Salah satu kesibukan saya belakangan
ini, menulis di portal Opini.id per
dua kali dalam seminggu. Tentu saja yang saya tulis belum pernah dipublikasikan
di sini atau portal lain, sehingga wajib hukumnya untuk kamu membaca semua
tulisan saya di Opini :D.
Pernahkah kamu membaca di portal tersebut, atau
sekadar mendengarnya selintas saja? Selain membaca, kamu juga bisa menulis di
sana, tuh. Ada lima alasan mengapa kita harus menulis di Opini.id nih. Dibaca sampai
habis, ya…
1.
Web-design sangat responsif.
Setahun yang lalu, saya ngedumel sendiri karena web Opini.id menurut
saya sangat tidak responsif dan susah diakses via mobile. Tapi sejak mengalami
pembaruan, saya suka sekali dengan web Opini.id yang sekarang. Tampilan Opini.id sangat clean, fresh, menampilakn fitur slide di mana kita hanya perlu menggeser
tulisan di layar untuk membaca halaman selanjutnya.
Kita tidak perlu scroll
atau klik berkali-kali hanya untuk
membaca halaman selanjutnya. Selain memudahkan, ini sangat memanjakan
orang-orang yang tidak sabaran seperti saya.
Saya katakan responsif, karena pas
kita buka Opini.id lewat gadget, dia akan cepat
menampilkan semua fitur dan daftar bacaan, tanpa perlu menunggu lama. Kalau
kamu buka dan masih terasa lama, coba cek apakah sinyalmu busuk, apakah kamu
mau kehabisan kuota, atau apa mungkin gadget kamu sudah terlalu berat
memorinya. Faktor di luar Opini itu mesti dicek, jangan sampai pas kamu buka
lalu loading lama sekali, kamu malah
nyalahin Opini.id :D
Ini testimoni serius dan jujur! Sebagai
anak yang biasa jadi tim UX (user
experience) beberapa web dan portal, menurut saya website Opini.id sudah termasuk ringan dan responsif. Semoga kedepannya
walau semakin banyak konten yan masuk, Opini tetap clean dan ringan seperti ini. Good
job, web-design team!
2.
Fitur yang tersedia berbeda dengan
portal lain.
Perbedaan pertama yang paling saya
suka adalah fitur slide-nya. Unik, asik, dan seperti tidak membaca banyak. Kayak
misalnya nih, saat sedang baca tulisan tentang Asiknya Jadi Mahasiswa Sastra, saya
baca dan geser ujug-ujug habis. Lalu buka
lagi bacaan lain, tau-tau abis lagi,
buka lagi, baca lagi, nah, gantian kuota saya yang habis. Bahasa sederhananya
sih, kemudahan ini membuat pembaca betah berlama-lama di web
Opini.
Itu keuntungan sebagai pembaca. Dilihat
dari sisi pengguna atau penulis di Opini, ada fitur untuk membuat semacam
kuisioner di mana pembaca dapat memberi vote
atau menjawab serangkaian pertanyaan yang dibuat oleh kita. Ini menjadi
interaksi yang bagus antara pembaca dan penulis.
Selain itu, Opini.id agak unik. Ini juga
yang membuat saya bilang (atau nulis?) bahwa dia berbeda dengan beberapa portal
(at least dari yang pernah saya
temui). Apa itu? Apa coba tebak! Jadi… sebagai pengguna pertama, mungkin kamu
akan bingung ke mana harus mendaftar, di mana bisa menulis, bagaimana posting
foto, dll.
Saya sendiri yang sudah beberapa kali menulis baik via pc atau
gadget, masih suka kesulitan untuk hal ini. Butuh waktu lebih luang untuk
mengeskplor semua fitur yang ada di sana. Barangkali perbedaan tampilan ini dibuat dengan tujuan agar lebih simple dan tidak neko-neko, tapi saya sebagai
user agak kesulitan diawal. Semoga tim design
dan develop-nya dapat memperbaharui
tampilan dashboard agar dapat
memudahkan user. Let see then.
3.
Target pembaca adalah muda dan
dewasa.
Apakah target pembaca itu penting? Bagi
saya, sangat penting, nomor satu yang harus saya ketahui jika ingin menulis di
suatu portal yang bukan milik sendiri.
