Ini aku. Manusia tak berdaya jika tanpa orangtua. Manusia purba kala tanpa teknologi. Manusia tak tahu balas budi untuk lingkungan, dan manusia bodoh jika tidak menganut apa yang Tuhan perintahkan.
Sebut saja namaku Yumna. Dan aku begitu mencintai bumi ini. Ibuku memiliki tangan hijau, di mana ketika tumbuhan tersebut disentuh, mereka semua akan lebih hidup, tumbuh segar, dan berbunga lebih cepat. Bahkan tumbuhan yang sudah renta dan daunnya menguning bisa saja kembali hijau. Ayahku, memiliki tangan sehat, yang mana semua hewan akan lebih lincah dan lebih sehat ketika dirawatnya. Adikku Ayu, memiliki tangan cekatan. Dia selalu mematikan semua lampu rumah kecuali pada pukul 18:00-20:00 WIB . Selain jam tersebut, rumahku gelap. Letika kutanyakan kenapa, jawabnya :
"Mematikan lampu dapat menyehatkan mata dan mengurangi kerusakan bumi, kak."
Ayu suka sekali bermain twitter -akun sosial yang menjadi media komunikasi dan ekspresi- di ponsel dan aku selalu melihatnya mengecas ponsel setiap lima jam sekali. Adikku tahu, terus-menerus memakai aliran listrik membuat dampak buruk bagi bumi. Tapi dia melakukan banyak hal untuk melindungi lingkungannya dan dia bilang hal tersebut sebagai bayaran karena dia selalu memakai aliran listrik.
Dia selalu membuang sampah pada setiap gentong yang tersedia di sekitarnya. Dia selalu menolak memakai plastik saat berbelanja, dia selalu mematikan lampu, dia selalu menggunakan air secukupnya, dan dia tak pernah mengeluh saat terik raja siang kadang membuat peluh kami bercucuran.
Di keluarga ini, benar adanya bahwa hanya aku yang tak memiliki tangan khusus. Aku hanya seorang penulis yang setiap lembar cetakan naskahku membuat pohon-pohon harus ditebang. Aku hanya seorang pembawa acara yang setiap bekerja dengan sound system dapat membuat jutaan volt mengalir dan membuat bumi mengalami kerusakan. Aku hanya seorang manusia yang sibuk menyalakan ponsel dan membuat aliran listrik bertambah. Tapi, setidaknya, aku dan keluargaku tengah berusaha untuk melestarikan lingkungan, flora, fauna, dan menghentikan kerusakan bagi bumi walau tindakan kami hanya sederhana.
Aku sudah jelaskan. Aku ini manusia. Aku pernah dan akan berbuat salah. Tapi aku akan berbuat satu perbuatan kecil yang bisa mengganti kesalahanku.
Aku sayang keluargaku. Dan sayang tempatku berpijak. Kalau kamu tidak suka denganku, tak masalah. Setidaknya kamu bisa memahami maksudku. Semoga kamu mengerti ya.
Iya kamu, Yang sedang duduk di dalam gedung-gedung pencakar langit yang berdiri tegap dengan angkuhnya.
Sebut saja namaku Yumna. Dan aku begitu mencintai bumi ini. Ibuku memiliki tangan hijau, di mana ketika tumbuhan tersebut disentuh, mereka semua akan lebih hidup, tumbuh segar, dan berbunga lebih cepat. Bahkan tumbuhan yang sudah renta dan daunnya menguning bisa saja kembali hijau. Ayahku, memiliki tangan sehat, yang mana semua hewan akan lebih lincah dan lebih sehat ketika dirawatnya. Adikku Ayu, memiliki tangan cekatan. Dia selalu mematikan semua lampu rumah kecuali pada pukul 18:00-20:00 WIB . Selain jam tersebut, rumahku gelap. Letika kutanyakan kenapa, jawabnya :
"Mematikan lampu dapat menyehatkan mata dan mengurangi kerusakan bumi, kak."
Ayu suka sekali bermain twitter -akun sosial yang menjadi media komunikasi dan ekspresi- di ponsel dan aku selalu melihatnya mengecas ponsel setiap lima jam sekali. Adikku tahu, terus-menerus memakai aliran listrik membuat dampak buruk bagi bumi. Tapi dia melakukan banyak hal untuk melindungi lingkungannya dan dia bilang hal tersebut sebagai bayaran karena dia selalu memakai aliran listrik.
Dia selalu membuang sampah pada setiap gentong yang tersedia di sekitarnya. Dia selalu menolak memakai plastik saat berbelanja, dia selalu mematikan lampu, dia selalu menggunakan air secukupnya, dan dia tak pernah mengeluh saat terik raja siang kadang membuat peluh kami bercucuran.
Di keluarga ini, benar adanya bahwa hanya aku yang tak memiliki tangan khusus. Aku hanya seorang penulis yang setiap lembar cetakan naskahku membuat pohon-pohon harus ditebang. Aku hanya seorang pembawa acara yang setiap bekerja dengan sound system dapat membuat jutaan volt mengalir dan membuat bumi mengalami kerusakan. Aku hanya seorang manusia yang sibuk menyalakan ponsel dan membuat aliran listrik bertambah. Tapi, setidaknya, aku dan keluargaku tengah berusaha untuk melestarikan lingkungan, flora, fauna, dan menghentikan kerusakan bagi bumi walau tindakan kami hanya sederhana.
Aku sudah jelaskan. Aku ini manusia. Aku pernah dan akan berbuat salah. Tapi aku akan berbuat satu perbuatan kecil yang bisa mengganti kesalahanku.
Aku sayang keluargaku. Dan sayang tempatku berpijak. Kalau kamu tidak suka denganku, tak masalah. Setidaknya kamu bisa memahami maksudku. Semoga kamu mengerti ya.
Iya kamu, Yang sedang duduk di dalam gedung-gedung pencakar langit yang berdiri tegap dengan angkuhnya.
kamu yg duduk sambil mencakar langit ;D
BalasHapusbener juga, jika dibilang stop melakukan hal2 yg dpt merusak bumi jelas tidak bisa. bahkan untuke kebutuhan pokok seperti mandi atau memasak pun pasti menimbulkan limbah. meminimalisir lebih tepatnya :)