya dan jangan sampai kamu melakukan kesalahan itu lagi. Kalau
yang sebelumnya bagus, cari tahu bagusnya di mana dan kamu jangan ikuti,
tapi lakukan yang lebih baik lagi. Hal yang perlu diingat, ketika kamu
harus memimpin suatu massa, jadilah pemimpin yang memiliki prinsip dan
konsep tersendiri.
Beberapa cara di bawah ini, adalah ciri seorang pemimpin. Yang manakah yang kamu banget?
Saya mengambil teori dari http://www.belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/ yang menjelaskan tentang tipe – tipe kepemimpinan, dan di bawah ini saya jelaskan kembali dengan bahasa yang lebih sederhana.
1.Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
- Mempunyai Visi dan Misi yang jelas,
- Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
- Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
- Berambisi untuk merajai situasi,
- Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
- Anak buah tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
- Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi,
- Adanya sikap eksklusivisme,
- Selalu ingin berkuasa secara absolut,
- Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat, dan kaku,
- Pemimpin ini akan bersikap baik pada anak buah apabila mereka patuh,
- Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan,
- Menganggap dirinya paling berkuasa,
- Keras dalam mempertahankan prinsip,
- Mempunyai Visi dan Misi yang jelas,
- Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
- Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
- Berambisi untuk merajai situasi,
- Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
- Anak buah tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
- Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi,
- Adanya sikap eksklusivisme,
- Selalu ingin berkuasa secara absolut,
- Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat, dan kaku,
- Pemimpin ini akan bersikap baik pada anak buah apabila mereka patuh,
- Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan,
- Menganggap dirinya paling berkuasa,
- Keras dalam mempertahankan prinsip,
Contoh : Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto.
2. Tipe Laissez Faire
- Pemimpin tidak memimpin,
- Membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri,
- Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya,
- Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri,
- Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol,
- Tidak memiliki keterampilan teknis,
- Tidak mempunyai wibawa,
- Tidak bisa mengontrol anak buah,
- Tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja,
- Tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif,
- Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme,
- Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik,
- Pemimpin tidak memimpin,
- Membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri,
- Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya,
- Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri,
- Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol,
- Tidak memiliki keterampilan teknis,
- Tidak mempunyai wibawa,
- Tidak bisa mengontrol anak buah,
- Tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja,
- Tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif,
- Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme,
- Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik,
3. Tipe Paternalistik
- Pemimpin bertindak sebagai bapak,
- Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa,
- Keputusan ada ditangan pemimpin,
- Bersikap terlalu melindungi,
- Jarang memberikan kesempatan kepada anak buah untuk mengambil keputusan atau berinisiatif,
- Hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
- Selalu bersikap mahatahu dan mahabenar.
- Pemimpin bertindak sebagai bapak,
- Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa,
- Keputusan ada ditangan pemimpin,
- Bersikap terlalu melindungi,
- Jarang memberikan kesempatan kepada anak buah untuk mengambil keputusan atau berinisiatif,
- Hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
- Selalu bersikap mahatahu dan mahabenar.
4. Tipe Maternalistik
- Sama seperti tipe sebelumnya,
- Overprotective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih-lebihan.
- Sama seperti tipe sebelumnya,
- Overprotective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih-lebihan.
5. Tipe Demokratis
- Berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya,
- Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik,
- Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya, tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok,
- Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu,
- Mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan.
- Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing,
- Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat,
- Berpatisipasi aktif dalam kegiatan organisasi,
- Bersifat terbuka,
- Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran
dan ide – ide baru,
- Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat,
- Menghargai potensi individu,
- Berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya,
- Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik,
- Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya, tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok,
- Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu,
- Mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan.
- Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing,
- Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat,
- Berpatisipasi aktif dalam kegiatan organisasi,
- Bersifat terbuka,
- Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran
dan ide – ide baru,
- Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat,
- Menghargai potensi individu,
Contoh : Presiden B.J Habibie. Presiden SBY. Presiden John F. Kennedy.
6. Tipe Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis.
Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada di tangan pemimpin.
- Mampu memberikan bimbingan yang efisien terhadap anak buah,
- Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
- Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat,
- Berpatisipasi aktif dalam kegiatan organisasi,
- Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran
dan ide – ide baru,
- Menghargai potensi individu,
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis.
Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada di tangan pemimpin.
- Mampu memberikan bimbingan yang efisien terhadap anak buah,
- Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
- Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat,
- Berpatisipasi aktif dalam kegiatan organisasi,
- Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran
dan ide – ide baru,
- Menghargai potensi individu,
Contoh : Presiden Megawati. Presiden Obama.