Kenapa? Sebab, dengan mengetahui siapa
pembaca dalam portal tersebut, kita akan tahu harus menulis apa, bagaimana
bahasa yang kita gunakan agar pesan dan maksudnya sampai ke pembaca, dan
bagaiamana caranya agar tulisan kita dibaca oleh pembaca yang tepat. Tanpa mengetahui
target atau sasaran pembaca dalam sebuah portal, tulisan kita jadi terkesan
hanya untuk dibaca sendiri. Itu menurut saya.
Di Opini.id target pembacanya mulai dari remaja sampai dewasa, berkisar
di usia 17 sampai 30 tahun. Biar begitu, bukan berarti yang tidak termasuk dalam target,
tidak bisa baca. Tentu saja masih bisa. Tapi dengan mengetahui target itu,
memudahkan kita menulis topik yang sesuai. Di sana ada beberapa topik mulai
dari politik, hukum, hobi (film, buku, bola, musik, etc), dan beberapa topik pilihan
lainnya.
Yang menyenangkannya, tulisan
yang ada di Opini.id bukan sekadar berita atau artikel saja, tapi ada juga
terselip beberapa opini yang disampaikan oleh penulisnya.
4.
Menyediakan laman video.
Di Opini.id juga disediakan fitur
untuk mengunggah video. Ini bisa saja masuk ke poin nomor dua tetapi saya buat
jadi poin terpisah karena menurut saya, fitur ini perlu di highlight.
Semisal kamu
para vlogger yang memiliki video dan ingin ditonton lebih banyak lagi, kamu
bisa mempromosikannya via Opini.id tuh. Sebab selama ini kan yang selalu kita
lakukan adalah promosi di media sosial sendiri, kan. Boleh dicoba dengan
mempromosikannya lewat portal Opini. Cara menggunakannya juga sangat mudah,
tinggal pilih add media dan masukkan video dari sumber yang kamu inginkan
(youtube, etc).
5.
Mendapat banyak pembaca dan teman
baru.
Last but not least, ini justru menjadi salah satu poin utama alasan saya ingin tetap menulis di Opini. Tahun lalu, saya diundang
dalam sebuah forum diskusi dan di sana bertemu banyak mahasiswa yang aktif
dalam berorganisasi. Senang bisa berbgai pikiran dan lempar pendapat dengan mereka. Datang juga beberapa blogger, yang mana hanya saya kenal dua
orang saja (Rani dan ka Windah).
Hari itu saya dapat teman baru, pulang bareng
dengan teman-teman blogger, makan bakso
sebentar di pinggir jalan Pasar Minggu (ada Aris, Ema, Ifa, Oka) dan kami tetap
berkomunikasi walau yang dibahas tidak selalu tentang Opini. Nah, meskipun tidak berkontribusi banyak, tetapi Opini telah
membuat kami aktif berdiskusi dan terus mengundang temu sampai detik ini. Grup
diskusi blogger ini bertambah orang baru (Riski, Wulan, dan Ka Helda) yang
turut semangat mendiskusikan hal-hal baik.
Opini.id juga membuat tulisan saya dikenal dan dibaca lebih banyak orang, dan tahun ini bertambah lagi teman
baru dalam forum diskusi Opini yang kemarin berkumpul di Wisma Tower 77. Selain
mendapat pembaca dan teman baru, wawasan
dan skill menulis saya ikut bertambah
pula. Opini telah membuat saya jadi lebih aktif menulis,
dan telah memberikan banyak hal positif dalam hidup saya yang tidak produktif.
kiri ke kanan : Bunda Elisa Koraag, Asmirandah, Ema Fitriyani, Afifah Mazaya, ka WIndah Tsu
Yang kerudung pink pendek sekali, ya. Katanya yang pendek gitu peluk-able ~
Jadi, jika kamu ingin tulisanmu dibaca lebih banyak orang, ingin bertambah wawasan dan
teman, menulislah di Opini.id dan bergabung dengan kami menjadi kontribuornya.
Menulis itu menyenangkan, membuat
ketagihan. Sudahkah kamu menulis di Opini.id hari ini? (*)
ps.
foto-foto menggunakan kamera Aris yang telah diedit dengan vsco oleh penulis.
Wahhh...jd pengen nyoba
BalasHapusKeren dah tapi ampe sekarang masih bingung kok masih banyak yg belum tau opini.id yak?
BalasHapusBener bgt, pas buka apss nya opini itu enteng bgt, dan entah kenapa saya seneng ngeliat gambar-ganbar nya, mata saya terhibur. Heheh
BalasHapus