Hi! Assalamualaikum!
Saya mau cerita sedikit mengenai cerpen terakhir saya, yang bukan menjadi cerpen terakhir.
Agustus dua tahun lalu (2013), teman-teman dari komunitas Bookaholicfund pernah kumpul bareng di FX Mall Senayan. Dari pertemuan kali itu, kami sepakat untuk membuat antologi cerpen yang mana semua tokoh utamanya adalah perempuan dan karakternya disesuaikan dengan warna. Setelah disepakati dan ada pembagian tema, saya kedapatan tokoh perempuan yang mengalami KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dan tokohnya menyukai warna emas. Oh, wow!
Awalnya saya sempat bingung. Saya jarang riset dari pengalaman orang, saya kalau menulis, maunya riset ke diri sendiri biar kuat pendalamannya. Sementara, ini kasusnya sudah menikah. Yakali saya nikah cuma buat riset doang, kan bodoh. Akhirnya saya coba buat, dan, yah, belum bisa dibilang berhasil. Uni kan gitu, apa-apa yang dikerjain nggak berhasil mulu. Giliran bikin muka mulus, baru deh berhasil. Hvft.
Saya menulis cerita yang hanya fokus pada dua tokoh –Sam dan Gladiola, sepasang suami istri yang umur pernikahannya hanya seumur jagung, dan tidak menaruh tokoh lain. So far, saya jatuh cinta dengan tokoh Sam karena dia mencintai istrinya dengan caranya sendiri, tetapi cintanya dibutakan oleh emosinya. Terus pas dibaca ulang, kok begini amat ya, cerita saya? Kok alay, kok banyak pemborosan kata? Kok nggak kerasa sakitnya si tokoh ketika mengalami KDRT?
Bagaimanapun juga, tulisan itu akhirnya terbit. Dan jadi koleksi antologi saya. Dan harus tetap saya apresiasi. Dan, semoga kamu suka ketika membacanya :)
Ketika deadline sudah tiba, saya takut. Takut banget, karena ini kumpulan orang-orang yang sudah berpengalaman dalam hal menulis fiksi, dan saya takut cerpen saya jadi butiran Jasjus di antara cerpen yang lain. Proses pengumpulan terbilang cepat, lalu kami saling tukar bacaan dan saling berkomentar, terus ada revisi dari Danis dan Guntur Alam untuk semua cerpen kami. Nah, proses revisi inilah yang memakan waktu sangat lama. Ini adalah cerpen saya yang revisinya paling lama saya kerjakan –selama tujuh bulan (Dan jadi cerpen terakhir sejauh ini, karena saya belum lagi menulis cerpen selama 2015, poor you, Uni). Setiap selesai revisi, saya masih merasa ada yang nggak pas. Sampai sekarang pun masih belum puas. Kelak, ketika kamu membaca cerpen saya dan nantinya menemukan kekurangan, silakan kritik dan masukannya, ya.
Setelah selama ini, akhirnya terbit juga!!! Judul antologi ini adalah HILANGNYA MARYAM DAN PERKARA-PERKARA LAINNYA. (Harus banget di capslock biar kebaca).
Saya suka semua cerpen di sini, keren dan hebat semua mengeksekusinya. Kamu harus membeli antologi ini dan baca semuanya karena tulisan yang lain lebih keren dari saya. Favorit saya? Semuanya. Kalau masih ragu, bisa baca dulu spoiler-nya di Storial.co ya. Harganya 55.000 saja ~ Oh ya, 100% dari keuntungan penjualan buku ini akan disumbangkan ke yayasan Kanker Anak. :')
Dalam antologi, ada cerpen Rara ~
Saya suka semua cerpen di sini, keren dan hebat semua mengeksekusinya. Kamu harus membeli antologi ini dan baca semuanya karena tulisan yang lain lebih keren dari saya. Favorit saya? Semuanya. Kalau masih ragu, bisa baca dulu spoiler-nya di Storial.co ya. Harganya 55.000 saja ~ Oh ya, 100% dari keuntungan penjualan buku ini akan disumbangkan ke yayasan Kanker Anak. :')
How to Buy :
Web – nulisbuku.com
Line – @unidzalika
Twitter – @unidzalika atau @danissyamra
~~~~
~~~~
Tanggal 24 Januari nanti, kami akan mengdakan mini launching di Rawamangun, Jung Coffee di Rawamangun. Datang, ya?
~~
*catatan*
ini bukan novel dan ‘cuma’ cerpen, hehehe. Tapi saya mau mengucap terima kasih ke Putra Permana, teman kampus fakultas Teknik yang sudah sukarela menjelaskan soal pekerjaan kontraktor sepanjang perjalanan kita selama beberapa hari. (Dan sikap kamu yang inkonsisten –kadang baik banget kadang galaknya minta ampun– jadi catatan tersendiri buat saya). Thank you, bro!
~~
*catatan*
ini bukan novel dan ‘cuma’ cerpen, hehehe. Tapi saya mau mengucap terima kasih ke Putra Permana, teman kampus fakultas Teknik yang sudah sukarela menjelaskan soal pekerjaan kontraktor sepanjang perjalanan kita selama beberapa hari. (Dan sikap kamu yang inkonsisten –kadang baik banget kadang galaknya minta ampun– jadi catatan tersendiri buat saya). Thank you, bro!
Terus, terima mana semuah untuk teman SMP saya, Gladiola, yang namanya sudah bersedia saya pakai. (Saya suka sekali sama namanya).
Makasih juga buat ka Maik, Cicik, El, Che, dan Dikta, yang jadi pengkritik paling jeli untuk cerpen ini.
Dan untuk seorang teman perempuan saya yang entah di mana sekarang, percayalah, kamu lebih berharga dari apa pun. Namun, sebelum kamu berniat untuk meninggalkan lelaki yang tega bermain kasar itu, tinggalkan dulu egomu, ya.
Last but not least, thank you, Readers!
Selamat membaca.
wawah, pengen bacaaa kak :D
BalasHapusNanti pesan ke nulisbuku yaaa :)
Hapus" Terus pas dibaca ulang, kok begini amat ya, cerita saya? Kok alay, kok banyak pemborosan kata?"
BalasHapussepenggalan kalimat diatas terkadang saya alami ketika membaca kembali hasilnya.. " serasa pas tapi terasa ada yang kurang "
Terus berkarya mba !! :))
Iya, itulah gunanya revisi ya ehehehe. Ayo, menulis!
Hapusterkadang selintas kepuasan muncul ketika banyak orang yang menyukai karya kita, tapi tentunya kita jangan merasa puas dan selesai, karena kedepanya diperlukan hasil hasil yang lebih pula. heheh
Hapustetap semanga ! :)