Okeh, perhatian.
Tulisan ini berdasarkan kisah nyata yang sebenernya bakal bikin aku sesak napas dan bikin kamu yang baca nyesel karena jijik sama ceritanya. Tapi karena tuntutan tema event menulis jadi aku (nggak) terpaksa harus menceritakan tentang 'First Love' yang pernah aku alamin. Dan kamu, wajib baca!
Yuk, mari simak kisahnya.
Perlu digaris bawahi, yang bakal di certain tentang first love dan bukan cinta pada pandangan pertama. Karena cinta pada pandangan pertama cuma terjadi di kampus, di satu orang. Tapi kalau cinta pertama... Emm, gimana ya, aku setiap ketemu cowok ganteng langsung suka. Ada byang lewat dikit langsung kesemsem. Dikasih hadiah bisa bikin aku berbunga-bunga seharian.
Ini berawal saat sekolah dasar kelas dua. Gila ya aku masih EsDe bok, udah main cicintaan aja.
Ceritanya ada cowok keturunan Belgia-Belanda-Indonesia gitu. Sip dia punya darah bule! Matanya cokelat, hidungnya mancung, dan di kelas dia suka gangguin aku sampe teman-teman satu kelas sering ngeledekin kami. Aku sering cerita ke satu sahabatku kalau aku seneng ngeliatin itu cowok karena ganteng. Anak-anak juga bilang kami cocok karena rambut sama-sama pirang, kulit sama-sama putih, (Yaelah plis deh obrolan anak bocah). The problem was, aku anaknya centil dan paling nggak bisa kalau ada yang ngeledekin gitu. Soalnya aku malah bakal jadi ikut-ikutan ngeledekin diri sendiri dan dampak negatifnya, si cowok itu nggak ngerti mana yang bercanda sama serius, sampai akhirnya cowok berdarah campuran itu beneran suka sama aku. Eh tapi sukanya anak esde ya cuma suka-sukaan. Belum ngerti juga pacaran itu apa.
Kelas tiga aku pindah sekolah dan aku denger kabar ternyata dia jadian sama sahabatku (yang tahu kalau aku suka itu cowok) setelah pindah. Uwoooow!
Masuk es-em-pe, ada seorang cowok yang keturunan arab gitu dan namanya bagus banget, aku suka sama itu orang karena ngebayangin nanti kalau nikah sama dia pasti keren di buku undangannya. Ada (bisa dibilang) seorang sahabat yang berniat buat ngejodohin karena pada masa itu udah banyak banget temen yang ngejalin hubungan cinta monyet sedangkan aku belum. Okesip ada yang bantuin. Eeeh ternyataa sodara-sodara, sahabatku di suatu malam dengan tampang (seolah) penuh penyesalan bilang maaf because she was in relationship with him already! Dia bilang mereka saling suka dan cowok itu bilang, dia nggak minat sama aku. Ouch! Fyi aja, mereka awet sampe sekarang. Oke lupakan.
Berikutnya di masa-masa paling indah, saat sekolah menengah i was totally tired to find 'someone' special. Jengah. Jadi selama tiga tahun cuma sibuk ngurusin akademis dan main sama teman-teman. And yes, alhamdulillah nggak ada orang berlabel sahabat yang pacaran sama orang yang aku suka, lol.
Suatu hari saat liburan sekolah, ada acara pelatihan jurnalistik dan... Taraaa! Ada seseorang (yang seharusnya tidak perlu lagi di bicarakan) dan dia berhasil bikin aku 'betah' on his heart almost three years :D .
Yah tapi semua cerita diatas cuma penggalan kenangan yang telah melengkapi sebagian kecil hidupku. Ga berniat buat dilupakan tapi nggak mau juga dimasukin ke daftar kenangan paling nggak bisa dilupakan. Itu cuma selewatan aja.