7. Tipe Populistis
- Berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat
yang tradisonal,
- Tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang,
- Mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
- Berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat
yang tradisonal,
- Tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang,
- Mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
8. Tipe Administratif/Eksekutif
- Mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif,
- Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan,
- Sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan,
- Adanya perkembangan teknis dan perkembangan sosial di tengah masyarakat.
- Mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif,
- Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan,
- Sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan,
- Adanya perkembangan teknis dan perkembangan sosial di tengah masyarakat.
Contoh : Gubernur DKI Jokowi.
9. Tipe Kharismatis
- Memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
- Mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal- pengawal yang bisa dipercaya,
- Dianggap memiliki kemampuan- kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang mahakuasa.
- Memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri,
- Totalitas,
- Memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
- Memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
- Mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal- pengawal yang bisa dipercaya,
- Dianggap memiliki kemampuan- kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang mahakuasa.
- Memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri,
- Totalitas,
- Memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
Contoh : Presiden Mursi.
10. Tipe Militeristik
- Sangat mirip dengan tipe otoriter,
- Lebih banyak menggunakan sistem perintah/
komando, keras, kejam, sangat otoriter, kaku, dan seringkali kurang bijaksana,
- Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,
- Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
- Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,
- Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya,
- Komunikasi hanya berlangsung searah.
- Sangat mirip dengan tipe otoriter,
- Lebih banyak menggunakan sistem perintah/
komando, keras, kejam, sangat otoriter, kaku, dan seringkali kurang bijaksana,
- Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,
- Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
- Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,
- Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya,
- Komunikasi hanya berlangsung searah.
Contoh : Presiden Khadaffi. Presiden Kim Jong iL.
Dari penjelasan di atas, tipe seperti apa yang kamu suka? Saran saya,
tipe yang kamu sukai itu jadikanlah sebagai pedoman untuk bekal kamu
ketika menjadi pemimpin/penguasa.
Tetapi kita tidak bisa menentukan langsung pemimpin yang baik itu
yang tipenya seperti apa, apakah otoriter, atau demokratis… tidak bisa
begitu. Sebab tipe kepemimpinan dan model pemerintahan itu berpengaruh
satu sama lain, jadi, kalau mau ngejudge atau menilai, harus ditinjau ulang secara keseluruhan. *Eh Uni ngomong apa sih?* ~~~\o/ Saya sendiri, ketika menjabat sebagai pemimpin/ketua, berada
dalam tipe nomor enam, Di mana semua keluhan, ide, saran dari anak buah
akan ditampung, juga turut serta turun ke lapangan, tetapi semua
keputusan ada di tangan saya dan sekali bilang A, semua harus nurut A.
Menyebalkan, eh? :))
Intinya, kembali ke pertanyaan di atas tentang bagaimana jadi
pemimpin yang baik, saya tidak bisa jawab. Karena setiap orang berbeda.
Yang pasti, jadilah TIANG yang KUAT, tidak mudah terpengaruh, tidak
mudah diintervensi, tidak gampang goyah, tidak sentimentil, dan selalu
dekatkan diri dengan Tuhan.
Udah ah,
postingan saya jadi kepanjangan. Silakan ambil moral baik-baiknya dan tinggalkan komen sebagai bahan diskusi jika menurutmu ada kalimat saya yang tidak sepaham dengan kamu. Seperti apa pun tipe kepemimpinan yang akan kita hadirkan dalam hati, jangan pernah lupa diri karena adanya jabatan, kekayaan, dan kehadiran pasangan.
postingan saya jadi kepanjangan. Silakan ambil moral baik-baiknya dan tinggalkan komen sebagai bahan diskusi jika menurutmu ada kalimat saya yang tidak sepaham dengan kamu. Seperti apa pun tipe kepemimpinan yang akan kita hadirkan dalam hati, jangan pernah lupa diri karena adanya jabatan, kekayaan, dan kehadiran pasangan.
Selamat memimpin ;)
___________
Notes tambahan :
Saya berpegang teguh pada kalimat Presiden pertama Indonesia, bapak Soekarno. Beliau pernah mengatakan sesuatu yang membuat saya juga mengikuti beliau, kurang lebih redaksinya seperti ini :
“Aku begitu menyayangi keluargaku dan mencintai negeriku.
Tapi kalau harus memilih salah satunya, aku akan tinggalkan keluargaku
dan memilih negeriku, rakyatku,”
Di mana sebagian orang menganggap kalimat di atas sebagai ungkapan
tentang loyalitas, totalitas, and I Did the same way like he did. HBU? :)
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)