Hi, Assalamualaikum....
Sejak dulu, saya selalu bertanya-tanya bagaimana cara masuk ke Galeri Nasional? Berapa harga tiket masuk Galeri Nasional? Dan meskipun beberapa teman saya kedapatan sering ke sana, entah kenapa malas tanya-tanya. Tidak ada alasan spesifik, hanya malas. Tapi awal Agustus kemarin, saya diundang oleh @JadiMandiri untuk datang ke Pameran Lukisan Senandung Ibu Pertiwi di Galeri Nasional.
Pameran lukisan temporer kali ini merupakan koleksi Istana Negara sebagai bagian dari acara memperingati Kemerdekaan HUT RI ke-72 dengan tema besar "Senandung Ibu Pertiwi" yang dibuk sejak tanggal 1 - 31 Agustus 2017. Saya, teman-teman dari @JadiMandiri dan 30 teman blogger, hadir sejak pukul 10 pagi dan berkeliling mengitari area di mana lukisan dipajang.
Sebelum masuk, setiap orang akan diberi stampel di tangan dan semua barang bawaan harus dititip. Kamera dan ponsel diperbolehkan, tetapi saat memotret kita dilarang memakai flash atau cahaya. Nah, menurut saya pribadi, ruangan di dalam cukup luas dan terang sehingga memudahkan pengunjung untuk memotret apa yang dilihat.
Dalam pameran tersebut terdapat 48 lukisan dari 41 karya pelukis yang lukisannya dipajang di Galeri Nasional. Semua lukisan yang dipajang kali ini merupakan koleksi Istana Kepresidenan di mana pelukisnya tidak hanya dari Indonesia, tapi ada juga seniman dari luar negeri yang turut serta.
Setelah saya mengelilingi area pameran, saya sadar ruang pameran dipecah menjadi empat bagian. Di ruang pertama bagian depan dipajang keragaman alam dari koleksi Istana di Bogor, Cipanas, Jakarta, Bali, dan Yogyakarta, di mana lukisannya menggambarkan pemandangan alam di Indonesia. Ada Mahat di Sumatra Barat, Gunung Merapi, dan beberapa pemandangan lainnya.
Bagian kedua berisi lukisan kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang fokus pada nelayan dan petani di masa lalu pada masa sebelum kita lahir, hehe. Saya suka bagian ini, lukisannya detail dan sangat realis; apa yang kita pikirkan itulah yang terlihat dalam gambar.
Bagian ketiga area berisi tradisi tari dan kebaya. Dari guide-nya saya tahu bahwa dulu, Bung Karno pada masa itu membangun nasionalisme melalui pakaian pria berpeci dan perempuan berkebaya, sehingga identitas masyarakat dibangun dari pakaian. Omong-omong, alis semua perempuan di lukisan ini cantik banget! Tebal tapi rapi, dan mirip dengan alis kelinian zaman sekarang, padahal mereka adalah perempuan di masa lalu, ya.
Selanjutnya, di bagian keempat berisi lukisan surreal, bernuansa mitologi dan religi yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat kita pada umumnya. Di Indonesia, hal-hal mitologi tetap tidak pudar meskipun masuknya agama Islam, Hindu, Buddha, Kristen, dan Konghucu, yang mana masyarakatnya menggambarkan kebersamaan, toleransi perbedaan, dan kuatnya rasa gotong royong.
Walaupun dibolehkan memotret, saya tidak mau memotret setiap lukisan dan memajangnya di blog saya, biar kamu yang penasaran bisa langsung datang sendiri ke Galeri Nasional. Tapi ada beberapa lukisan yang membuat saya terperangah dan kagum sekali. Coba tebak, siapa yang ada di lukisan ini?
Ini adalah lukisan Nyai Roro Kidul karya Basoeki Abdullah! Saya takjub sekali dengan lukisan tersebut, dan senang sekali karena lukisan yang dipajang di Galeri Nasional kali ini merupakan lukisan asli. Oh, tentu semua lukisan yang dipajang ini adalah asli, makanya kamu harus menyempatkan diri datang ke Pameran Lukisan Senandung Ibu Pertiwi. Untuk mengunjungi pameran, sama sekali tidak dipungut biaya. Kamu bisa datang dengan kolega atau teman-teman sambil belajar dan menambah wawasan melalui galeri karya seni yang patut diapresiasi.
Lukisannya berarti boleh difoto-foto ya Un? Asyik dong ih, lain kali ke sini lagi sama akuu ya wkwk
BalasHapusSediiih nggak jadi ke sini
BalasHapusPadahal seru yah:(((
Btw kurang panjang nih un ceritanya~
Tampaknya tak puas hanya datang sekali euy ke sini mba. Mau datang lagi ah
BalasHapusDulu aku pernah kesana sama anak-anak Tour De Museum dari Backpackaer Jakarta. Lukisannya memang bagus-bagus. Ntap.
BalasHapusUni...aku dari dulu penasaran dengan isi Galeri Nasional tapi takut ke sana. Jangan-jangan tempatnya eksklusif banget. Eh ternyata bisa masuk gratisss
BalasHapusbahkan ada yg bertanya kemarin, "ada monalisa gak, bang?" saya heran sendiri, 'sejak kapan lukisan monalisa jadi koleksi negara ini. haha.. btw, pamerannya belum berakhir ya. kuy!!!
BalasHapusSeneng bgt dpt kesempatan langsung lihat karya2 seniman Indonesia. Mahakarya yg menarik dimana setiap goresannya punya cerita
BalasHapusKalau ngga datang sayang banget ya..kapan lagi bisa gratis menyaksikan koleksi lukisan istana negara.
BalasHapuskapan kapan ajakin kesana kak,,, salam kenal kak ya :)
BalasHapusbanyak post kayak gini
BalasHapusaku jadi mupeng buanget
pengen liat yang lukisan basuki abdullah itu
Great photographs Unii :D
BalasHapusLukisannya bagus bagus ya huhu wish I could visit it too :)
www.arindapuspitasari.com
Wih, males nanya aja akhirnya kesampaian main, ya. :p
BalasHapusAku pertama tau GalNas pas 2014 kalau nggak salah. Ada temen yang posting foto di IG pakai sayap kupu-kupu raksasa gede gitu. Dari situ langsung nanya, itu foto di mana. Setelah dijawab langsung penasaran. Baru kesampaian berkunjung tahun 2015, itu pun datang hari Senin sepulang interviu kerja. Ternyata tutup, ya Tuhan ... nggak tanya-tanya dulu ataupun gugling, sih. Iya, sama males juga. Pengin "surprise me" gitulah. Ya, surprise-nya tutup. XD
Duh, kok jadi curhat. :|
Karya Pak Basoeki Abdullah memang uwuwuwu~
Tenang ga, aku sama teman2 pernah mau jalan ke Monas di hari senin dan sampe sana langsung ketawa bareng "Kan monas sama aja kayak Ragunan yang tutup tiap senin"
HapusAku pertama ke Galeri waktu jalan ke Semarang tahun 2012. Itupun karena kebetulan lewat doang dan baru tau ada GalNas setelah anak2 di grup pada heboh maen kesana.
BalasHapusBTW, di galeri Semarang ada patung hijau yang miring mirip di IG uni. Tapi ku tak tahu itu patung yang sama atau memang mereka dibuat dua untuk di Jakarta dan Semarang