Assalamualaikum teman-teman, apa kabar kulitmu hari ini? :)
Lebih banyak beraktivitas di rumah saja hampir satu tahun ini, rasanya kondisi kulit Uni justru lebih buruk, padahal rangkaian skincare yang dipakai tetap sama, tetap seperti biasa. Ternyata, walaupun kita nggak ke mana-mana, debu dan kotoran juga bisa menempel di wajah. Bahkan sinar jahat dari paparan UVA dan UVB juga tembus melewati atap, lho. Makanya penting sekali untuk esktra menjaga kesehatan kulit dan merawatnya sampai ke seluruh tubuh. Jangan sampai kering, jangan samapi belang.
Bicara soal kulit yang belang, saya sejak dulu selalu membuka kesempatan pada semua produk pemutih dan pencerah untuk dipakai ke kulit Uni. Dari dulu nggak pernah anti atau hatersnya produk pemutih, malah suka hehe.
Makanya kalau ditanya soal produk pemutih, saya banyak referensi karena pernah mencoba dari berbagai brand. Mulai dari losion, sabun, scrub, sampai ke skincare, saya berani coba selama produk tersebut memiliki kandungan yang aman untuk kulit. Seperti yang sudah saya ceritakan di acara BPOM Cosme Talk sesi 1, kita tuh nggak boleh pakai produk yang mengandung merkuri, hydroquinone, dan kojic acid kadar tinggi. Kandungan tersebut memang instan memutihkan kulit, tapi efek buruknya bisa didapat setelahnya.
Produk pemutih yang Uni pakai biasanya baru terlihat beberapa bulan setelah pemakaian rutin karena untuk hasil yang baik, dibutuhkan konsistensi dan hasilnya ga bisa instan jika menggunakan bahan yang aman. Tetapi, perlu teman-teman ketahui nih, biasanya skincare pemutih dan pencerah yang bagus nggak akan mengubah warna kulit kita jadi putih seperti kulit orang laun. Dia cuma membantu mengembalikan warna kulit asli kita. Misalnya dari awal kulit kamu berwarna cokelat seperti Tara Basro, nggak perlu memaksakan untuk jadi putih seperti Chelsea Islan. Misal ya. I mean, kulit kita bisa lebih gelap dan nggak rata karena paparan sinar matahari yang nggak baik. Nah, dengan adanya produk pencerah kita bisa mengembalikan warna kulit kita, bisa menghilangkan kekusaman, dst. Jadi fokusnya adalah merawat diri, bukan mengubah (kulit) seperti orang lain.
Hal ini juga disosialisasikan di acara BPOM Come Talk sesi 2, yang membahaa tentang keberagaman warna kulit setiap orang, khususnya di Indonesia. Warna kulitnya bukan cuma putih dan cokelat, tapi lengkap ada kuning langsat sawo matang, gading, putih tulang, putih susu, tan, dll. Sayangnya, karena stigma di masyarakat pada umumnya bilang cantik itu putih, akhirnya banyak orang pingin putih sampai menghalalkan segala cara, termasuk menggunakan produk berbahan merkuri.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Dra. Reri Indriani, Apt., M. SI. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen, Kesehatan dan Kosmetik. Beliau mengatakan bahwa penting sekali menggunakan produk yang aman dan jaga pola makan karena yang penting adalah kulit sehat dari radikal bebas. Jangan sampai kita fokus untuk memutihkan kulit saja sampai lupa tentang kesehatan kulitnya.
Acara webinar bersama BPOM kemarin benar-benar memberi pemahaman kalau kita mau terlihat cantik, kita barus belajar mencintai apa yang Allah kasih. Kalau dikasih warna kulitnya bukan putih, ya diterima, disyukuri, dijaga, dan dibanggakan.
Nah, pesan yang selalu disampaikan oleh BPOM adalah kita harus selalu Cek KLIK sebelum membeli produk agar tidak salah jalan. CEK KLIK ini adalah kepanjangan dari cek Kemasan, Label, Ijin Edar dan Kedaluwarsa produk. Jika suatu produk tidak memenuhi kriteria di atas atau tidak memiliki keterangan di atas, ada baiknya kamu urungkan niat untuk membeli produk tersebut. Tambahan dari Uni, cek juga apakah sudah ada label halalnya? Karena kalau sudah ada, sebagai muslimah yang baik pasti kita lebih tenang dan nyaman saat menggunakan suatu produk.
Oiya, teman-teman coba di follow akun Instagram @BPOM_RI deh, karena selalu ada acara menarik dan informatif terkait kecantikan dan perawatan yang bisa kita ikuti secara gratis :)
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)