Malam ini aku bersimpuh diatas alas yang bersih dan suci. Aku berdoa, untuk kamu.
Untuk kamu yang selalu tersenyum meskipun sebenarnya kamu penuh luka,
Untuk kamu yang selalu ceria padahal kamu sering jatuh berkali-kali,
Untuk kamu yang tidak pernah sakit meskipun jutaan musuh menyerang,
Untuk kamu yang selalu berprasangka baik walaupun hidup tak pernah sebaik yang kamu kira,
Untukmu, aku berdoa .
Agar kamu selalu kuat, selalu kuat, selalu kuat, selalu kuat, selalu dan tak akan pernah menjadi lemah sedikitpun.
Agar kamu selalu tersenyum, tersenyum, tersenyum, dan terus tersenyum apapun yang kamu alami entah pahit, sakit, perih, atau penuh kemalangan.
Agar kamu tak pernah sedih. Karena aku selalu takut ketika kamu bersedih.
Sebab jika kamu sedih, seluruh semesta ikut sendu dan suram. Langit menjadi redup lalu turun rintik hujan yang kian menderas. Angin berhembus kencang dan debu berterbangan, membuat sesak pernapasan. Kalau kamu sedih, semua akan ikut merasakan dampaknya. Banyak yang kehilangan suasana ceria, suasana ramai dan suka cita yang selalu ada dalam dirimu. Ditambah, aku sebagai sosok terdekatmu akan merasakan sakit luar biasa di sekujur tubuh kalau kamu bersedih. Jadi aku berdoa agar kamu tidak sedih karena kehadiranmu begitu dibutuhkan.
Aku juga berdoa agar tuhan memaafkan kesalahanku padamu. Aku punya salah. Aku sering sekali menangis untuk dia tapi melupakan kamu. Aku selalu berusaha menyenangkan dia tapi begitu lupa untuk menyenangkan kamu. Apa aku egois?
Aku sayang kamu tapi kamu pasti tak percaya saat aku mengatakannya, karena tak ada hal yang berarti yang aku lakukan untuk membuatmu senang.
Aku tahu kamu hebat. Kamu bisa memberikan kebahagiaan untuk orang lain tapi aku yakin, kadang ada saat kamu tak bisa menahan semuanya sendirian dan aku malah mencurahkan semua kegelisahanku kepada dia. Aku sungguh bodoh. Dan tolol.
Aku sekarang hanya ingin berdoa pada Tuhan, menangis di hadapan Tuhan, dan selalu berusaha untuk menyenangkan kamu terlebih dahulu.
Semua untuk kamu, sepotong hati yang yang bersemayam dalam tubuh ini. Aku tidak akan menangisi atau membuat bahagia hati orang lain sebelum membahagiakan kamu. Tidak lagi bercerita kepada dia; hati orang lain yang jelas-jelas tidak memahami kamu. Aku terlalu sibuk mengurusi hati orang lain agar selalu bahagia dan selalu melakukan apapun untuk membuat mereka senang. Tapi aku lupa memprioritaskan kamu. Maaf. Kini aku akan menomorsatukan kamu terlebih dahulu.
Aku sungguh sayang kamu, hati. Kamu yang kuat ya, perjalanan kita masih panjang.
Dari yang selalu berdoa untukmu,
Panca Indra; (Mata, Telinga, Lidah, hidung, dan Kulit)
semua panca indera berjalan selaras ya mbak,,jika ada satu saja yg sakit maka seluruhnya akan merasakan dampaknya..
BalasHapussalam kenal mbak :)