Judul
: A Week Long Journey
Penulis
: Altami N. D
Editor
: Didiet Prihastuti
Proofreader
: Lana
Desain
Sampul : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit
: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN
: 978-602-03-1299-6
Tebal
: 256 halaman;20 cm
Kategori
: Young Adult, Teens, Novel, Fiksi
Blurb :
Lina Budiawan baru saja
lulus SMA dan dihadapkan pada kenyataan bahwa dia harus masuk ke fakultas yang
tidak sesuai dengan minatnya karena orangtuanya menganggap jurusan itu memiliki
masa depan yang cerah dibanding passion-nya,
menulis.
Namun, Lina tetap tidak rela
melepaskan genggaman pada mimpinya. Ketika dia dikelililngi orang-orang yang
terus-menerus bicara mengenai bidang yang tidak sedikit pun Lina minati, justru
semakin erat dia mencengkeram obsesi menulisnya. Meski harus mengesampingkan
keluarganya.
Hingga liburan selama
seminggu di Hong Kong menguak semua rahasia dan cerita lama yang tidak pernah
Lina ketahui tentang sejarah keluarganya. Lina pun harus berpikir ulang. Menjadi
idealis atau realistis?
~
Baru dua jam yang lalu saya selesai
membaca buku A week Long Journey dan nggak salah menjadikan buku itu sebagai
pilihan bacaan minggu ini. Aaaaak! Kakak, your first baby so awesome! Membaca
buku ini buat saya kayak ditampar secara terang-terangan karena in fact, saya pun sedang dalam fase
seperti si tokoh utama yang bingung harus idealis atau realistis, bingung harus
nerusin bisnis orangtua apa bertahan dengan passion
sendiri, hahah. Oke skip curcolnya, mari baca review saya mengenai buku ini.
“Money can’t buy happiness, Ma.”
“Money can buy Mercedez Benz, travelling, Gucci, and
big house, Ling.”
(hlm.130)
Ketika membaca judulnya, saya sempat
skeptis karena mengira ini akan jadi cerita klasik macam tokoh kaya raya yang
melakukan perjalanan, terus menemukan cinta dengan kalangan menengah ke bawah kemudian
berakhir happy ending, karena genre buku ini adalah YA. O, rupanya saya salah
besar. Main idea dalam buku ini
berkisah tentang seorang anak bernama Lina, yang punya mimpi besar untuk
mewujudkan sesuatu yang dia inginkan, tetapi harus mengambil jurusan kuliah
yang berbeda dari passion-nya. Dan ‘week’ dalam judul buku ini menjadi
penunjuk bahwa Lina akan melakukan perjalanan selama satu minggu. Lalu dalam
perjalanan tersebut, semua benang merah yang tidak terpikirkan oleh Lina mulai
menemukan titik temu, dan hal-hal yang nggak dia tahu sebelumnya perlahan
terkuak. Liburan selama sepekan itu pun menjadi introspeksi tersendiri bagi
Lina, sehingga dia mulai sadar tujuan hidupnya akan ke mana.
“Kalau mau jadi orang
hebat itu memang susah, nggak semudah membalikan telapak tangan, tapi ya nggak
sesulit memindahkan gunung.” – Ayi Jaya (hlm.169).
Saya suka sekali sama cover bukunya
yang simpel, mudah terbaca, pun pilihan warna biru langitnya punya fiososfi
tersendiri yang berkaitan dengan jalan cerita. Layout bukunya juga rapi, dengan
bunga sakura dan rumput bambu, khas tumbuhan dari negara yang menjadi destinasi
Lina, si tokoh utama. Sayangnya dalam penulisan, saya masih menemukan typo, kesalahan tanda baca, pun banyak antar
kata yang tidak di spasi seperti ;
- “s” ini maksudnya sedang atau salah ketik? (hlm.192),
- “papantanya” seharusnya papanya (hlm.224),
- “mendugaLina” (hlm.246),
- “dancinta” (hlm.249),
- itumerupakan, harusnya itu merupakan (hlm.
22),
- mama, harusnya Mama. (hlm. 20, 21),
- mama, harusnya Mama. (hlm. 20, 21),
- berhasilmenguasai (hlm. 65),
- itudari, harusnya itu dari (hlm. 66),
- Lina menjadi air hangat setelah ayi Jaya
mandi. Menjadi harusnya mandi (hlm. 74),
- tubuhnyanya, harusnya tubuhnya (hlm. 79),
- Damn why it is si hard for me. Si
harusnya so (hlm. 131),
- Menutunya, harusnya menutupnya (hlm. 162),
- dia terimanya, harusnya dia terima (hlm. 171),
- stasiunMTR, harusnya stasiun MTR (hlm. 177),
- maafatas, harusnya maaf atas (hlm. 201),
- jangan itu dong! Harusnya jangan gitu dong!
(hlm. 206),
- “untuk menerima kesalahpahamannya selama
ini, ujar Rita”. Harusnya “untuk menerima kesalahpahamannya selama ini,” ujar
Rita. (hal, 209),
Serta ada penggunaan kata yang
tidak sesuai KBBI seperti “pengen”, “temen-temen”, catetan, harusnya catatan (hlm. 135), catetanku, harusnya catatanku (hlm. 139), pemales, harusnya pemalas (hlm. 156),“di pajang” seharusnya
dipajang (hlm.137), “kemana-mana” seharusnya ke mana-mana (hlm.
145), makannya, harusnya makanya (hlm. 57), juga adanya penggunaan huruf kapital yang tidak pada
tempatnya.
Penggunaan bahasa yang ringan, lugas,
dan apa adanya memudahkan pembaca memahami isi hati Lina dan dengan cepat
memahami jalan cerita meskipun alurnya maju-mundur-maju. Well, kesalahan tanda
baca dan EYD dapat tertutup dengan isi cerita yang menarik dan bisa bikin saya
terharu bacanya di beberapa bab terakhir! Sayangnya, peran narator serba tahu mengambil
bagian begitu banyak dalam buku ini sehigga karakter lain hanya seperti
tempelan saja karena tidak terlalu kuat menampakkan diri, dan narator terlalu
banyak ‘tell’ mengenai fisik, lokasi,
kejadian –yang membuat buku ini sedikit membosankan di bab-bab awal.
Overall buku
ini bagus dan perlu dibaca buat orang yang masih galau antara harus realistis
atau menjadi idealis, hihi. Last but not
least, buku ini membuat saya berpikir kalau… sepertinya saya harus
meneruskan bisnis orangtua dan meninggalkan passion
saya, ha-ha. 3 bintang dari 5, untuk bukunya.
“Idealisme tidak
mungkin terwujud kalau realitas tidak mendukung. Karena itulah dunia membutuhkan orang-orang
yang bisa menyatukan idealisme dan realita. Ketika dua hal yang tampak berbeda
itu menyatu, kita bisa menyebutnya mimpi yang menjadi kenyataan.” (hlm.249)
Akuuuuuu kenaaal sama kakak penulisnya loooh. Dan sudah punya buku nya jugak.
BalasHapusThere are so many great ways to get a higher books! All these services are high quality and provided as way for students to get help when needed. Best dissertation help services in UK this is a good post with some often overlooked resources for students!
BalasHapusYour blog is good and i have get good idea of books and i will try to get these type of books for me and for my friends... Cheap Dissertation Writing Service
BalasHapus