Kamu tahu, ada yang membuatku resah belakangan ini. Aku cemas memikirkan keadaanmu. Apakah kamu sendirian di rumah?
Selamat sore kamu, yang matanya masih memerah sisa menangis sepanjang hari. Tahukah kamu, semua orang memang memiliki garis nasib yang berbeda. Hanya saja untuk sebagian orang pernah merasakan kejadian serupa, seakan bernasib sama. Dan itu berlaku untuk kita berdua. Pada satu dan lain hal kita berada di kondisi yang sama. Kita sama tentang perasaan sedih, bahagia, kesal, kehilangan, dan kerinduan.
Bagaimana kabarmu sekarang? Sudah lebih baikan? Aku turut berduka cita sedalam-dalamnya. Aku tahu persis rasanya ditinggal orangtua, aku pernah ada di posisi itu. Pesanmu subuh itu sungguh membuatku terkejut, menangis tiba-tiba. Aku tahu sakitnya ditinggal.
Sebelumnya aku berterima kasih, kamu masih sempat berkabar padaku mengenai kabar mamamu. Aku ikut merasa kehilangan walaupun aku belum pernah bertemu secara langsung. Sebab, cerita-ceritamu tentangnya membuatku merasa begitu dekat. Malam sebelum mamamu pergi, kita masih berbincang, mengatakan bahwa kehilangan itu adalah hal yang paling kita takuti, dan paginya kamu benar-benar harus menghadapi apa yang sedang kamu takutkan. Sabar, sayang. Kamu tidak akan sendiri. Yang kuat ya, ada Tuhan bersamamu.
Kamu boleh saja bersedih untuk sementara ini, biarkan rasa itu ada. Kamu harus sadar bahwa ia sudah pergi, tapi jangan sampai kamu berusaha melupakan kenangan akan mamamu.
Jangan. Jangan kau buang baju-bajunya. Jangan kau kosongkan kamarnya. Biarkan semua kenangan tentangnya hidup bersamamu.
Semoga kamu baik-baik saja di sana. Hubungi aku kapan pun kamu butuh, aku akan selalu menjawabnya.
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)