Hi,
assalamualaikum, young ladies.
Bagaimana
dengan aktivitas kamu hari ini? Oh ya, Minggu kemarin (06/08) saya menghadiri
Jakarta Cikini Fashion Festival (CiFFest) 2017 di Teater Taman Ismail Marzuki
(TIM), Cikini, Jakarta Pusat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Ekonomi
Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan dengan FSRJ Intitusi Kesenian Jakarta (IKJ),
Dikali Cipta Kreatif,
IFC, dan aya pun datang sebagai salah satu perwakilan dari
Komunitas Blogger Crony.
Dalam acara
ini, mereka bukan hanya menampilkan pagelaran busana, tapi juga memberikan
kesempatan bagi bibit muda desainer fashion untuk menunjukan bakat di bidang
fashion, skaligus sebagai upaya pengembangan pusat riset unggulan ekonomi
kreatif subsektor fashion.
Saya sendiri
sebetulnya buta mode dan awam soal fashion, hanya memiliki kecintaan terhadap
apa yang saya kenakan saja. Namun, saat datang ke acara ini saya sangat bersemangat dan
mendadak jadi ingin sekolah di bidang fashion :D Soalnya saat di sana juga
bertemu salah satu orang hebat di bidang fashion, Kak Ichwan Thoa (yang
merupakan senior dari Barli Asmara) dan beliau tidak sungkan berbagi
pengalamannya selama terjun di industri fashion. Salah
satunya, beliau mengatakan bahwa apa yang kita kenakan bukan hanya modal berani
ekspresif saja tapi juga harus percaya diri dan paham dengan apa yang ada di
tubuh kita. Obrolan ini secara singkat saja sih, selewat obrolan dan bukan
seminar. Senang bisa sedikit berbincang dengan beliau.
Saya juga ingin
sekali sowan ke SGA karena dalam undangan katanya beliau akan hadir. Saat tiba
di sana, kehadian beliau ternyata diwakilkan oleh dekan (SGA dalah rektor) tapi
itu pun tidak mengurangi semangat saya dalam menyimak acara.
Tema yang
diusung oleh CiFFest 2017 adalah “Kolaborasi” yang menghadirkan beragam acara
seperti kegiatan seminar, master class, pameran, dan fashion show. Kolaborasi
ini juga menampilkan bidang seni lain yaitu tari, musik, tata panggung, dan
videografi. Tema tersebut membuat acara sangat unik dan menurut saya jadi
pembeda dengan pagelaran fashion show lain, karena di CiFFest ini peragaan
fashion show menjadi seni pertunjukan yang keren, seperti adanya para penari yang telah
dilatih oleh koreografer Rosmala Sali Dewi, dan video mapping panggung yang
dibuat oleh Arif Yaniadi.
Ada 55 rancangan
karya 7 desainer, yaitu Deden Siswanto, Lenny Agustin, Sofie, Sav Lavin, Aji
Suropati, Ray Anjas Maulana, dan label Acak Acak oleh LPTB Susan Budiharjo.
Saya suka
sekali dengan fashion taste dari LPTB Susan Budiharjo yang unik, nyeleneh,
tapi elegan (atau mungkin bukan begitu maksudnya tapi itulah representasi
pertama saya saat melihat rancangannya). Selain itu, ada juga yang menarik
perhatian yaitu rancangan dari Kak Sofie :
(foto dari Kak Ibah)
(Foto dari Kak Ibuh, bukan dok. pribadi)
Rancangan Kak
Sofie ini konon diilhami oleh Generation Z yang memiliki hidup pararel antara
dunia maya dan dunia nyata. Saya tidak tahu ada di
generasi apa, tapi saya memahami dan merasakan sendiri maksud dari hidup di
antara dunia maya dan nyata. Inspirasi tersebut akhirnya membuat Kak Sofie merepresentasikan campuran gaya
estetis sehingga menghasilkan desain yang sangat kekinian tetapi tidak pasaran
dan tidak membosankan. Kalau menurut bahasa saya, sangat instagram-able.
Look-nya penuh dengan layering tapi tidak membuat badan terasa penuh dan
cutting-nya membuat tampilan jadi tidak monoton. Meskipun jenis monokrom bukan warna-warna
kesukaan saya, rancangan Kak Sofie membuat saya jatuh hati dan ingin sekali
memakainya.
Saya berharap dengan adanya ajang ini, semakin banyak masyarakat Indonesia yang lebih peduli dengan cara berpakaian, juga berharap industri fashion Indonesia semakin sukses dan dapat dikenal oleh dunia. Bagaimana menurut kamu?
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)