Sampai akhirnya saat aku berstatus sebagai mahasiswa, aku mulai bertemu seseorang di tengah banyaknya manusia yang ada dihadapanku. Aku yakin itu first love at first sigh with him. Pertama kali ketemu, aku masih ingat, mataku sampai nggak bekedip dan mungkin lebih dari lima menit melihat dia, mengingat gerak-geriknya, menghapal suaranya, perhatikan pakaiannya, dan untungnya orang sekitar nggak menyadari hal itu. Aku benar-benar ngerasain yang namanya seluruh waktu terasa berhenti. O, ini yang namanya menemukan sesuatu yang selama ini kita cari, sesuatu bernama cinta.
Kamu pernah nggak mengalami jatuh cinta dan patah hati di waktu yang sama? Aku pernah.
Aku jatuh cinta pada seseorang yang kalau menatapnya mataku akan silau karena dia terlalu bercahaya. Saking silaunya aku sampai menutup mataku dan ketika aku membuka mata lagi, dia sudah dikelilingi oleh beberapa perempuan, seketika aku langsung sakit hati.
Kamu pernah ngalamin saat emosi sudah mencapai titik didih dan emosi tingkat dewa, tapi kamu nggak mengeluarkan amarah kamu? Aku pernah.
Aku tidak bisa marah pada orang ini, emosinya hilang begitu saja saat lihat matanya yang selalu berkata jujur.
Kamu pernah nggak diposisi jadi orang yang gila belanja dan gemar gonta-ganti aksesoris, termasuk yang up-to-date soal style, tapi mendadak jadi orang yang sederhana saat tahu orang yang kita suka tidak menyukai kemewahan? Ooh, aku pernah mengalaminya.
Aku selalu yakin itu namanya cinta, tapi dia bilang bukan. Dia bilang aku bahkan tidak tahu apapun tentang esensi cinta, kasih sayang, peduli. Kami begitu memiliki banyak persamaan tapi membesar-besarkan perbedaan kecil.
Jadi kami berdua seperti dua orang yang berada di tepian jurang yang bersebrangan, dan berjalan bersamaan tapi di tempat berbeda dan menuju arah yang berbeda. Dan nggak ada salah satu dari kami yang mau menyebrangi jembatan supaya kita nggak terpisah diantara dua jurang.
Kamu pernah ngalamin? Waktu kamu dan keluargamu yakin 'dia' orangnya tapi disisi lain semua mengatakan bukan dia. Yes, it happens to me dan rasanya sakit sekali. Kamu nggak akan tahu segimana sakitnya sampai kamu ngerasain sendiri.
Menurutku, menyukai seseorang itu sederhana, sesederhana kamu beli gadget dan kamu puas dengan apa yang kamu beli lalu menyukainya, karena mata kamu melihat apa yang kamu cari ada di gadget itu.
Sayangnya kita manusia yang punya hati yang meskipun mencintai seseorang, ada otak yang selalu mendahulukan logika, ada mata yang terkadang tidak puas dengan fisik orang yang kita suka, ada telinga yang mau tidak mau selalu mendengar kritik-saran-pesan dari lingkungan tentang dia, ada kulit yang terkadang tidak peka dengan dua tubuh yang saling membutuhkan, juga ada lidah yang mampu berbohong untuk mengatakan hal yang berbalik dengan perasaan hati. Ya, manusia membuatnya rumit.
Sama seperti aku yang terlalu rumit mengatakan siapa 'first love' ku. Nggak perlu tahu dia siapa, aku juga nggak berharap lebih karena, ya itu. Dia juga merupakan sebagian dari penggalan masa lalu yang tidak perlu aku hapus kenangannya. Dia nggak wajib baca bahkan kalau nggak baca pun nggak masalah. Tapi untuk orang lain di luar sana, setelah baca ini, cobalah jadi orang yang selalu mengerti dan mensyukuri kehadiran pasanganmu saat ini.
Terima kasih sudah membaca, selamat mencintai dan dicintai! :)
H-7 menuju ulang tahun kamu, semoga cepat menemukan perempuan yang bisa memahami, mencintai, dan mengerti kamu sepenuhnya.
cinta sejati itu tidak pernah salah alamat. kalau jodoh pasti kamu berdua balik lagi.
BalasHapus